Simposium nyeri kepala di Surabaya. Penemuan obat baru untuk migren diungkapkan. "MIGRAINE Up Date". Inilah judul makalah yang menjadi topik unggulan Simposium Nyeri Kepala di Laboratorium Ilmu Penyakit Saraf Dr. Soetomo, Surabaya, Selasa pekan lalu. Pembawanya Dr. B. Chandra, Kepala Neurologi di rumah sakit itu. Chandra, pada awal bahasannya, menyodorkan semacam dramatisasi angka. Di Inggris yang berpenduduk 48 juta ada 5 juta penderita migren, atau sakit kepala akut. "Kalau angka itu dianalogkan, di Indonesia yang berpenduduk 170 juta mestinya ada 17 juta penderita migren," ujarnya. Anehnya, banyak dokter yang menganggap di Indonesia jarang terdapat penderita migren. Padahal, katanya, di poliklinik saraf RS Dr. Soetomo, penderita migren cukup banyak. Belum dihitung penderita yang datang ke praktek dokter swasta. Tentang penyebab migren Chandra mengemukakan ada kontroversi. Terdapat dua pandangan yang mencoba menjelaskan dengan teori masing-masing. Kelompok pertama mempercayai migren disebabkan gangguan pembuluh darah. Yang lain berpendapat, sakit kepala akut itu menyerang karena gangguan dalam jaringan otak. "Kelompok pertama dikenal dengan vascular hypothesis dan yang kedua disebut neural hypothesis," tambah Chandra. Keduanya punya pengikut yang fanatik -- dan biasanya berdebat di pertemuan-pertemuan ilmiah internasional. Belakangan, perbedaan pendapat ini mulai menyurut. Pangkalnya, kemajuan penelitian sejak 1987, khususnya tentang senyawa otak serotonin. Chandra menjelaskan, serotonin adalah senyawa otak yang sering dihubungkan dengan penyakit jiwa seperti schizophrenia dan depresi. Riset ini mulai dihubungkan dengan migren, ketika salah satu derivat serotonin ditemukan di urine. "Ditemukan dalam jumlah besar pada seseorang yang baru saja mendapat serangan migren," kata Chandra. Dari penemuan itu, para ahli akhirnya menemukan obat GR 43175 atau sumatriptan. Obat ini terbukti sangat efektif dalam menyembuhkan migren. Sumatriptan adalah salah satu obat yang direkomendasikan Kongres Internasional tentang Nyeri Kepala di Sydney, Oktober tahun lalu. Sebelumnya, ada obat lain yang juga digunakan untuk mengatasi migren, yakni ergotamine. "Obat ini menyempitkan pembuluh darah di lain tempat, di lambung dan tangan misalnya, sehingga menimbulkan komplikasi pada penderita yang berpenyakit jantung," ujar Chandra. Obat sumatriptan yang baru saja ditemukan hanya bekerja terhadap pembuluh darah yang dituju. Karena itu, bisa dikatakan tidak punya efek samping. "Obat ini tidak masuk ke jaringan otak, hanya bekerja di luar otak," kata Chandra, berpromosi. Percobaan klinis menunjukkan, obat ini menghilangkan serangan migren akut dalam waktu singkat. Diberikan dengan menyuntik ke pembuluh darah di bawah kulit atau melalui mulut (oral). Dan sekarang banyak teori tentang migren juga berubah. Dulu, ada salah penafsiran bahwa migren selalu disebabkan gangguan pembuluh darah. Tapi sekarang terungkap, tidak semua gejala bisa dijelaskan melalui teori pembuluh darah. Buktinya, antara lain, pada penderita migren sering timbul perasaan ngidam. Maunya makan terus. Ini aneh. Juga tak bisa dijelaskan mengapa nyeri pada serangan migren terjadi hanya pada separuh kepala. "Kalau memang karena pembuluh darah, mestinya ya seluruhnya kena," kata Chandra. Maka, keyakinan terakhir tentang migren, nyeri kepala ini adalah gangguan susunan saraf pusat. Kalau penderita makan es krim, sering timbul nyeri di daerah migren, ini tandanya ada gangguan di saraf pusat. Di sisi lain para dokter setuju: meski sekunder, ada pembuluh darah yang terganggu. Karena itu, perlu obat untuk menghilangkan faktor pembuluh darah ini. Di masa lalu pengobatan migren dilakukan dengan dua jalan. Selain mengatasi faktor pembuluh darah dilakukan pula pencegahan serangan akut. Pada pengobatan serangan akut ini diberikan penangkal rasa sakit seperti aspirin, panadol. Hasilnya kurang berarti. Berbagai obat sudah dicobakan untuk mengatasi migren. Pernah dicoba memberikan obat campuran yang ditambah dengan ergotamine. "Toh kurang bagus," kata Chandra. Pernah juga dilakukan pencegahan dengan obat methysergide. Tapi obat ini punya efek samping yang sulit diobati. Karena itu, sekarang ini tidak digunakan lagi. Obat lain, pirotifan, juga tak diberikan lagi karena membuat kegemukan. Obat pencegahan yang masih digunakan sampai sekarang adalah flunarizine. Obat ini tidak punya efek samping, tapi harus dimakan setahun. Cuma harganya tidak murah. Pembicara lainnya dr. Laksmono Partoatmodjo mengemukakan data penderita nyeri kepala di Unit Rawat Jalan RS Dr. Soetomo. Data itu menunjukkan, selama 1984 terdapat 1.227 penderita nyeri kepala. Pada 1987, ada 897 penderita, dan 1.412 penderita di tahun 1989. Laksmono juga mengungkapkan persentase berbagai jenis nyeri kepala di 12 klinik saraf di Indonesia (tidak termasuk RSCM, Jakarta). Dari 9.452 kasus nyeri kepala yang dilaporkan pada 1987, ternyata terdapat 897 kasus migren, 1.633 nyeri separuh kepala, dan 3.755 kasus puyeng karena stres, atau tension head ache. Dari angka-angka itu terlihat tension head ache termasuk yang paling tinggi. "Ini, disebabkan bertambahnya stres dalam kehidupan sehari-hari," kata Laksmono. Apalagi kini sedang ramai-ramainya setiap orang berpacu meningkatkan produktivitas kerja. Dan dari angka-angka tadi terlihat penderita migren itu cukup tinggi. Bermacam-macam faktor yang memperhebat serangan migren. Antara lain makanan seperti cokelat, susu, gorengan ikan laut, keju (semua mengandung tyramine), anggur merah, dan pisang. Ada satu lagi: vetsin. Terdapat bukti, monosodium glutamat (MSG) juga memperhebat serangan migren. "Makanya, kalau habis makan di restoran, sesampainya di rumah kepala rasanya nyut-nyut-nyut," kata Laksmono. Wahyu Muryadi (Surabaya)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini