APA yang terjadi setelah usia 40 tahun? Pokok pembicaraan dalam
seminar sehari suntuk yang diselenggarakan oleh biro jasa
pelayanan psikologi Infocrat Associates tersebut ternyata
berhasil menyedot banyak minat. Sedikitnya 200 wanita ambil
bagian dalam seminar yang kartu undangannya seharga Rp 20.000
per lembar itu.
D alam seminar yang berlangsung tanggal 17 Oktober di Elotel
Mandarin, Jakarta, itu ahli psikologi Sarlito W. Sarwono
menyatakan manusia pada dasarnya bersifat poligami dan tidak
poliandri. Sama seperti binatang primata. Tetapi dengan berbagai
peraturan dan undang-undang, sifat poligami itu dicoba untuk
dibatasi sendiri oleh manusia. "Untuk menyesuaikan diri dengan
peraturan tanpa mematikan instink poligami manusia itu, menjadi
tugas wanita untuk selalu tampil di depan suami dengan bentuk
yang baru," katanya.
Ia memberikan contoh sifat sapi pejantan yang jika sudah tidak
tertarik pada betinanya lagi, oleh pemiliknya dicarikan akal,
misalnya dengan menyinari betina itu dengan lampu berwarna atau
memindahkan mereka ke kandang yang lain. "Kalau tidak, pejantan
itu akan melompat pagar mencari rumput di pekarangan tetangga.
Bagi pejanun itu, rumput di pekarangan tetangga nampak selalu
lebih hijau," katanya disambut senyum-senyum simpul oleh
hadirin.
Mesin Bekas
Menurut Sarlito usia 40-55 tahun merupakan tahap paling kritis.
Pada usia ini pria biasanya sudah mencapai segala sesuatu yang
dicita-citakannya. Tetapi pada saat itu pula dia harus
berhadapan dengan kenyataan berupa perubahan fisik. Seperti
perut mulai membuncit dan datangnya rupa-rupa penyakit. Sebagai
reaksi, mereka suka melakukan perbuatan mirip anak-anak remaja.
Karena itu tahap ini disebutkan juga masa remaja kedua. "Mereka
mulai senang berdandan, suka mengagumi diri sendiri minta banyak
perhatian dari orang sekitarnya, cepat marah dan ingin
mencobakan kejantanannya pada wanita-wanita lain. Di sinilah
wanita harus mulai was-was. Sebab bila istri acuh-ukacuh dan tak
mampu melayani sang suami, ia akan melakukannya pada orang lain.
Sebab pria pada usia ini gampang jatuh pada rayuan orang yang
bisa memuja diri mereka dan memenuhi tuntutan egonya," ulas
Sarlito.
Sementara itu ahli psikologi Saparinah Sadli menunjukkan jalan
bagaimana wanita dapat menghadapi usia tua dengan mantap. Dengan
motto groujing old graciously atau menjadi tua dengan anggun, ia
menegaskan kaum wanita harus tetap dapat tampil, bahkan dengan
lebih berwibawa setelah melewati menopause: "Janganlah karena
toh sudah tua lalu tampil dengan penampilan semaunya karena kita
sudah tua. Sikap masyarakat kita yang menempatkan orangtua pada
kedudukan terhormat masih harus dipertahankan dengan perilaku
dan penampilan yang dapat diteladani," katanya.
Buat wanita, menurut Saparinah, perubahan terpenting dalam hidup
mereka adalah pada usia 35 - 40 tahun. Perubahan itu mula-mula
datang tidak disadari. Tubuh gampang gemuk, cepat capek dan haid
mulai berkurang. Datangnya menopause menyebabkan wanita merasa
kehilangan peranan. Keadaan ini bisa mendorong wanita menderita
depresi. Mereka mulai hilang semangat, merasa tak berguna dan
berdosa. Tetapi perasaan tertekan yang dialami wanita pada masa
menopause ini bukanlah gambaran umum. Menurut Saparinah hanya
10-15% dari wanita menjelang menopause mengalami keluhan yang
serius dan memerlukan bantuan seorang ahli. "Mayoritas wanita
mengalami hal-hal yang lebih positif dalam menghadapi proses
menua tersebut," katanya.
Dari segi biologis, dr. Kartono Mohamad, kolomnis dan Pemimpin
Redaksi Majalah Medika, mengungkapkan bahwa proses menuju tua
sudah berlangsung sejak manusia masih bayi, karena terjadinya
perubahan yang tak bisa diperbaiki pada sel-sel tubuh. Proses
itu terusmenerus dan dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern.
Faktor intern ialah faktor hormonal sedangkan faktor ekstern
ialah diit dan lingkungan.
Hormon yang disinggung Kartono dalam membicarakan proses menua
itu ialah estrogen dan adrenaliw. "Kalau estrogen membantu
pertahanan tubuh dalam menghadapi proses menua, maka adrenalin
justru mempercepat ketuaan. Keduanya dipengaruhi pula oleh
emosi. Adrenalin merupakan pemacu manusia untuk bertahan
menghadapi ancaman. Kalau ada ancaman, adrenalin akan banyak
diproduksi dan membuat manusia bersikap siap untuk melawan atau
melarikan diri."
Kartono juga menyinggung bahwa keluhan menopause pada wanita
Timur tidak begitu hebat karena untuk negara-negara Timur usia
tua justru menempatkan wanita dalam kedudukap yang lebih
terhormat dan lebih dihargai. "Di negara-negara industri yang
mengagungkan produktivitas seseorang, usia tua membuat wanita
merasa dirinya bagaikan 'mesin bekas' yang tidak dapat
berperanan lagi'di masyarakat."
Meluapnya perhatian terhadap seminar tersebut menunjukkan bahwa
masalah usia tua merupakan bidang yang rupanya banyak dipikirkan
wanita sekarang. Terutama yang tinggal di kota-kota. Buat
Infocrat Associates ini merupakan potensi bisnis yang cukup
kuat. Diselenggarakan di Hotel Mandarin dengan sajian makan
siang dan makanan kecil, biro ini kabarnya masih bisa untung 50%.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini