Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Mom, Pepsi, dan Milk

14 September 2003 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Begitu tahu anaknya bisa bicara lagi, apalagi kata pertama yang diucapkan adalah "mom", Nyonya Angilee Wallis berkomentar riang, "Ini keajaiban. Saya tak bisa mengatakan perasaan saya kepada Anda. Rasanya, saya seperti jatuh di atas lantai."

Angilee memang patut bersyukur karena sudah 19 tahun Terry Wallis, anaknya yang berusia 39 tahun, terbaring lumpuh dan koma. Hal itu terjadi akibat kecelakaan mobil yang menimpa Terry pada Jumat, 13 Juli 1984. Teman Terry tewas dalam kecelakaan itu. Selama koma, ayah seorang anak itu dirawat di Stone County Nursing and Rehabilitation Centre.

Selain berkunjung setiap akhir pekan, dalam kesempatan tertentu keluarganya membawa Terry keluar dari tempat perawatan. Saat ada acara keluarga, Terry juga dibawa pulang dan semua anggota keluarga mengajaknya bicara. Mereka tak terlalu peduli apakah Terry mengerti pembicaraan itu atau tidak.

Kunjungan bersejarah terjadi pada Kamis, 12 Juni 2003. Saat itulah Terry bicara untuk pertama kali sejak koma. Katanya, itu tadi, "mom". Setelah itu disusul kata "Pepsi" dan "milk". Dalam perkembangannya, kosa kata yang meluncur dari bibir Terry makin banyak. Jerry Wallis, ayahnya, bahkan menyatakan Terry sekarang nyerocos terus. Cuma, semua ingatannya berhenti pada 1984. Tak aneh, saat ditanya siapa Presiden Amerika Serikat, ia menjawab, "Ronald Reagan."

Tak hanya itu, Terry juga minta bicara dengan neneknya, yang sudah meninggal beberapa tahun lalu. Ia bahkan masih ingat nomor telepon neneknya, satu hal yang sudah dilupakan oleh setiap orang di keluarga itu. Tak ayal, munculnya kembali kemampuan bicara Terry benar-benar menjadi berkah bagi keluarga besar Wallis. Kini mereka tinggal di Big Flat, Arkansas, AS, 160 kilometer dari Little Rock.

Sebelum Terry sadar, Perry Wallis, saudara lelaki Terry, sempat bilang, "Sungguh menyedihkan melihat dia berbaring bertahun-tahun tanpa tahu kapan dia bisa berbicara lagi." Tapi itu dulu. Sekarang keadaan berbalik. Mereka larut dalam suka cita.

Setelah bisa bicara kembali, harapan Terry bertambah. Kini ia ingin bisa berjalan dan lepas dari kelumpuhan yang membelenggunya. Harapan itu berkobar-kobar setelah ia menyaksikan anaknya, Amber, yang kini berusia 19 tahun. Amber lahir beberapa minggu sebelum Terry mengalami kecelakaan.

Tim dokter yang menangani Terry menduga kesadaran itu ada hubungannya dengan kebiasaan keluarga yang selalu mengunjungi Terry di setiap akhir pekan. Juga kebiasaan mereka membawa Terry keluar. Bisa jadi, kebiasaan itu telah membantu pikiran Terry bekerja dan mengingat sesuatu.

DW, dari berbagai sumber

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus