PEPAYA tak lama lagi mungkin akan masuk lingkaran biru KB - berdampingan dengan alat kontrasepsi kondom, pil, atau IUD. Sebab, menurut penelitian yang diumumkan dua pekan lalu di Universitas Sussex, Inggris, pepaya bisa pula berfungsi sebagai alat pencegah kehamilan. Selama ini, pepaya cuma dikenal sebagai buah yang mampu melancarkan buang air besar. Namun, setelah diteliti, enzim papain yang dikandung buah itu bisa berinteraksi dengan hormon progesteron. Kehadiran papain akan mengganggu keseimbangan hormon progesteron di dalam tubuh. Padahal, hormon progesteron berperan menyiapkan dinding rahim yang diperlukan untuk memelihara perkembangan janin di dalam kandungan. "Jika progesteron dan papain berinteraksi, tingkat keseimbangan yang dibutuhkan untuk mempertahankan kehamilan bisa terganggu," kata Tharmalingam Senthilmohan, salah seorang penelitinya. Perubahan tingkat keseimbangan progesteron ini bisa mengurungkan kehamilan. Bahkan, andai kata janin sudah terbentuk pun, bisa gugur. "Seorang wanita bisa menggugurkan kandungannya dengan makan sebuah pepaya setiap hari dalam sepekan," kata Senthilmohan. Keandalan dalam menggugurkan kandungan juga tergantung pepayanya. Pepaya mentah lebih ampuh meruntuhkan kehamilan. Sebab, buah pepaya yang masih hijau mempunyai kandungan papain lebih tinggi dibandingkan yang matang. "Artinya, pepaya bisa menjadi bahan untuk obat kontrasepsi baru bagi masyarakat di Barat," kata Malcolm Topping, salah seorang peneliti dan dosen senior di bagian kimia dan ilmu kesehatan di Universitas Sussex itu. "Saya melihat bahwa pepaya punya potensi untuk itu. Yang menjadi pertanyaan, kenapa ini tak dipakai dari dulu-dulu," katanya, seperti dikutip Reuters. Di Barat, pepaya memang belum dipakai untuk menggugurkan kandungan. Tapi beberapa masyarakat Timur, misalnya India dan Sri Lanka, secara tradisional sudah mengenal keandalannya - walau tanpa penelitian ilmiah -- sebagai alat kontrasepsi. Hasilnya cukup efektif dan hingga kini tak ditemukan dampak sampingannya. Buah pepaya, bagi orang India dan Sri Lanka, menjadi santapan sehari-hari. Kalau ada ibu yang ingin mempunyai anak lagi, cukuplah berpantang makan pepaya supaya hamil. Penelitian Senthilmohan dan Topping tentu mau menjawab kenapa pepaya bisa mencegah kehamilan. Kedua ahli itu menganalisa kemampuan enzim papain dengan menggunakan serum manusia. Lewat percobaan laboratorium, mereka menemukan bahwa serum manusia ternyata mampu menguatkan aktivitas enzim papain itu beberapa kali lipat, hingga bisa mengganggu keseimbangan hormon progesteron. Hal itu bisa dipastikan setelah mereka meneliti kombinasi papain dan protein dalam darah. Para ahli Indonesia memang belum tertarik meneliti khasiat pencegah kehamilan buah yang biasa dihidangkan baik di warung tegal maupun hotel bintang lima itu. "Namun, saya yakin, karena papain itu mempunyai sifat protitik kuat, dia akan mampu menggugurkan janin yang berbentuk protein di kandungan," kata Dr. Sasmito, ahli farmasi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. "Demikian pula hormon progesteron yang punya banyak unsur protein yang pasti hancur bila ketemu papain." Namun, ia tak yakin betul enzim papain pada pepaya mampu menggugurkan kehamilan. "Kadar papain pada pepaya rendah sekali, cuma 0,03%. Saya yakin, kandungan seseorang tak akan gugur lantaran makan pepaya banyak-banyak," kata Sasmito. Namun ia tak menutup kemungkinan digunakannya teknologi untuk membuat papain sebagai alat kontrasepsi. Bagaimana papain itu mencegah kehamilan? Menurut dr. Djaswadi Dasuki, kemungkinan papain bisa merusak hormon progesteron dengan cara menghambat atau menghentikan produksi corpus luteum yang menghasilkan hormon itu. Hormon progesteron, menurut doktor ginekologi lulusan Universitas Yale Amerika Serikat itu, berfungsi memacu kandungan untuk menyiapkan endometrium atau selaput lendir dinding rahim. Tujuannya, agar janin bisa bersarang di sana. "Kalau produksi progesteron berkurang, endometrium menjadi tak siap, hingga tak mampu berfungsi sebagai tempat janin bersarang. Artinya, tak terjadi kehamilan," kata Kepala Bagian Ilmu Kandungan dan Kebidanan FK UGM itu. Papain barangkali bisa pula mempunyai efek kolakinase, melunakkan hasil pembuahan atau merontokkannya. Kalau toh papain akan menjadi bahan baku obat pencegah kehamilan, Djaswadi berpendapat sebaiknya yang dihancurkan adalah corpus luteum, bukan menggugurkan janin hasil pembuahan. Jika efek kolakinase itu dipakai untuk menggugurkan janin di kandungan, menurut Djawadi, hal itu bisa berbahaya. Kalau janin sudah "berumur", efek kolakinase tak akan mampu melunakannya. "Bisa-bisa bayi yang lahir akan cacat akibat papain itu," katanya. Djaswadi juga mengamati bahwa ada beberapa suku di Indonesia yang mempunyai pencegah kehamilan "tradisional". Misalnya nanas muda -- mengandung bromelin -- yang mempunyai efek kontraksi terhadap jaringan otot rahim dan usus. "Efek kontraksi ini membuat janin gugur. Cara ini, selain berbahaya buat janin, juga membahayakan keselamatan wanita itu," katanya. Bahan lain yang bisa berfungsi serupa adalah kurkumin, yang dikandung kunyit, yang mempunyai susunan kimia mirip prostaglandin. Ini mempunyai efek menghambat atau menghancurkan fungsi corpus luteum, yang membuat produksi hormon progestron berkurang. Maka, kehamilan pun dicegah.Gatot Triyanto dan Heddy Lugito
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini