Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tak ada yang tahu kapan kita tutup usia. Tetapi, kita tahu pada akhirnya akan mati. Meski begitu, hampir semua orang berharap panjang umur, apapun alasannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kita memang tidak tahu kapan ajal akan menjemput. Namun, Anda masih dapat melakukan beberapa cara untuk membantu hidup lebih lama sambil menikmati waktu saat ini. Melansir Active Beat, berikut tujuh cara yang dapat membantu panjang umur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Terus bergerak
Duduk sepanjang hari di rumah tentu dapat mengurangi kemungkinan mengalami kecelakaan. Tetapi, sebenarnya ini tidak memberikan manfaat apapun untuk hidup. Bahkan, jika Anda berusia 50 tahun dan belum pernah melakukan aktivitas fisik masih belum terlambat untuk mulai mendapatkan manfaatnya, salah satunya adalah umur yang lebih panjang.
Jalan cepat setengah jam tiga kali seminggu pada dasarnya dapat membalikkan usia fisiologis sekitar 10 tahun. Sebuah penelitian terhadap 220 pria usia pensiun menunjukkan kelompok yang aktif mengalami peningkatan kekuatan aerobik 12 persen dan 10 persen peningkatan kekuatan dan fleksibilitas pinggul selama periode satu tahun. Tidak mengherankan jika menurunkan berat badan berlebih juga dapat meningkatkan harapan hidup.
Kurangi kalori
Masih diperdebatkan apakah diet rendah kalori akan memiliki efek yang sama pada manusia walaupun sebuah penelitian menunjukkan orang dapat menambahkan 5 tahun hidup mereka dengan cara ini. Percobaan pada tikus laboratorium telah terbukti hidup hampir dua kali lebih lama ketika diberi makan diet "hampir kelaparan", yang berarti kalori 30 persen lebih sedikit dari biasanya. Namun, jika Anda pecinta kuliner, ini mungkin bukan cara untuk meningkatkan kualitas hidup seiring bertambahnya usia di luar tahun yang diharapkan.
Bekerja lebih lama
Pensiun dini sebenarnya dapat meningkatkan risiko kematian dini. Penelitian dari Universitas Negeri Oregon menunjukkan bekerja melewati usia 65 tahun dapat berarti umur yang lebih panjang dan manfaatnya telah ditunjukkan pada orang yang pensiun pada usia 66 tahun.
"Bahkan orang dewasa yang menggambarkan diri sebagai orang tidak sehat menuai manfaat dari pensiun yang ditunda, yang menunjukkan faktor selain kesehatan mempengaruhi kematian pascapensiun," catat penelitian tersebut.
Menikah
Sementara pasangan yang sudah menikah tidak selalu bersama, ternyata dalam hal hidup lebih lama pernikahan dapat menjadi nilai tambah yang besar. Penelitian yang dikutip dari Universitas Harvard menetapkan pria yang menikah jauh lebih mungkin untuk mendeteksi kanker mematikan pada tahap awal daripada rekan-rekan yang tidak menikah. Selain itu, memiliki pasangan jangka panjang juga baik untuk jantung karena penelitian lain menemukan pria menikah 46 persen lebih kecil kemungkinannya meninggal karena penyakit jantung dari pria lajang.
Tak punya anak
Para wanita, terutama yang memutuskan menunda punya anak sampai setelah usia 20-an, penelitian dari New England Centenarian Study (NECS) menunjukkan wanita yang menunggu hingga usia 33 tahun untuk memiliki anak memiliki peluang hidup lebih lama daripada yang punya anak terakhir sebelum usia 30 tahun.
Penelitian menunjukkan hasilnya tidak signifikan, wanita yang memiliki anak terakhir setelah usia 33 tahun menggandakan peluang mencapai usia 95 tahun dibandingkan dengan yang punya anak sebelum usia 30 tahun. Ada juga bukti variasi genetik yang membuat seorang wanita subur lebih lama juga dapat meningkatkan peluang untuk memiliki rentang hidup yang luar biasa panjang.
Tetap terhubung
Faktanya, kehidupan sosial yang sehat mungkin sama baiknya dengan kesehatan jangka panjang, seperti menghindari rokok. Memang belum sepenuhnya dipahami mengapa berjiwa sosial memiliki dampak positif pada umur. Tetapi, memiliki orang-orang yang peduli membantu kesejahteraan. Studi laboratorium menunjukkan dalam situasi stres, tekanan darah dan detak jantung akan berkurang jika ditemani orang yang dekat.
Sering tersenyum
Para peneliti di Universitas Negeri Wayne melihat intensitas senyum dari 230 foto pemain di kartu bisbol, yang memulai karir sebelum 1950. Rupanya, yang tersenyum paling lebar di foto rata-rata berumur 79,9 tahun dibandingkan dengan 75 tahun untuk pemain dengan senyum tipis, dan 72,9 tahun untuk pemain yang tidak tersenyum sama sekali. Tersenyum melepaskan endorfin dan serotonin, yang membantu mengendalikan peradangan dan rasa sakit. Faktanya, tersenyum adalah penguat kekebalan dan penstabil suasana hati yang kuat. Bahkan, jika Anda tidak ingin tersenyum hari ini, cobalah untuk tersenyum.
Baca juga: Rahasia Panjang Umur Warga Jepang dan Hawaii