Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Pola Makan Pasien Hipertensi yang Dianjurkan Dokter Jantung

Dokter membagi tips diet bagi pasien hipertensi. Selain pembatasan konsumsi garam untuk membantu mengontrol tekanan darah, ini anjuran lainnya.

17 Juli 2023 | 20.37 WIB

Image of Tempo
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ilustrasi makanan sehat. (Canva)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Bambang Widyantoro, membagi tips diet bagi pasien hipertensi. Salah satunya pembatasan konsumsi garam untuk membantu mengontrol tekanan darah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Konsumsi garam ini sangat berperan pada terkontrolnya tekanan darah," katanya dalam konferensi pers “Pengabdian Dokter Jantung dan Pembuluh Darah Indonesia untuk Morotai, Dari Deteksi Dini Penyakit Kardiovaskular Sampai Pencegahan Stunting”, di Jakarta, Senin, 17 Juli 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Garam mengandung natrium tinggi. Merujuk pada pedoman PERKI, asupan natrium hendaknya dibatasi 2 gram per hari atau setara 5 gram (satu sendok teh) garam dapur. Bagi pasien tekanan darah tinggi, asupan natrium dibatasi lebih rendah lagi menjadi 1,5 gram per hari atau 3,5–4 gram garam per hari.

Selain asupan garam, dokter di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita itu menyarankan pasien hipertensi menghindari makanan yang mengandung banyak lemak dan memperbanyak asupan sayuran, buah, serta kacang-kacangan. Tak hanya makanan, pasien hipertensi pun disarankan menjaga berat badan sehat. Artinya mereka perlu menurunkan berat badan apabila mengalami obesitas.

"Menurunkan berat badan dan menjaga berat badan ideal, olahraga teratur, serta sangat disarankan berhenti merokok," saran Bambang.

Pengarus obesitas
Sementara itu, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi dengan yang digunakan (energy expenditure) dalam waktu lama. Orang dikatakan obesitas salah satunya apabila memiliki indeks massa tubuh (IMT) 25,5-29 yang didapat dengan menghitung berat badan dalam satuan kilogram dibagi kuadrat tinggi badan dalam meter (kg/m).

Obesitas merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan munculnya penyakit kardiovaskular karena menyebabkan kerusakan sel endotel di pembuluh darah. Sel endotel adalah lapisan tunggal yang melapisi seluruh sistem vaskular.

"Pembuluh darah akan menjadi lebih kaku dan lebih mudah mengalami kekakuan, meningkatkan risiko tekanan darah naik," tutur Bambang.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus