Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Berbagai jenis obat diklaim mampu menurunkan risiko kematian akibat Covid-19. Lalu, bagaimana faktanya?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Elly Lilly and Company, jumlah kematian pasien Covid-19 yang memadukan terapi obat rheumatoid arthritis dan remdesivir Gilead Sciences Inc's GILD.O mampu menekan angka kematian akibat Covid-19. Paduan obat itu menurut mereka lebih ampuh dibandingkan pemakaian obat redemsivir saja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari foxnews.com, perusahaan itu sebelumnya menjelaskan obat baricitinib yang dipasarkan sebagai Olumiant, dikombinasikan dengan remdesivir, memperlihatkan waktu rawat inap pasien berkurang. Penemuan ini berasal dari penelitian Alergi dan Penyakit Infeksi National Institute yang disponsori Percobaan Pengobatan Adaptif Covid-19 (ACTT-2).
Menurut data yang dibagikan, pasien Covid-19 mendapatkan keuntungan besar dari pengobatan yang membutuhkan suplemen oksigen dan yang membutuhkan oksigen dengan aliran tinggi atau non-invasive ventilation.
"Menggunakan skala biasa berdasarkan kesembuhan dan kematian, kemungkinan terjadi peningkatan status klinis pada hari ke-15 sebesar 30 persen untuk pasien yang dirawat dengan baricitinib dikombinasikan dengan remdesivir dibanding dengan hanya menggunakan baricitinib," ungkap Elly Lilly and Company.
Dari perusahaan itu juga ditemukan angka kematian berkurang 35 persen selama 29 hari saat mengobservasi pasien yang dirawat menggunakan baricitinib dikombinasikan dengan remdesivir dibanding dengan hanya menggunakan baricitinib.
Obat Baricinitib saat ini belum disetujui oleh FDA untuk mengobati pasien Covid-19. Perusahaan saat ini berusaha agar obat bisa digunakan melalui Otoritas Penggunaan Keadaan Darurat (EUA).
"Kami senang hasil penelitian obat baricitinib ini akan menambah potensi untuk menyembuhkan pasien Covid-19. Lilly berkomitmen serta intens berdiskusi dengan FDA berkaitan dengan potensi baricinitib tersedia untuk pasien yang dirawat sesegera mungkin," ungkap Ilya Yuffa, wakil direktur Lilly dan direktur Lilly Bio-Medicines.