Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Rekreasi di Hutan, Manfaatnya buat Fisik dan Mental

Tak hanya ke tempat hiburan, rekreasi juga bisa dilakukan di hutan dan ternyata sangat banyak manfaatnya.

28 Desember 2021 | 14.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi Hutan di Jawa Barat. TEMPO/Fardi Bestari

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tren berlibur dan rekreasi di luar ruangan diperkirakan masih akan berkembang di 2022. Salah satunya rekreasi di hutan. Tren yang meningkat itu pun diiringi penelitian- penelitian yang menunjukan berkegiatan di hutan dapat meningkatkan kualitas hidup.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Manusia benar-benar tidak bisa hidup tanpa hutan. Inilah mengapa kita perlu mulai sadar untuk terkoneksi kembali dengan hutan. Jika melakukan kegiatan bisnis seperti biasa tanpa memperhatikan environmental value, kelestarian hutan akan sulit tercapai. Maka, investasi pada alam harus dilakukan sesegera mungkin,” kata Strategic Partnership Manager Yayasan Alam Sehat Lestari (ASRI), Evita Izza Dwiyanti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk dapat membangun koneksi dengan alam, ASRI menjelaskan setidaknya ada lima manfaat yang didapatkan pelaku wisata saat berlibur di hutan.

Bisa berinteraksi dengan satwa di habitat asli
Salah satu keunggulan berekreasi di hutan yang pertama adalah bisa berinteraksi langsung dengan satwa di habitat asli. Seperti pengalaman yang dialami oleh model Nadine Alexandra yang merasakan pengalaman lebih mencintai alam setelah berinteraksi langsung dengan orang utan di habitatnya.

“Ini pengalaman berinteraksi yang luar biasa mengagumkan, dan terasa dalam. Bukan interaksi dalam pengertian bisa menyentuh atau memberi makan melainkan melihat mereka berlaku normal di habitatnya tanpa menghiraukan keberadaan manusia,” ujar Nadine.

ASRI menyebutkan jika memilih berekreasi di hutan-hutan Kalimantan Barat, jika beruntung Anda bisa melihat sekelompok orangutan hingga owa. Dua kelompok primata itu berpotensi lebih mudah ditemui ketika masa panen buah.

Mengasah jiwa petualang
Keuntungan kedua adalah bisa mengasah jiwa petualang. Di kawasan hutan seperti di Kalimatan Barat, meski berada di satu kawasan, ada beragam tipe ekosistem hutan, mulai dari hutan mangrove, gambut, dataran rendah, hingga pegunungan. Dengan berbagai jenis ekosistem itu, maka ada beragam macam aktivitas, mulai dari yang ringan hingga ekstrem bisa dijajal, khususnya yang memiliki adrenalin berlebih. Tidak hanya kegiatan alam, jika melakukan rekreasi di hutan dan menemukan kegiatan masyarakat adat, maka mungkin Anda bisa mempelajari budaya lebih dalam .

Ikut menyehatkan bumi
Ketika berwisata langsung dan berinteraksi di alam seperti hutan, biasanya manusia akan merasakan betul betapa indah dan megahnya alam. Kekaguman pada alam akan membuat rasa cinta juga ikut tumbuh dan memupuk rasa ingin melindungi dan menjaga lingkungan hijau. Akibat belum dipenuhinya prinsip keberlanjutan, tak sedikit hutan yang gundul dan tak terawat atas nama industri dan pembangunan dalam beberapa dekade terakhir.

Kini, kesadaran untuk menjaga lingkungan berkelanjutan pun mulai muncul dengan terasanya perubahan yang ekstrem, mulai dari kondisi cuaca hingga suhu di bumi. Saat berekreasi di hutan, ada baiknya juga bisa menanam bibit pohon untuk kembali menghijaukan hutan-hutan di Indonesia. Salah satunya lewat program ASRI mengadopsi bibit pohon seperti “The Guardian Tree”.

Anda bisa membeli bibit pohon untuk kemudian ditanam dan dirawat di dalam hutan bersamaan dengan kelahiran bayi teman atau sanak saudara. Harapannya, bayi dan bibit akan tumbuh bersama dan sama-sama memberi manfaat bagi semesta.

Meningkatkan kesehatan fisik dan mental
Dengan melakukan kegiatan di hutan, tubuh akan aktif bergerak dan dapat meningkatkan kesehatan fisik. Hutan menjadi sumber alami dari oksigen, bahkan dulu Indonesia pernah dijuluki sebagai paru-paru dunia. Selain mendapatkan stok oksigen paling murni, saat beraktivitas di hutan Anda bisa meningkatkan peredaran darah, memperbaiki metabolisme tubuh, menurunkan tingkat gula darah, serta meningkatkan kekebalan tubuh.

Paling menarik, berakvititas di hutan juga meningkatkan hormon endorfin yang membuat manusia merasakan kebahagiaan dan tentunya perasaan itu dibutuhkan untuk mendukung kesehatan mental di masa sulit seperti pandemi ini. Seperti yang dialami Nadine saat menjajal hutan untuk bertualang, bukannya merasa takut ia merasa hal itu adalah proses mengisi dirinya untuk kembali segar.

“Ketika ke hutan, kebisingan kota itu digantikan dengan suara serangga, suara hujan, suara angin. Aku bisa merasakan perbedaan besar dalam pikiranku. Hanya dengan menghabiskan waktu selama beberapa hari di hutan, aku seperti baru di-recharge. Aku merasakan sendiri hutan bisa membantu memulihkan kondisi mental,” kata Nadine.

Dengan berekreasi di hutan, ia justru bisa menyadari hal yang benar-benar penting dalam hidup. Nadine memang tidak berlebihan jika berharap masyarakat lain juga bisa merasakan hal yang sama. Menurut ASRI perjalanan yang dialami oleh Nadine disebut forest bathing dan memang mampu menghilangkan stres. Forest bathing, yaitu memanfaatkan seluruh panca indera saat berada di hutan, bisa membantu menghilangkan stres.

“Ini membuktikan kita tidak bisa hidup tanpa hutan yang lestari. Stres yang mereda juga menunjukkan ketika kita kembali ke alam, merasa seperti pulang ke rumah dan merasa nyaman,” kata Evita.

Selama melakukan perjalanan di hutan untuk berekreasi pastikan tetap menjalankan protokol kesehatan dan menjaga kebersihan alam sehingga koneksi antara manusia dan alam bisa berjalan harmonis tanpa ada yang terluka.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus