INILAH barangkali dambaan semua orang: makan enak-enak tetapi berat badan tetap terjaga, bahkan terhindar dari rongrongan kolesterol. Seakan bisa membaca keinginan itu, pabrik obat terus menggebu membanjiri pasar dengan obat antikolesterol. Simvastatin adalah satu obat antikolesterol -- di bawah merek dagang Zocor produksi merek Sharp & Dohme, AS -- yang rupanya efektif menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Obat ini sudah lolos dari saringan FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan di AS) sejak dua tahun lalu. Dari berbagai hasil pengujian -- di antaranya dimuat dalam The American Journal of Cardiology diketahui bahwa sejumlah sampel yang mengonsumsi Simvastatin dengan dosis 10 miligram, dalam enam minggu, kadar kolesterolnya turun secara meyakinkan. Total kolesterol mereka mampu turun 23 persen. Sedangkan kolesterol jahat disebut LDL (low density lipoprotein) direm 30 persen. Komponen lemak lainnya, seperti triglesirida, bisa diturunkan 16 persen. Dan kolesterol baik HDL (high density lipoprotein) justru bisa naik 9 persen. Cara kerja obat antikolesetrol ini mirip obat-obat antikolestrol generasi Inhibitor HMG Co A Reduktase. Dengan menghambat produksi enzim HMG Co A Reduktase, kolesterol yang terdapat pada makanan dan masuk ke dalam liver tidak akan beredar ke seluruh tubuh. Soalnya, proses pengangkutan oleh liver tidak terjadi. Akibatnya, kadar kolesterol yang melayang-layang di dalam darah akan menurun. Sedangkan kolesterol yang tertimbun di dalam hati kemudian diolah oleh asam empedu dan dibuang bersama kotoran. Yang menonjol dari Simvastatin adalah bahwa obat ini baru aktif bekerja setelah masuk ke dalam hati. Berarti, ia langsung bekerja ke target organ. Dengan sistem ini, kata Dokter Henu Tonang, cara kerjanya lebih efektif. Sebanyak 95 persen mampu menghambat pembentukan kolesterol di hati, hanya 5 persen yang lolos. "Kalaupun lolos, relatif aman bagi organ lain, karena bahan yang beredar merupakan bahan tidak aktif," kata manajer PT Cetapharm, distributor obat antikolesetrol ini. Namun, penderita liver akut tidak disarankan mengonsumsi obat ini. Kelebihan lain dari Simvastatin adalah mampu mengempiskan dan membuat stabil plaque (penumpukan kolesterol yang melekat pada pembuluh darah). Artinya, tumpukan kolesterol itu tidak akan pecah, sehingga terjaga namun makin lama makin mengempis. Hasilnya, pembuluh darah lega dan lapang, darah pun mengalir lancar. Dengan sendirinya, serangan jantung koroner dan stroke dapat ditangkal. Dewasa ini, Simvastatin sudah digunakan di 79 negara di dunia. "Di Indonesia dua bulan lagi bisa dibeli di apotek," kata Noko Sumanto, manajer pemasaran PT Cetapharm. Biarpun Simvastatin begitu mujarab, agaknya masih lebih aman dan murah mencegah kolesterol dengan diet dan olahraga secara teratur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini