Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Demonstrasi mahasiswa yang berlangsung sejak Senin, 23 September 2019 masih hangat diperbincangkan publik. Tidak hanya tujuan demonstrasi atas ketidaksetujuan sejumlah RUU saja yang didiskusikan masyarakat, namun juga poster unik yang dibawa oleh mahasiswa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Khususnya generasi terdahulu, tentu akan menganggap poster tersebut tidak serius dan cenderung memiliki tujuan tersendiri. Namun rupanya, hal ini tidak benar. Sebab menurut psikolog Friska Asta, poster yang terbilang nyeleneh justru terbilang sebagai bentuk kreativitas mahasiswa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Menurut saya hal ini tidak aneh. Karena poster yang mereka tunjukkan itu bagian dari pengembangan imajinasi dan sisi kreatif,” katanya saat dihubungi Tempo.co pada 26 September 2019.
Friska mengatakan bahwa perubahan zaman telah menciptakan pola pemikiran yang baru juga. Ia lantas mengambil contoh poster demonstrasi mahasiswa kemarin yang bertuliskan tentang skincare. Dalam 'harga skincare mahal tapi saya rela panas-panasan karena harga NKRI lebih mahal'. Sebenarnya, generasi terdahulu bisa menganggap hal ini tidak penting.
Namun di era saat ini, skincare adalah salah satu kebutuhan utama para wanita. Sehingga makna tersirat untuk mengorbankan skincare demi NKRI adalah bentuk cara tersendiri dari mahasiswa untuk berekspresi.
“Dulu kalau ke kampus mana ada pakai bedak atau lipstick. Tapi sekarang kan sudah berbeda. Itu kenapa saya bilang kreatif karena mereka menciptakan cara tersendiri tapi tetap on point,” katanya.
Tak heran, Friska pun menghimbau agar masyarakat khususnya generasi terdahulu untuk tidak memandang Friends sebelah mata. “Kita harus pakai terminologi mereka untuk mengerti maksud dari pesan di poster-poster tersebut. Jadi jangan langsung menghakimi begitu saja,” katanya.