JAUH sebelum kasus Ny. Sri meledak ke permukaan, pergunjingan tentang bedah kosmetik dan operasi vagina sudah beredar di salon-salon kecantikan. Kabarnya, inilah cara terbaik "menggaet" suami sendiri. Di Jakarta, Klinik Asih Trisna sudah lama jadi bagian pergunjingan itu. Klinik ini jelas bukan unit gawat darurat, tetapi buka 24 jam. Di situ dilakukan bedah plastik dengan izin resmi sehari penuh, sedang pasiennya lumayan banyak. Namun, bedah plastik juga menjamur secara gelap di sejumlah salon kecantikan. Dan praktek macam ini sudah menyebar ke pelosok-pelosok. Sebuah sumber yang bisa dipercaya menyebutkan, di Lubukpakam, Sumatera Utara, ada seorang perawat yang sudah tiga tahun melakukan bedah plastik di sebuah salon kecantikan. Seperti juga di Pluit, Jakarta, perawat ini berlindung pada abangnya, seorang dokter. Praktek ahli bedah plastik gadungan seperti itu pernah menghebohkan Malaysia. Ny. Lau, penduduk Kota Sungai Petani Negara Bagian Kedah, akhir tahun lalu menjalani operasi vagina dan pembesaran buah dada. Pada proses operasi itu, ia koma dan seterusnya pingsan selama tiga minggu. Setelah siuman, ternyata, ingatan Ny. Lau terganggu. Sementara dokternya yang gadungan -- konon dari Taiwan -- sudah raib. Tapi apa mau dikata, peminat -- yang kadang-kadang nekat -- tetap banyak. "Saya operasi mata agar lebih cantik," ujar Patrice (d/h A Tiau), seorang wadam di Bandung, yang menjalani operasi lipatan mata (blepharoplasty) di Jakarta. "Operasinya nggak lama, kok, cuma sejam," tuturnya. Wadam ini cukup puas dengan mata barunya. "Dokter di Indonesia sudah pinter-pinter, kok, kita nggak usah ke luar negeri," katanya. Komentar yang sama datang pula dari Ny. Tjoan. Hampir sepuluh tahun yang lalu, ketika masih gadis, ia menjalani operasi hidung (rhinoplasty). Rupanya, bedah kosmetik yang dilakukan seorang ahli THT di Jakarta itu sukses. "Orang bilang wajah saya seperti Lilis Suryani," katanya puas. Lewat gosip semacam ini pula, vaginoplasty menjadi dambaan ibu-ibu. Mereka menyangka operasi ini sekadar menjahit lubang faraj (vagina) seperti pada persalinan. "Wah, tidak," ujar dr. Buchari Kasim. Ahli bedah plastik dari Medan itu menerangkan, vaginoplasty lebih sulit dan penuh risiko. "Penjahitan pada persalinan hanya bagian luarnya, sementara vaginoplasty menjalani pembukaan sampai ke dalam," katanya. Pembuangan lemak di perut, pinggul, pinggang, dan paha sering kali juga dianggap "enteng". Padahal, operasi ini, seperti yang dialami Ny. Sri, punya risiko besar. Teknik bedah plastik ini -- beserta teknik bedah kosmetik lain -- ditemukan seorang ahli bedah plastik Brasil, Dr. Ivo Pitanguy. Pada tahun 1980, dokter yang kini kaya raya itu populer karena sunction lipectomy dan abdominoplasty yang ditemukannya. Pada tahun itu juga tehniknya dicobakan d Amerika Serikat. Ternyata, gagal karena struktur lemak wanita Amerika Latin dan wanita Amerika (Eropa) tidak sama. Setelah percobaan yang melibat sejumlah ahli bedah AS diperkuat bantuan Ivo, baru dua tahun kemudian abdominoplasty dapat dipraktekkan dengan berhasil dan aman di AS. Maka, hati-hati. Ijazah Brasil belum tentu jadi jaminan. Jis., Laporan Didi Sunardi (Bandung) & Ekram H.A. (Kuala Lumpur)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini