Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kematian adalah bagian dari kehidupan yang tak terhindarkan, tetapi menjelaskan hal ini kepada anak kecil sering kali menjadi tantangan tersendiri. Meskipun banyak anak sudah mengetahui tentang kematian melalui kartun, cerita, atau pengalaman teman, memahami arti sebenarnya dari kematian membutuhkan pendekatan yang hati-hati dan penuh pengertian.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa tips menjelaskan kematian kepada anak:
1. Ajarkan Konsep Dasar Kematian
Untuk mengajarkan konsep dasar kematian, terutama kepada anak-anak, penting untuk menyampaikan beberapa poin utama dengan cara yang mudah dipahami. Pertama, tekankan bahwa kematian bersifat permanen dan tidak dapat diubah. Artinya, ketika sesuatu mati, ia tidak akan hidup kembali.
Kedua, jelaskan bahwa saat makhluk hidup mati, semua fungsi kehidupannya seperti makan, bernapas, dan bergerak berhenti total. Ketiga, sampaikan bahwa semua makhluk hidup, baik tumbuhan, hewan, maupun manusia, pada akhirnya akan mengalami kematian. Terakhir, perlu dipahami bahwa selalu ada alasan fisik yang menyebabkan kematian, misalnya penyakit, usia tua, atau kecelakaan.
Meskipun anak-anak umumnya mulai memahami konsep kematian pada usia 5 hingga 7 tahun, dasar-dasar ini sebenarnya bisa diajarkan kepada anak-anak yang lebih muda dengan mengaitkannya dengan fungsi kehidupan sehari-hari yang mereka kenal, seperti makan, bernapas, dan tidur.
2. Berikan Kesempatan untuk Melakukan Penghormatan
Memberikan kesempatan bagi anak untuk menghormati orang yang telah meninggal adalah penting, namun jangan pernah memaksa mereka untuk menghadiri pemakaman jika mereka tidak bersedia. Ada berbagai cara alternatif yang bisa dilakukan untuk mengenang dan menghormati almarhum, seperti menyalakan lilin, berdoa bersama, membuat buku kenangan yang berisi foto dan tulisan, menggambar atau menulis kenangan tentang almarhum, menceritakan kisah-kisah tentangnya, atau bahkan menanam pohon atau bunga sebagai bentuk penghormatan.
3. Fokus Menjawab Pertanyaan
Saat berinteraksi dengan anak yang sedang berduka, penting untuk fokus pada pertanyaan-pertanyaan mereka dan menjawabnya dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Gunakan analogi dari film, cerita, atau media yang mereka kenal untuk membantu menjelaskan konsep yang mungkin sulit mereka pahami.
Selain itu, ajarkan juga pengelolaan emosi dengan cara menunjukkan emosi Anda sendiri secara terbuka, sehingga anak belajar mengenali dan memahami perasaan mereka. Misalnya, Anda bisa mengatakan, "Aku merasa sedih karena Nenek meninggal. Aku sangat mencintainya, dan aku tahu dia juga mencintai kita." Menjaga rutinitas harian juga penting karena rutinitas yang stabil dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi anak selama masa berkabung.
4. Cari Bantuan Profesional
Jika Anda merasa kesulitan membantu anak menghadapi kesedihan ini, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Psikolog dapat membantu anak memahami dan mengatasi emosi mereka. Anak-anak seringkali bersifat egosentris, sehingga mereka mungkin merasa bahwa kematian terjadi karena tindakan atau perkataan mereka, yang dapat menyebabkan rasa bersalah. Karena itu, penting untuk meyakinkan mereka bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas kematian tersebut. Selain itu, penting untuk membuat kematian bermakna bagi anak tanpa membuatnya takut.
Astari Pinasthika Sarosa berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: 7 Fakta soal Proses Kematian Manusia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini