Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tylenol atau jenis obat asetaminofen termasuk obat pereda nyeri untuk meredakan sakit dan nyeri ringan, seperti sakit kepala, kram otot, bahkan menurunkan demam. Lalu, apa bedanya dengan pereda nyeri lain seperti ibuprofen dan naproksen?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tak seperti pereda nyeri lain seperti aspirin, ibuprofen, dan naproksen, Tylenol tak termasuk obat antiperadangan nonsteroid (NSAID). Tylenol bisa dikategorikan ke dalam analgesik (obat pereda nyeri) dan antipiretik (penurun demam), kata spesialis manajemen nyeri Dr. Anureet Walia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Obat ini bisa digunakan untuk beberapa kondisi berbeda, seperti nyeri ringan sampai sedang, demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit gigi, nyeri punggung, pilek, dan rasa tak nyaman akibat vaksin, jelas Walia. Bedanya dengan jenis NSAID adalah Tylenol tak mengandung zat antiperadangan sehingga tidak membantu bila ada pembengkakan atau peradangan, ujar pakar farmasi David Mangan.
Dosis Tylenol yang direkomendasikan adalah 325-650 mg untuk orang dewasa setiap 4-6 jam. Jangan mengonsumsi Tylenol lebih dari 3.000-4.000 dalam 24 jam, saran Walia. Untuk anak-anak, dosis tergantung usia dan ukuran tubuh sehingga penting untuk selalu membaca petunjuk pemakaian, kata Mangan.
Apa yang tak boleh dicampur Tylenol?
Rangkaian obat jenis OTC untuk batuk dan gejala pilek yang sudah mengandung Tylenol atau NSAID, kata Mangan. Jika ingin minum Tylenol atau NSAID sebagai kombinasi obat batuk pilek, tanyakan dulu pada tenaga kesehatan atau apoteker untuk memastikan Anda tak melebihi dosis harian maksimal.
Jika punya masalah hati, konsultasikan dengan tenaga kesehatan atau apoteker sebelum minum Tylenol, apakah obatnya bisa diminum berbarengan atau harus terpisah. Karena risiko kerusakan hati, hindari Tylenol jika suka minum alkohol, kata Walia.
Alasan dokter lebih menganjurkan Tylenol dibanding ibuprofen
"Dokter mungkin merekomendasikan Tylenol dibanding ibuprofen buat pasien yang butuh pereda nyeri tapi intoleransi NSAID karena masalah lambung, risiko pendarahan, atau masalah jantung. Secara umum Tylenol lebih ramah untuk lambung dan tidak menimbulkan risiko pendarahan usus dan masalah jantung," ujar Walia kepada USA Today.
Konsultasikan dengan tenaga kesehatan atau apoteker untuk memastikan jenis pereda nyeri yang paling cocok dengan kebutuhan Anda. Apapun jenis obatnya, ingatlah Tylenol dan NSAID hanya boleh diminum untuk mengatasi nyeri yang muncul kadang-kadang.
"Jika rasa sakitnya konstan dan terus-menerus, konsultasikan dengan dokter mengenai sumber penyakit dan cara terbaik mengatasinya," ujar Mangan.
Pilihan Editor: Tips Memilih Obat Pereda Nyeri Sendi Terbaik di Apotek