Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Peta baru epidemi AIDS

Penularan aids melalui hubungan heteroseksual meningkat paling tinggi. sejajar dengan penyebaran penyakit kelamin. penelitian di as menunjukkan, bahwa aids bisa menjangkiti siapa saja.

12 Mei 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PENULARAN AIDS melalui hubungan heteroseksual telah menjadi pertanyaan yang mengkhawatirkan sejak dulu. Sebab, kenyataan ini menunjukkan bahwa kumpulan gejala yang menghancurkan daya tahan tubuh manusia itu tidak hanya menyebar di kalangan homoseks. Dugaan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) cuma menyerang homoseks hingga kini masih kuat. Penelitian paling mutakhir di Amerika Serikat -- negara yang jumlah penderita AIDS paling banyak di dunia -- menunjukkan kerisauan itu, bahwa AIDS bisa menjangkiti siapa saja. "Epidemi di kalangan heteroseks bukan lagi perkiraan," kata Dr. Jerome Groopman dari RS Universitas Harvard, AS. Ini sebuah kenyataan. Groopman adalah seorang di antara sejumlah besar ahli di AS yang hingga kini terus-menerus mengamati pola penyebaran AIDS. Di negara ini, penelitian AIDS, yang biayanya tidak murah, paling intensif dilakukan. Termasuk pencarian metode penyembuhan, yang sampai sekarang masih belum juga berhasil. Groopman yakin, virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) penyebab AIDS sudah menyebar di kalangan heteroseks jauh lebih luas dari yang bisa dicatat di masa kini. "Angka yang kita lihat sekarang ini adalah akibat penularan yang terjadi sekitar 8 sampai 10 tahun lalu," katanya. Masuknya virus itu ke dalam tubuh manusia memang tak bisa segera dilacak dengan tes darah. Angka penderita AIDS di AS, sampai Maret lalu adalah 126.127 orang. Penderita homoseks dan biseks (kelompok risiko tertinggi dalam kejangkitan AIDS) masih menduduki tempat teratas, yaitu 60 persen. Kelompok risiko tinggi kedua, pecandu narkotik yang menggunakan alat suntik untuk kebiasaan itu, juga masih berada di tempat kedua, 21%. Kelompok homoseks yang juga pecandu narkotik meliputi 7%. Kelompok risiko tinggi ketiga, penderita penyakit darah yang terus-menerus memerlukan transfusi. Mereka tertular karena darah donor yang tercemar. Namun, dalam catatan statistik terakhir, kedudukan kelompok penderita ini turun ke peringkat keempat (3%). Yang meloncat ke peringkat ketiga adalah kasus AIDS yang berjangkit melalui hubungan heteroseksual, yaitu 6.231 kasus, atau 5% dari jumlah seluruh penderita di AS. Dalam dua tahun terakhir angka ini melonjak sampai 36%. Padahal, di tahun-tahun sebelumnya penambahan angka kelompok ini sangat kecil. Pada 1980, misalnya, hanya dua kasus ditemukan di AS. Karena penambahan yang mengejutkan itu, para ahli epidemiologi di AS mulai mereka peta epidemi baru. Lalu muncul pendapat: penularan AIDS melalui hubungan heteroseks ini adalah gelombang ketiga yang dimulai pada dekade terakhir. Pertama, penyebaran di kalangan homoseks. Dan yang kedua penjangkitan di lingkungan pecandu narkotik. "Penularan AIDS melalui hubungan heteroseksual, selama ini, tidak menarik perhatian," kata Robert Rolfs dari CDC (Pusat Pengontrolan Pengakit Menular AS). "Tapi sekarang terlihat, terjadi ledakan di sektor itu, walau belum bisa dipastikan seberapa cepat penyebaran itu terjadi." "Namun, jangan menyangka bahwa penderita heteroseks itu adalah semua orang yang ada di sekitar kita, yang kita temui sehari-hari," kata Dr. Thomas C. Quinn, peneliti di Institut Nasional untuk Penyakit Menular, AS. Menurut Quinn, hasil penelitian menunjukkan, penderita AIDS heteroseks itu punya berbagai kekhasan. Mereka bukan sembarangan orang. Quinn dan para ahli di John Hopkins University, Baltimore, baru-baru ini meneliti penyebaran AIDS di kalangan heteroseks. Mereka menemukan pola penyebaran heteroseks ini terutama terjadi di kalangan miskin yang tingkat pemeliharaan kesehatannya sangat rendah. "Penyebaran ini mengingatkan kita pada AIDS di Afrika," kata Dr. Edward Hook, salah seorang peneliti. Kenyataan itu seperti menjawab kekhawatiran yang juga sudah beredar: penyebaran AIDS di negara berkembang. Hingga kini di negara berkembang penyebaran penyakit yang mematikan ini belum mencemaskan. Sedangkan para ahli memperkirakan, sekali AIDS menyebar di negara berkembang, epideminya akan sulit dikendalikan. Pangkalnya adalah masih rendahnya tingkat pemeliharaan kesehatan. Inilah sebabnya mengapa WHO (Organisasi Kesehatan Sedunia) menggariskan pencegahan AIDS sebagai program global. Namun, buruknya pemeliharaan kesehatan bukan satu-satunya penyebab penularan AIDS di kalangan heteroseks. Perilaku seksual, gonta-ganti mitra seks, juga menjadi faktor menentukan dalam penyebaran ini. Sebagian besar penderita, misalnya, berada dalam usia di bawah 25 tahun. Mereka ini tergolong sangat aktif secara seksual, dan rata-rata belum berkeluarga. Quinn dan kawan-kawan juga menemukan AIDS ini menyebar di kalangan heteroseks bersama sejumlah penyakit kelamin. Hampir semua penderita pernah menderita penyakit kelamin seperti sifilis, gonorhea, dan chlamydia. Umumnya, penyakit kelamin ini tidak terawat. "Hingga ada kesan penyakit-penyakit kelamin itu meningkatkan peluang kejangkitan AIDS," kata Quinn. Dan yang mengejutkan adalah penelitian Dr. Sten H. Vermund dari Departemen Kesehatan Kota New York. Ahli ini menemukan pola penyebaran AIDS di kalangan heteroseks hampir selalu terjadi dari pria ke wanita. Berarti bukan sebaliknya. Kesimpulan itu ditegakkan Vermund setelah meneliti secara intensif 634 penderita AIDS wanita. Keistimewaan kelompok ini adalah mereka bisa mencatat hampir seluruh sejarah hubungan seks mereka. Hasil evaluasi Vermund menunjukkan, semua penderita wanita itu mendapatkan AIDS dari hubungan seks -- dan tentu saja dengan pria. Sedangkan dalam hubungan seks setelah mereka terjangkit virus HIV cuma 7 di antaranya yang menularkan virus itu ke mitra seks pria. Jim Supangkat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus