SUHARTO, 68 tahun, sudah sembilan bulan ini tiap malam sering terjaga dari tidurnya. Rata-rata, bapak tiga anak ini dua kali turun ranjang dalam semalam untuk buang air kecil. Lama-lama, perangkat kencingnya terasa perih. Pancaran air seninya pun kian lemah. Akhirnya, walau agak terlambat, ia pun memeriksakan diri ke dokter. Hasil foto ronsen menunjukkan, prostatnya bengkak dan harus dioperasi. Barangkali, lelaki gaek ini termasuk beruntung. Rasa takutnya menghadapi pisau bedah bisa dihindarinya setelah pekan lalu Rumah Sakit Sumber Waras, Jakarta, memperkenalkan teknik baru mengoperasi prostat dengan laser. "Alat ini tanpa menimbulkan pendarahan. Kemungkinan impotensi sangat kecil dan pasien cepat pulang," kata Dokter Djoko Rahardjo, yang telah mempraktekkan peranti satu-satunya di Indonesia ini. Selama ini operasi prostat dengan bedah sering membawa akibat hilangnya kejantanan kaum pria. Risiko ini bisa dimaklumi karena di sekitar kelenjar prostat bertebaran saraf halus yang berfungsi menghidupkan alat kelaki-lakian. Jika ada saraf yang terpotong, akibatnya fatal: ereksi terganggu. Soal dampak impotensi inilah yang merisaukan para penderita pembengkakan kelenjar prostat. Lewat laser, begitulah yang empunya alat meyakinkan, kerisauan pasien bisa dihilangkan - termasuk kemungkinan hilangnya kelaki-lakian itu. Metode ini, menurut Djoko Rahardjo, termasuk mempunyai tingkat kesembuhan dan presisi tinggi. "Saya sudah berkali-kali mengoperasi. Ini pasien ke-62. Semuanya tanpa keluhan dan tak ada yang impoten," kata ahli urologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini ketika ditemui TEMPO di ruang operasi Rumah Sakit Sumber Waras. Seperti yang disaksikan wartawan TEMPO Kamis pekan lalu, di ruang operasi rumah sakit itu Djoko Rahardjo juga melaser prostat Suharto. Mula-mula separuh badan bagian bawah pasien dibius. Dengan posisi pasien yang duduk mengangkang, saluran kencingnya dimasuki alat semacam pipet sepanjang 50 sentimeter. Di ujung alat itulah mata laser berwarna merah berada. Saat laser ditembakkan, saluran kencing pasien dialiri air. "Supaya dingin, karena panas sinar laser lebih dari 100 derajat Celsius. Kalau tidak, bisa terbakar," kata Djoko. Menurut ahli saluran kencing ini, yang pernah memperdalam metode itu di Australia, penembakan sinar laser dilakukan selama 60 detik dengan daya 60 Watt. Dan yang menarik, pasien dengan santai bisa menyaksikan proses penembakan itu lewat layar monitor yang ada di sebelahnya. "Saya tak merasakan sakit sedikit pun," kata Suharto kepada TEMPO seusai operasi. Hal ini bisa dimaklumi karena, selain dibius, operasi juga tak menyebabkan pendarahan. Biayanya pun tak terlalu mahal, sekitar Rp 5 juta sekali tembak. Bahan laser yang digunakan untuk mengempiskan pembengkakan prostat adalah Nd-YAG (neodiminium itrium aluminium garnet). Metode ini pertama kali diperkenalkan tahun 1991 dan secara luas sudah digunakan di Australia, Amerika Serikat, dan Jerman. Dalam sejarahnya, operasi prostat terus berkembang. Semula lewat pembedahan biasa, perut bagian bawah penderita dioperasi. Setelah kantong kencingnya dibuka, prostat yang telah membengkak dicongkel. Cara ini, selain rumit, juga menyebabkan pasien banyak mengeluarkan darah. Salah-salah, bisa menimbulkan ejakulasi retrograt alias semprotan sperma bukan mengarah ke luar, tapi nyasar ke kantong kencing. Risiko lain, pasien bisa impoten. Kemudian disempurnakan dengan teknik TUR (trans-uretral resection). Cara ini tanpa pisau bedah. Cukup memasukkan sebuah alat, terus prostatnya diambil bak mengerok buah alpukat. Cuilan prostat kemudian disedot keluar. Metode TUR saat ini banyak dipakai di rumah sakit seluruh Indonesia. Cuma, menurut Djoko Rahardjo, teknik ini masih menimbulkan pendarahan. Sebelum muncul teknologi laser, berkembang teknik pemanasan yang disebut Thermex. Prostatnya dikempiskan dengan memasukkan kateter yang kemudian dipanaskan dengan suhu 45,5 derajat Celsius selama tiga jam. Teknik ini diperkenalkan di Indonesia tiga tahun lalu. Hasilnya memang kurang mantap. "Hanya sekitar 70 persen yang berhasil baik," kata Djoko. Sakit prostat hanya diderita kaum pria yang berusia lebih dari 40 tahun. Pada keadaan normal, organ yang letaknya tersembunyi di bawah kandung kemih dan di depan anus ini beratnya hanya 5-10 gram. Tapi kalau bengkak, bisa sampai 100 gram. Akibat pembengkakan ini, saluran kencing tergencet hingga sering mampet. Jika bengkaknya masih kecil, terapinya cukup dengan obat- obatan -- sekadar melonggarkan leher kantong kencing. Atau perlu obat untuk menguatkan otot kantong kencing. Tujuannya agar kontraksi lebih kuat buat mendorong air seni. Belakangan muncul pula obat untuk mengempiskan kelenjar prostat yang bengkak. Namun, kalau sudah parah, bermacam obat itu tak akan mempan. Satu-satunya jalan, ya, operasi. Kelenjar prostat mengandung enzim proteolitik yang berfungsi mengencerkan cairan sperma yang memungkinkan sperma bisa meluncur cepat ke sasaran sewaktu ejakulasi. Peradangan prostat bisa terjadi oleh bakteri yang ditularkan lewat hubungan seksual atau juga akibat kanker. Di Amerika Serikat, tumor prostat menyerang sekitar 96 ribu pria tiap tahun. Sampai sekarang, penyakit kaum pria ini belum bisa dicegah.Gatot Triyanto dan G. Sugrahetty Dyan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini