Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Nyeri dada merupakan salah satu gejala penyakit jantung. Namun bagi penyintas Covid-19, apakah rasa nyeri di dada otomatis orang tersebut mengalami gangguan jantung atau implikasi dari infeksi virus corona.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dari Primaya Hospital Makassar, Bambang Budiono mengatakan, nyeri dada akibat Covid-19 bisa terjadi jika terdapat penyakit seperti radang selaput pembungkus jantung (perikarditis) dan radang otot jantung (miokarditis). "Nyeri dada akibat Covid-19 juga bisa terjadi jika terdapat serangan jantung karena pembentukan bekuan darah yang menyumbat arteri koroner," kata Bambang dalam diskusi daring bertema Hari Jantung Sedunia pada Rabu, 29 September 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kondisi ini terjadi karena Covid-19 juga berpotensi menimbulkan gangguan koagulasi atau mengakibatkan pembekuan atau penggumpalan darah. Selain itu Covid-19 juga bisa memicu peradangan pada pleura (selaput pembungkus paru) yang menyebabkan "pleuritic pain" yang ditandai dengan nyeri dada. Rasa nyeri pada dada akan bertambah berat jika menarik napas.
Selain nyeri dada, gejala potensi gangguan jantung lain yang wajib diketahui berupa sesak dan cepat lelah bila beraktivitas. Ada pula yang mengalami gangguan irama jantung, syncope atau pingsan, dan berbagai gejala lainnya.
"Yang harus dilakukan jika merasakan nyeri dada dan gejala lainnya yang patut dicurigai penyakit jantung, segera berobat ke dokter untuk memastikan penyebabnya," kata Bambang Budiono. Pasien perlu menjalani pemeriksaan khusus untuk mendapatkan terapi sesuai keluhan yang dia alami.
#pakaimasker #jagajarak #cucitanganpakaisabun #hindarikerumunan #vaksinasicovid-19
Baca juga:
5 Gaya Hidup yang Memicu Penyakit Jantung