DESA Mekarjati, Kec. Haurgeulis, Indramayu, Jawa Barat,
telah dijadikan proyek percontohan pemintalan bulu domba.
Untuk itu sebuah bangunan pusat latihan p~mintalan telah
didirikan di atas tanah seluas 500 mÿFD. Bangunan berharga
Rp 8 juta, dilengkapi 22 alat pemintalan dan lima buah sisir
bulu domba, merupakan hasil kerjasama pemerintah Kerajaan
Belanda dengan Ditjen Cipta Karya Departemen PU.
Sejak September lalu, 30 orang remaja putri penduduk desa itu
dididik di pusat latihan untuk menjadi pengolah dan pemintal
benang dari bulu domba. Selain mereka, juga dibina empat pemuda
untuk medjadi ahli pencukur domba.
Bahan baku untuk proyek latihan itu saat ini didapat dari
memanfaatkan bulu domba ternak penduduk. Sebab selain hidup
bertani, 12.600 penduduk Mekarjati juga beternak.
Sekarang ini penduduk dengan rajin membawa domba domba mereka ke
petugas pencukuran. Bulu domba itu digunting dengan gunting yang
khusus didatangkan dari Australia. Dengan begitu penduduk
mendapat tambahan penghasilan lumayan. Bulu domba yang putih
dengan panjang 5 cm, dihargai Rp 300/kg, sedang yang pirang atau
hitam Rp 200/kg. Setiap ekor domba menghasilkan « kg bulu dan
bisa diambil setiap enam bulan. Dari 1 kg bulu akan menjadi 300
gram benang wol halus.
Bulu-bulu domba itu diproses selama tiga hari untuk dijadikan
benang wol di pusat latihan oleh calon-calon pemintal. Dalam
tahap percobaan, semenjak September lalu, sudah dihasilkan 7,8
kg benang wol, yang kemudian diolah menjadi keset, karpet dan
pelapis kasur kursi di Departemen Seni Rupa ITB Bandung.
Kepanasan, Kedinginan?
Peserta-peserta yang dilatih di pusat latihan, mendapat uang
saku sebanyak Rp 750 setiap hari. "Nanti direncanakan pemberian
uang saku akan disesuaikan dengan benang tenun yang mereka
hasilkan setiap hari," tutur Dra. Tetty Rochayati, Penanggung
jawab Proyek Pemintalan itu. Rencana Ditjen Cipta Karya, akan
mendirikan pusat latihan pemintalan serupa di desa-desa
Kabupaten Indramayu seperti Cikedung, Jatibarang, Karangampel
dan Kota Indramayu yang penduduknya beternak domba. Sedang di
Kota Indramayu akan didirikan pabrik tenun wol, untuk menampung
hasil pemintalan dari desa tadi.
Tapi kalangan peternak domba mulai khawatir. Sebab sampai
sekarang mereka mengaku belum mendapat penjelasan: apakah dengan
pencukuran bulu itu, domba-domba mereka tidak merasa kepanasan
atau kedinginan. Apalagi tambahan pendapatan dari bulu domba itu
ternyata kecil saja. Seekor domba yang menghasilkan « kg bulu
hanya mendapat imbalan Rp 150 -- selama enam bulan. "Karena itu,
sekarang kami mulai ragu mengantarkan domba untuk dicukur," ujar
Darmadi yang mencukurkan lima ekor dari 12 ekor domba
piaraannya. Setelah dicukur, tambahnya, "memang kelihatan
bersih, tetapi badannya kurus, tidak gemuk seperti kata
petugas-petugas itu."
Kekhawatiran juga terlihat dari hasil pengkaderan di pusat
latihan. Semenjak September, 30 orang calon pemintal baru
menghasilkan 7,8 kg benang tenun. Sementara target yang harus
dicapai setiap pemintal adalah 250 gram sehari. "Kalau target
itu tidak bisa dicapai, berarti pemintal kurang trampil, dan
dikhawatirkan proyek ini akan gaal," ujar Dra. Tetty Rochayati
pesimistis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini