SEPARUH penduduk bumi menyaksikannya lunglai pada ronde ke-10.
Muhammad Ali kelihatan tak kuat lagi sekalipun hanya untuk
mengangkat tangan kirinya yang terkenal dengan jab-jab yang
menyengat itu.
Kekalahan Ali dalam pertarungan 3 Oktober bukan hanya karena
Larry Holmes terlalu kuat. Tapi dalam tubuhnya sendiri ia
digasak oleh obat thyroid yang diminumnya sejak 4 minggu sebelum
berkelahi. "Saya yakin obat itulah yang membikin saya kalah,"
katanya kepada para wartawan di Los Angeles, 7 Oktober.
Menurut ceritanya dia mulai merasa lelah sejak berakhirnya ronde
pertama. Setelah ronde kedelapan wasit Richard Green
menghampirinya dan menegur "untuk mulai bertarung atau kalau
tidak, pertandingan akan dihentikan."
6 Biji Sehari
Pada ronde kesembilan Ali melepaskan sebuah pukulan yang tak
berarti. "Saya kembali ke pojok saya dengan perasaan capek yang
amat sangat. Saya tak kuat mengangkat tinju. Seluruh tenaga saya
hilang. Refleks saya . . . pokoknya tak ada satupun yang beres.
Saya tak berkeringat sekalipun hanya setetes," kata si jago yang
sudah gaek itu.
Ali memang pintar membual. Siapa yang tahu kalau obat thyroid
itu hanya alasannya saja untuk menutupi kekalahannya. Cuma
memang benar dia meminum obat untuk meningkatkan kelenjar
thyroid dengan meminum obat hormon sintesis thyroxine, merk
thyroculler. Dokter pribadinya sejak 1973, Charles Lee Williams
Sr mengakui itu.
Meskipun obat itu menurunkan berat badan Ali, menurut Williams,
thyroxine bukan untuk melorotkan berat badan, tapi untuk
mengobati hypothyroidisme. Satu penyakit yang disebabkan oleh
kurang aktifnya kelenjar thyroid.
Kelenjar thyroid terletak di kiri kanan biji jakun berfungsi
untuk metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Kalau kelenjar
tersebut kurang aktif, akan mengakibatkan kegemukan. Sebaliknya
kalau kelenjar itu terlalu aktif, si penderita akan menjadi
kurus, karena seluruh makanan yang masuk habis dikuras oleh
proses metabolisme tubuh. Ini misalnya terjadi pada penderita
kelenjar gondok. Kalau penyakit ini hinggap sejak orok,
penderitanya akan jadi kontet, atau kretin. Pertumbuhan tubuhnya
terganggu dan mentalnya terbelakang. Penyakit gondok bisa
ditolong dengan memberikan garam yodium atau obat
propiltiourasil.
Dr Charles Lee Williams kecewa dengan penobatan yang dia
berikan. Tujuannya semula untuk meningkatkan fungsi kelenjar
thyroid, tapi ternyata obat thyroxine disalahgunakan Ali untuk
menurunkan berat badannya. Ali sendiri mengakui meminum 2 kali
lebih banyak dari yang dianjurkan Williams. Enam biji sehari.
Dalam konperensi pers dia malahan mengatakan: "Semua macam
vitamin yang diberikan kepada saya, saya makan dua kali yang
dianjurkan."
Tidak hanya Ali yang mengatakan kekalahannya itu disebabkan
thyroxine, dokter pribadinya, Williams, juga berpendapat begitu.
Dengan tambahan beberapa faktor lain. "Menurut hemat saya, Ali
lemas karena kepanasan, kehabisan cairan karena pertarungan
berlangsung di bawah suhu 100 derajat Fahrenheit. Dan karena
obat-obatan itu," katanya mengulas.
Di samping itu Ali cepat lelah karena berat badannya turun
terlalu drastis. Dalam 5 bulan dia mengurangi berat sampai 19,3
kg. Dari 117,9 jadi 98,6 kg. Pelangsingan yang terlalu cepat dan
dipaksakan ini akan mengakibatkan terganggunya keseimbangan
dalam mekanisme tubuhnya. "Ketika beratnya sudah 102 kg saya
ingin supaya dia berhenti menurunkah berat badan dan mulai
membentuk kekuatan. Tapi dia malahan terus menguruskan diri
sampai 98 kg," ungkap Williams. "Seluruh rencana sebenarnya
sudah berantakan, tapi Ali tetap saja mengatakan dia merasa
enak. Saya tahu dan sudah tak beres. Saya memberinya vitamin dan
tablet garam."
Kolesterol
Williams gagal menolong Ali. Berbagai obat penolong yang dia
berikan juga tak berguna. Thyroxine yang sudah menumpuk menjadi
senjata makan tuan. Sehingga ketika Ali mengerahkan tenaga di
atas ring, obat itu berbalik merusaknya. Efek samping obat itu
menyiksa otot-otot rangka, karena protein yang ada di situ telah
terkuras habis. Jantungnya tak beres, karena obat itu merangsang
kerja jantung. Otaknya juga terganggu, karena kelebihan dosis
thyroxine membuat penderita gelisah tak terkendali.
"Memakan thyroxine 6 buah sehari melampaui takaran. Bila dia
benar-benar minum 6 pil maka cukup alasan untuk membuat dirinya
tak bertenaga lagi," komentar Dr William Green, maha guru
kedokteran, spesialis thyroid dari Washington University,
Seattle.
Heran juga mengapa Ali yang cerdas jadi begitu konyol. Tak jelas
apakah perbuatan Muhammad Ali menduakalilipatkan dosis obat
diketahui oleh Charles Lee Williams, dokter pribadinya itu.
Kalau diketahui, aneh juga mengapa dokter membiarkan. Padahal
dalam Physicians desk reference buku pegangan dokter mengenai
obat-obatan, disebutkan penggunaan obat thyroid secara
berlebihan bisa mengakibatkan hyperthyroidisme. "Keadaan ini
memang tidak kelihatan dengan segera. Juga tak terlihat sampai
tiga minggu setelah pengobatan," tulis buku petunjuk itu.
Selain untuk penderita thyroid, thyroxine juga pernah
dipergunakan untuk menurunkan kolesterol. Para dokter di
Indonesia juga ikut menggunakannya. Tapi karena efek sampingnya,
obat tersebut dihentikan sebagai obat unNk menurunkan
kolesterol. Efek sampingnya yang paling jelek mengakibatkan
sakit jantung. Tapi bagaimana kalau digunakan untuk menguruskan
tubuh? "Hanya orang bodoh yang akan melakukan itu," sahut dr
Iwan Darmansjah, Kepala Bagian Farmakologi UI di Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini