Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Saran Bekal Makanan Sehat untuk Mudik Lebaran dari Pakar Gizi

Bagi yang ingin mudik Lebaran, ahli gizi menyarankan membawa bekal dan selalu memperhatikan kebersihan makanan agar tidak terkontaminasi bakteri.

31 Maret 2023 | 21.08 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi pemudik dengan kendaraan pribadi. TEMPO/Subekti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Musim mudik Lebaran segera tiba. Ahli gizi dr. Tan Shot Yen membagi saran bagi yang ingin mudik Lebaran, yaitu membawa bekal dan selalu memperhatikan kebersihan makanan agar tidak terkontaminasi bakteri. Edukator kesehatan di Ikatan Dokter Indonesia (IDI), mengingatkan salah satu yang perlu diperhatikan saat membawa bekal untuk mudik adalah makanan tidak bersantan dan tidak punya unsur kontaminasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Usahakan bekal itu tidak mengandung santan karena rentan basi. Bawa lauk yang tidakmempunyai unsur terkontaminasi seperti telur pindang, kemudian makanan-makanan yang mudah dibawa seperti misalnya yang dikukus atau membawa nasi tetapi dibungkus pakai daun," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jika pemudik membawa anak berusia di bawah 2 tahun, ia mengingatkan untuk memperhatikan cara penyimpanan makanan pendamping ASI (MPASI). Pemudik sebaiknya tidak membiarkan MPASI berada pada suhu ruang antara 5-60 derajat Celcius lebih dari dua jam karena pada bakteri akan berkembang biak dan mengontaminasi makanan.

"Dicatat 5 sampai 60 derajat celcius adalah suhu di mana kuman hobi berkembang biak. Jadi, kalau ingin membawa makanan MPASI, terutama suhunya harus bisa dipertahankan di bawah 5 derajat Celcius atau sekaligus di atas 60 derajat," jelas Tan.

Perhatikan kebersihan tempat makan
Sementara itu, jika ingin makan di restoran atau area istirahat di jalan, dia mengingatkan untuk memperhatikan kebersihan tempat dan alat makan yang digunakan untuk mencegah diare karena kebersihan yang tidak terjaga. Pemudik juga perlu memastikan tempat makan tersebut punya dapur yang memadai agar terjamin makanan yang disajikan benar dimasak di tempat tersebut.

"Tolong perhatikan apakah mereka mencuci perabotan makannya dengan benar, jadi jangan sampai cuma dibersihkan dengan air dan sabun ala kadarnya, kerap kali diare bisa diakibatkan makanan atau dari perkakas makanannya," ucap Tan.

Jika ingin melakukan perjalanan mudik, namun dalam keadaan berpuasa, Tan menyarankan menghindari kopi dan teh saat sahur. Kopi dan teh bersifat diuretik, memicu frekuensi buang air kecil lebih sering. Minum kopi berlebihan atau lebih dari dua gelas sehari juga akan membuat pengemudi justru tidak fokus.

"Jadi, kalau memang mengantuk dan lelah, yang paling gampang minggir dan istirahat, tidur 15 sampai 30 menit lalu cuci muka dan gantian menyetir. Pastikan bahwa teman bisa menyetir," tegasnya.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus