SEBUAH kritik yang ditujukan ke alamat Kantor Menteri Negara Kependudukan ternyata mengilhami munculnya ide baru. Salah satu gagasan itu ialah program baru keluarga berencana (KB) khusus untuk orang-orang berada. Mengapa mesti khusus? Ternyata, orang-orang kaya itu berpendapat, program KB yang dipraktekkan selama ini sungguh tidak berkualitas. Maksudnya? Para wanita harus antre di puskesmas, sedangkan pilihan kontrasepsinya terbatas. Rupanya, keluarga berduit itu ingin memperoleh perlakuan istimewa -- suatu kebutuhan yang barangkali kurang dimengerti oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Karena adanya kritik itulah kemudian dirancang program Lingkaran Emas. Latar belakang sejarah yang khas ini dikemukakan oleh Menteri Negara Kependudukan dan Kepala BKKBN, Haryono Suyono, Kamis pekan lalu. Selama ini, yang sudah dikenal adalah KB Lingkaran Biru atau KB Mandiri, yakni KB atas biaya sendiri. Untuk mereka, ada lima macam pilihan alat kontrasepsi, sedangkan obat-obatnya diberi potongan separuh harga. Rupanya, KB Lingkaran Biru yang sudah memasyarakat selama lima tahun itu mulai terasa kurang pas bagi orang tertentu -- terutama karena pilihan kontrasepsinya dibatasi. Lalu, mucullah kehendak dari mereka agar diberi alat kontrasepsi yang pas dan cocok. Tak jadi soal jika untuk itu mereka harus membayar mahal. Yang penting: tempatnya nyaman dan pelayanannya bermutu. Kalaupun mereka harus membayar sampai Rp 75 ribu, itu tak jadi soal benar. Gejala ini mendorong munculnya klinik-klinik KB "khusus". Barangkali peluang itulah yang diusahakan ditangkap klinik Bonnys Familycare Centers, yang diresmikan Kamis dua pekan lalu di Jakarta. Klinik ini juga memberikan pelayanan bagi peserta KB Lingkaran Emas. Sejak klinik itu berdiri, tiap hari sekitar sepuluh orang peserta KB dari golongan menengah ke atas datang ke sana. Seperti diketahui, dalam Lingkaran Emas ada 16 pilihan kontrasepsi. Mereka mendapat kemudahan memperoleh barang-barang kontrasepsi di mana dan kapan saja. Mereka juga mendapat pelayanan dokter ahli kandungan, bidan, dan tenaga medis lainnya yang bisa dipanggil ke rumah. "Bisa terjadi satu keluarga melakukan pemasangan kontrasepsi bareng-bareng," kata Haryono. Apakah betul ada kelompok tertentu seperti orang-orang kaya yang segan masuk KB? "Itu keliru. Sebab, setelah Lingkaran Biru dan Lingkaran Emas diperkenalkan, permintaan meningkat pesat. Orang kaya itu banyak yang menjadi peserta," katanya. Bagaimana dengan orang-orang Cina? "Mereka dulu, kalau mau memasang kontrasepsi, pergi ke Singapura dan Hong Kong. Tapi, setelah KB swasta dibuka di sini, kebiasaan itu berubah. Kini tak ada masalah. Kalau saya sekarang ini dikritik, saya punya bukti. Dulu saya juga kebingungan," kata Haryono. Kini jumlah peserta KB sekitar 22 juta orang. Dan pihak BKKBN saat ini sedang aktif memperkenalkan program keluarga sejahtera. "Karena keluarga kecil sudah terbentuk, pertanyaannya kemudian, apakah keluarga kecil itu sudah sejahtera. Inilah pekerjaan selanjutnya," kata Haryono.Gatot Triyanto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini