Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Orang Tahanan: Bisa Lebih Sehat ?

Pengaruh penahanan & pembebasan bagi kesehatan menarik perhatian ahli peneliti di as. kesimpulannya makanan para tahanan mengandung sedikit kolesterol & mereka jarang minum & merokok sehingga lebih sehat.(ksh)

7 Januari 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DARI 10.000 tahanan politik G.30. S/PKI yang dibebaskan tanggal 20 Desember yang lalu, seorang telah meninggal dunia karena serangan jantung. Sudiono, demikian nama tapol itu menurut teman-temannya memang menderita sakit jantung. Pada tanggal 27 Desember pagi mendadak dia meninggal karena kegembiraannya untuk berjumpa kembali dengan keluarga begitu kapal yany membawanya dari Buru merapat di Tanjung Perak, Surabaya. Bersama dia ada 196 orang tapol Buru yang menderita sakit paru-paru. Sementara yang dibebaskan dari tahanan di Tanjung. Kasau, Sumatera Utara, 161 menderita berbagai penyakit. Mulai dari sakit lambung, darah tinggi, darah rendah, TBC dan kaki gajah. "Penyakit utama di tempat ini adalah TBC. Selain yang muncul pada masa penahanan, banyak uga yang merupakan penyakit bawaan dari rumah sebelum ditahan," kata dr Aru Sudoyo di Pulau Buru. Itu tak berarti tak ada yang jadi lebih kuat: Pramudya Ananta Toer dan Tom Anwar misalnya konon lebih sehat daripada dulu. Pengaruh penahanan dan pembebasan bagi kesehatan agaknya menarik untuk diselidiki. Para ahli di Amerika Serikat lelah memberikan perhatian terhadap masalah ini. Melalui sebuah penelitian terhadap para pilot dan ahli navigasi angkatan laut Amerika Serikat yang dipenjarakan di Vietnam Utara, terbukti bahwa mereka lebih sehat daripada teman-teman yang mujur tak tertawan. Penelitian yang berlangsung di California menunjukkan bahwa bekas tahanan militer tersebut mencapai kesehatan fisik yang sama dengan orang yang menjalankan diit selama 5 tahun. Termasuk tidak merokok dan berpantang minuman keras. Hanya Dalam Dua Hal Penelitian yang diselenggarakan Centre for Pnsoner of War Studies (pusat penelitian tawanan perang) dan dipimpin Dr John Plag itu meliputi 78 orang bekas tahanan dan 78 lagi dari mereka yang terhindar dari tawanan musuh. Umur, pangkat, pendidikan mereka sama. Waktu terbang mereka pun tak tedalu banyak selisihnya. Mereka dibagi dalam kelompok dan tiap tahun diberi latihan kesehatan yang melelahkan selama tiga hari. Bekas tahanan itu lebih mujur dalam berbagai macam penyakit, seperti penyakit yang timbul karena kerusakan kelenjar, sakit jantung, kuping, saluran kencing dan sakit tulang. Jarang pula mereka yang kena sakit kepala. Hanya dalam dua hal mereka agak lemah. Pertama bahwa mereka masih mengidap penyakit infeksi yang disebabkan parasit yang mereka dapatkan di Vietnam. Kedua, banyak yang rusak giginya, sebagai akibat perawatan yang sangat kurang selama dalam tahanan. "Dalam soal penyakit jantung dan tekanan darah tinggi kesehatan mereka amat menakjubkan. Yang bebas 4 kali lebih mungkin dapat serangan penyakit jantung dibandingkan dengan bekas tahanan," kata John Plag. Hanya dalam soal yang berhubungan dengan keluarga mereka menanggung penderitaan yang berat. Sekitar 30% cerai. Jumlah yang amat tinggi dibandingkan dengan mereka yang bebas. "Saya tidak mengatakan 'Hanoi Hilton' sebagai tempat yang baik," katanya pula. "Dan sebenarnya dia merupakan tempat yang mungkin paling jelek untuk mendapatkan kesehatan," sambungnya. "Hanoi Hilton" adalah julukan yang diberikan para bekas tawanan perang untuk penjara di Vietnam Utara. Sop Labu Pada awal peperangan penguasa Vietnarn hanya memberi tawanan mereka makanan yang terdiri dari sop labu dan sayur-sayuran. Sering pula mereka berikan dandelion, sejenis rumput yang kembangnya kuning. Dari tahun 1969 sampai mereka dibebaskan tahun 1973, menu itu diperbaiki dengan menambahkan nasi dan sedikit daging. Dr Plag berkesimpulan, makanan yang dibatasi itu kemungkinan telah membuat berat badan mereka ideal. Makanan itu jelas hanya mengandung sedikit kolesteol. Sebaliknya teman-teman mereka yang bebas sering minum, merokok dan makan makanan Amerika, sarat dengan kolestrol. Satu kebiasaan yang erat hubungannya dengan penyakit jantung. Latihan fisik yang dilaksanakan oleh para tawanan itu di dalam sel dan rokok yang hanya satu atau dua batang sehari membuat jantung mereka lebih kuat. Tambahan lagi, mereka tidak mengenal alkohol, kecuali pada hari Natal, ketika penguasa Vietnam Utara menawarkan sedikit anggur kepada mereka. Menurut John Plag, para bekas tahanan itu lebih bisa mengatasi tekanan daripada mereka yang bebas. "Para tahanan itu tetap menjaga peraturan militer yang pernah mereka dapat. Ini membuat ketegangan menurun, sebab kalau anda sudah tahu apa yang diharapkan dari anda, beban yang muncul jadi berkurang. Lagi pula mereka tahu bahwa mereka akan menerima kenaikan pangkat sekali pun mereka ditahan. Sebaliknya mereka yang bebas masih harus menunjukkan prestasi untuk itu." Tetapi sayang, kebiasaan makan secukupnya yang tumbuh karena paksaan penjara itu, rupanya tak perlu mereka pertahankan lagi, begitu mereka bebas' Mereka nyatanya minum, merokok dan makan semaunya, meskipun tidak seperti sediakala, sebelum mereka ditangkap dalam peperangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus