Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Perlunya Edukasi untuk Tingkatkan Kesadaran Bahaya Penyakit Hati Berlemak

Kesadaran akan penyakit hati berlemak bisa mendorong orang untuk melakukan pemeriksaan secara berkala sehingga komplikasi lebih serius bisa dicegah.

27 Oktober 2024 | 16.40 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi Liver. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis radiologi di Universitas Gadjah Mada Lina Choridah, mengatakan kesadaran akan bahaya penyakit hati berlemak non-alkohol atau fatty liver dapat ditingkatkan dengan kolaborasi antarsektor, mulai dari pemerintah, penyedia layanan kesehatan, hingga masyarakat sendiri. Menurutnya, pemerintah perlu meningkatkan promosi kesehatan yang fokus pada pentingnya deteksi dini penyakit hati berlemak non-alkohol yang harus digencarkan, baik melalui media massa maupun edukasi langsung di masyarakat. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu, akses terhadap fasilitas pemeriksaan radiologi, termasuk alat diagnostik yang diperlukan untuk deteksi dini penyakit, perlu dipastikan tersedia secara merata, terutama di daerah-daerah yang sulit dijangkau.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kita perlu lebih aktif dalam mengedukasi masyarakat tentang risiko fatty liver dan pentingnya skrining dini,” kata Lina.

Kesadaran akan penyakit bisa mendorong seseorang untuk melakukan pemeriksaan secara berkala sehingga komplikasi yang lebih serius bisa dicegah. Selain itu, Lina menyebut kolaborasi antara dokter umum dan spesialis radiologi juga sangat penting. Dokter umum yang menangani pasien dengan risiko tinggi seperti obesitas, diabetes, atau sindrom metabolik harus lebih proaktif dalam merujuk pasien untuk pemeriksaan radiologi.

“Peran dokter umum sangat vital dalam hal ini. Mereka berada di garis depan dan bisa membantu deteksi dini dengan merujuk pasien berisiko untuk menjalani deteksi dini dengan radiologi,” jelasnya.

Bisa berkembang lebih serius
Fatty liver adalah kondisi yang perlu perhatian serius karena sifatnya sering kali asimptomatik atau tanpa gejala pada tahap awal. Fatty liver yang tidak ditangani dengan baik dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih serius, seperti steatohepatitis non-alkoholik (Non-Alcoholic Steatohepatitis/NASH), yang ditandai peradangan hati dan kerusakan sel hati. Dalam jangka panjang, kondisi itu dapat menyebabkan fibrosis hati, yang pada akhirnya bisa berkembang menjadi sirosis atau kanker hati.

“Jika bisa mendeteksi fatty liver sejak dini, kita dapat mencegah perkembangan ke kondisi yang lebih serius melalui perubahan gaya hidup, diet, dan intervensi medis yang tepat,” papar Lina.

Banyak orang yang tidak menyadari mereka berisiko, terutama penderita obesitas, diabetes, atau sindrom metabolik. Gaya hidup dengan pola makan tinggi lemak dan kurang aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko penyakit hati berlemak, bahkan pada orang yang tidak minum alkohol.

"Penanganan fatty liver tidak hanya melibatkan pengobatan tetapi juga perubahan gaya hidup yang signifikan, seperti penurunan berat badan, pengaturan pola makan, dan peningkatan aktivitas fisik," tandas Lina.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus