Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Waspada Nyeri Sendi  

Nyeri sendi bisa menimpa siapa saja, tak hanya orang dewasa, tapi juga anak-anak. Jangan menyepelekan gejala nyeri sendi jika berlangsung lama.

 

5 Desember 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
material-symbols:fullscreenPerbesar
Rheumatoid arthristis dapat ditandai dengan nyeri berkepanjangan di bagian sendi sendi kecil seperti jari tangan dan pergelangan tangan. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Hati-hati nyeri sendi bagi perempuan muda karena bisa jadi itu gejala autoimun.

  • Rematik juga bisa terjadi pada anak-anak.

  • Jaga berat badan, berhenti merokok, asupan vitamin D cukup, dan tidak terinfeksi virus serta bakteri.

Rahmawati, 35 tahun, beberapa waktu lalu merasakan nyeri sendi dan sendi kakinya kaku-kaku. Ia harus berdiam beberapa saat untuk berjalan. Kondisi itu cukup mengganggu aktivitasnya sebagai pekerja. Ia lalu memeriksakan diri ke dokter. Setelah Rahma menjalani serangkaian tes, dokter menyatakan ia mengalami osteoartritis. Lutut dan pergelangan kakinya mendapat beban berlebih karena ia kelebihan berat badan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Osteoartritis adalah salah satu jenis rematik atau kelainan pada sendi dan struktur lainnya, seperti otot. Para ahli membedakan dua jenis rematik, yakni rematik inflamasi dan rematik non-inflamasi. “Rematik non-inflamasi yang paling beken itu pengapuran atau osteoartritis,” kata Dr Sandra Sinthya Langow, Sp.PDKR, dalam siaran langsung Instagram bersama Dr Adaninggar P. Nariswari Sp.PD dengan tajuk “Mitos Seputar Rematik”, November lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lalu, rematik non-inflamasi terbagi menjadi rematik inflamasi autoimun dan rematik inflamasi non-autoimun. Rematik autoimun misalnya rheumatoid arthritis, lupus, dan andkylosing spondylitis. Adapun salah satu contoh rematik non-autoimun adalah asam urat. “Jadi, asam urat itu hanya salah satu bagian dari rematik,” ujar dokter dari RS Siloam Hospital Lippo Village, Tangerang, itu.

Sandra menjelaskan, banyak orang salah kaprah menyangka pengapuran atau osteoartritis sama dengan osteoporosis. Padahal keduanya berbeda. Osteoartritis atau rematik non-radang ini berkaitan dengan faktor mekanik karena beban yang diterima sendi, sehingga terjadi kerusakan secara perlahan pada tulang rawan.

Nyeri sendi di bagian lutut merupakan gejala paling umum perngapuran. Shutterstock

Penyebabnya bisa beragam, seperti kelebihan berat badan, trauma, olahraga yang berlebihan dan menekan sendi, hingga faktor genetik. Pengapuran ini bisa terjadi tak hanya pada usia di atas 40 tahun, tapi juga di bawah itu. Gejala paling sering dirasakan adalah nyeri sendi di lutut hingga berbunyi kretek-kretek, sendi bagian kaki, panggul, dan sendi tangan. 

Saat ini, menurut Sandra, banyak yang mengidap autoimun. Penyakit ini muncul karena sistem imun salah bekerja sehingga melawan tubuhnya sendiri. Akibatnya, muncul autoantibodi sampai terjadi proses peradangan. Ia mengatakan, agak sulit mendeteksi gejala autoimun karena gejalanya sering meniru banyak penyakit lain. Itu sebabnya, autoimun sering disebut penyakit seribu wajah.

Ia mencontohkan rematik autoimun misalnya rheumatoid arthritis, lupus, dan andkylosing spondylitis. Gejala utamanya adalah nyeri sendi berkepanjangan. Ia mengingatkan penderita, terutama perempuan muda, untuk waspada jika terjadi nyeri berkepanjangan, kelainan pada rambut (rontok tanpa sebab), dan mukosa (sariawan) pada mulut. “Hati-hati, jangan berpikir ini asam urat. Jangan sepelekan gejalanya,” ujarnya.

Rheumatoid arthritis ini kasusnya cukup banyak, yakni 1 dari 100 orang. Biasanya nyeri sendi pada sendi kecil jari tangan dan pergelangan tangan. Tapi bisa juga menjalar ke sendi lutut dan siku. Maka, ia mengingatkan, perlu awas jika terjadi nyeri jari tangan dan bengkak pada pergelangan tangan. Pada laki-laki, andkylosing spondylitis banyak terjadi pada usia muda, ditandai dengan ciri-ciri nyeri punggung yang kronis hingga bungkuk.

Namun rematik tidak hanya diderita para orang tua atau orang muda, tapi juga bisa menimpa anak-anak di bawah 16 tahun. “Ini yang sering disebut juvenile idiopathic arthritis,” ujar Sandra. Merujuk pada laman Mayoclinic, juvenile idiopathic arthritis juga dikenal sebagai juvenile rheumatoid arthritis. Sebagian anak bisa mengalami gejala nyeri sendi, pembengkakan, dan kekakuan pada sendi selama beberapa bulan hingga bertahun-tahun.

Yang banyak dikeluhkan masyarakat adalah gout atau asam urat. Penyakit ini terjadi karena peningkatan kadar asam urat sehingga menimbulkan kristal-kristal di sekitar sendi. Kenaikan asam urat mendadak biasanya karena konsumsi makanan yang tinggi kadar purin, seperti jeroan dalam jumlah banyak, alkohol, minuman manis, daging merah, dan seafood tertentu. Serangannya akut tiba-tiba dan bisa menjadi berat dalam 1-2 hari hingga tak bisa berjalan. Biasanya terjadi nyeri di ibu jari kaki, tungkai kaki, pergelangan kaki, hingga lutut. 

Sayur-sayuran tidak menimbulkan asam urat. Shutterstock

Sandra menepis mitos bahwa mengkonsumsi sayur-sayuran tertentu juga bisa menimbulkan asam urat. “Sayuran itu kadar asam uratnya rendah, tidak menimbulkan kenaikan asam urat.” Ia pun membantah mitos mandi malam dan udara dingin akan memperburuk rematik. Yang berbahaya, udara dingin ekstrem yang perbedaannya hingga 10 derajat pada musim dingin.

Sandra mengingatkan untuk tidak menyepelekan gejala nyeri sendi jika berlangsung lama. Soal rematik dan autoimun yang belum diketahui penyebabnya, ia menyarankan perlu usaha pencegahan. Ia menyebut obesitas banyak dikaitkan dengan beberapa penyakit, termasuk autoimun. Karena itu, ia menyarankan untuk menjaga berat badan, berhenti merokok, menjaga asupan vitamin D, dan menjaga tidak terinfeksi virus serta bakteri. “Untuk konteks saat ini, ya, jangan sampai terinfeksi Covid-19.”

DIAN YULIASTUTI

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus