Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Berita Tempo Plus

Racun Saraf Penolak Keriput

Penuaan kulit terjadi sejak usia belasan tahun.

22 Maret 2017 | 00.00 WIB

24_KOSMO_botox
Perbesar
24_KOSMO_botox

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Keriput merupakan proses alami yang dihadapi manusia seiring dengan bertambahnya usia. Namun, pada beberapa orang, kerutan di wajah dan leher dapat muncul lebih awal dibanding dengan orang lain seusianya. Berbagai teknologi pun dikembangkan untuk mengatasi keriput. Teknologi itu di antaranya suntikan antikeriput botulinum toxin tipe A dan pengisi lapisan dermis kulit (dermal filler) serta pengencangan kulit dengan teknologi high intensity focus ultrasound (HIFU).

Dokter spesialis kulit dan kelamin, Adri Dwi Prasetyo, mengatakan penuaan kulit terjadi sejak usia remaja. "Biasanya di bawah usia 20 tahun, yang ditandai dengan kehadiran kerutan halus dan flek hitam," kata Adri dalam diskusi mengenai tren kedokteran estetika dan teknologi anti-penuaan di Jakarta Selatan, Jumat lalu.

Karena itu, Adri menyarankan penggunaan tabir surya, pelembap kulit, dan peeling (pengelupasan kulit) sejak usia remaja. Tujuannya untuk mempertahankan kesehatan kulit. Dia menyarankan pula supaya mengkonsumsi sayur dan buah-buahan untuk menetralisasi kulit dari efek negatif sinar matahari. "Tapi, ketika perawatan dengan tabir surya dan krim tidak lagi mampu mengurangi keluhan dan pasien butuh perbaikan, kami lakukan tindakan medis," kata dokter yang berpraktek di klinik Rejuva, Surabaya, ini. Salah satunya dengan memberi suntikan antikeriput botulinum toxin tipe A.

Ia mengatakan botulinum toxin tipe A adalah racun saraf (neurotoksin) yang paling umum digunakan dalam kecantikan dan dianggap sebagai salah satu solusi anti-penuaan tanpa operasi. Berdasarkan data 2016, di Amerika Serikat terdapat 5,5 juta orang yang melakukan suntik botulinum di dokter bedah. Jumlah pasien dipastikan lebih besar jika suntikan yang dilakukan oleh dokter spesialis kulit dan dokter umum ditambahkan.

Adapun di Indonesia, Adri melanjutkan, peminat suntik botulinum sudah banyak terlihat di kota-kota besar, seperti Jakarta dan Surabaya, yang menawarkan suntikan ini. Menurut dia, botulinum tipe A umumnya digunakan untuk mengatasi keriput yang disebabkan ekspresi wajah sementara, seperti senyum, menyipitkan mata, dan mengerutkan kening. Efek suntikan biasanya bertahan 4-6 bulan. "Sementara efek maksimalnya menunggu waktu setelah dua pekan," kata dia.

Adri memastikan suntikan antikerut dengan dosis yang tepat tidak akan menimbulkan endapan, tapi langsung diserap kulit. Harga satu dosis botulinum adalah Rp 30-150 ribu. Adapun jumlah dosis yang digunakan berbeda-beda untuk tiap orang.

Dokter bedah kulit, David Sudarto Oeria, mengimbuhkan, pemberian botulinum harus dalam takaran yang pas. "Wajah pasien akan terlihat aneh kalau diberikan dosis terlalu banyak," kata dia.

Pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma, Surabaya, ini mengatakan bisa jadi orang yang masih muda memiliki kerutan yang banyak. Penyebabnya adalah gerakan otot yang berlebih di wajah.

Garis halus dan kerutan disebabkan gerakan wajah dari kontraksi otot, hilangnya kelembapan, kolagen, dan lemak di kulit. Ekspresi wajah berulang, seperti tersenyum, cemberut, dan menyipitkan mata, akan menyebabkan kompresi kulit, lalu menghasilkan pembentukan kerut. Di sini, botulinum berperan mengendurkan sementara otot-otot wajah yang mendasari dan menyebabkan keriput, sehingga membuat keriput tersamar.

Menurut David, botulinum tipe A dan B adalah suntikan antikerut yang diperbolehkan di Tanah Air. Seiring dengan perkembangan teknologi estetika, berbagai merek disetujui peredarannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan serta Food Drugs Association Amerika Serikat. "Sekitar 98 persen penggunaannya untuk estetika," kata dia.

Philip Levy, dokter spesialis kecantikan dari Swiss, di tempat yang sama menimpali, penggunaan serum antikerut tidak akan menimbulkan efek samping jika ditangani dokter spesialis bersertifikat. Selain itu, penggunaan serum ini perlu didampingi dengan perawatan kulit terus-menerus.

"Penanganan awal pencegahan keriput pada usia 20-30 tahun dapat memberikan efek yang memuaskan ketika Anda memasuki usia 60 tahun," kata Philip. Dia menyebutkan, di kliniknya, rata-rata pasien datang pada usia 30-33 tahun dengan kondisi garis keriput halus.

Senior Regional Medical Director Merz Aesthetic, Owen Sunga, mengimbuhkan, generasi baru botulinum tipe A dapat disimpan di suhu ruangan. Sedangkan generasi yang sebelumnya harus selalu disimpan di lemari pendingin. Perbedaan lain pada generasi baru botulinum ini adalah sudah bebas dari porcine atau DNA babi. Jadi calon pasien tidak perlu ragu lagi memakai si racun saraf ini. Martha Warta Silaban


Cegah Penuaan Dini

1.Hindari sinar matahari dan gunakan tabir surya untuk mempertahankan kesehatan kulit.
2.Gunakan krim atau pelembap wajah, terutama bagi wanita yang memasuki masa menopause. Sebab, kulit akan bertambah kering seiring dengan bertambahnya usia.
3.Konsumsi makanan yang mengandung antioksidan, seperti buah-buahan dan sayuran. Ini untuk menetralisasi efek negatif sinar matahari. (Sumber: Dr Adri Dwi Prasetyo, SPKK)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus