Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Riuh Citayam Fashion Week, Apa Sebenarnya Tujuan Peragaan Busana?

Peragaan busana yang semula mempromosikan koleksi dan menciptakan tren, telah berubah menjadi tempat berekspresi seperti halnya Citayam Fashion Week.

25 Juli 2022 | 23.19 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Selama beberapa pekan ini, media sosial dan pemberitaan dihebohkan oleh Citayam Fashion Week. Fenomena ini merupakan tren bagi sekelompok remaja tanggung di sekitar Kawasan Sudirman, Jakarta Pusat untuk berlenggak-lenggok bak model di penyebrangan jalan (zebra cross).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebagaimana namanya, Citayam Fashion Week merupakan penjelmaan dari kegiatan peragaan busana kelas dunia, seperti Milan Fashion Week, Paris Fashion Week, ataupun New York Fashion Week. Akan tetapi, dari kacamata industri fesyen, apa sebenarnya tujuan peragaan busana? 

Ajang Promosi dan Pembangunan Tren

Dikutip dari slate.com, pekan mode (fashion week) biasanya berlangsung setiap musim, seperti gugur, semi, dingin, dan panas. Dalam ajang tersebut, para desainer akan mempersembahkan koleksi terbaru mereka untuk dipamerkan di depan pers, pembeli ritel, ataupun kritikus fesyen. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Merujuk laman instyle.com, dalam ajang pekan mode kelas dunia, biasanya tidak hanya desainer yang diuntungkan, tetapi juga model, jurnalis, dan selebriti. Tidak sedikit model yang biasanya mendapatkan profil tinggi usai melenggang di pekan mode kelas dunia.

Selain itu, bagi jurnalis, momen pekan mode sering kali menjadi ladang untuk memberitakan kecemerlangan desainer, kepiawaian model, ataupun mengulik gosip terkini di antara para model dan selebriti.
 

Alhasil, keberadaan pekan mode ini turut menyokong kelahiran dan kesuksesan industri fesyen yang kerap kali memengaruhi tren berpakaian di kalangan masyarakat, seperti penggunaan hoodie, kaos crop top, ataupun bucket hat. 

Citayam Fashion Week sebagai Tempat Berekspresi

Berbeda dengan pekan mode kelas dunia, seperti Paris Fashion Week, kehadiran Citayam Fashion Week lebih merupakan wujud dari ekspresi dan minat anak muda.  

Dikutip dari laman resmi Universitas Muhammadiyah Malang, Luluk Dwi Kumalasari selaku dosen sosiologi menilai bahwa kehadiran Citayam Fashion Week merupakan bentuk alamiah manusia untuk mengekspresikan diri. 

Luluk mengungkapkan bahwa fenomena ini tergolong wajar sebab didorong oleh kesamaan geografis dan minat. Seperti diberitakan oleh tempo.co, para remaja tanggung yang mengikuti Citayam Fashion Week ini biasanya berasal dari daerah Sudirman, Citayam, Bojong Gede, dan Depok sehingga menamakan dirinya sebagai anak SCBD; pelesetan dari Sudirman Central Business District. 

Selain kesamaan geografis tersebut, mereka juga cenderung memiliki ketertarikan yang sama pada bidang fesyen dan kreativitas. Alhasil, kemunculan Citayam Fashion Week tidak lain merupakan wadah untuk berkumpul, menghibur diri, bersosialisasi, sekaligus berekspresi bagi anak-anak muda tersebut. 

Dengan begitu, orientasi peragaan busana yang mulanya ditujukan untuk promosi koleksi dan penciptaan tren berpakaian di kalangan masyarakat, kini telah berganti menjadi ajang bagi anak muda untuk mengekspresikan dirinya sebagaimana fenomena Citayam Fashion Week. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus