Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Diabetes melitus adalah kondisi yang ditandai tingginya kadar gula atau glukosa dalam darah secara terus-menerus. Inti Makaryani dari Instalasi Pelayanan Gizi RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta meminta penderita diabetes tidak berlebihan mengonsumsi buah karena bisa menyebabkan kenaikan kadar gula darah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Buah itu boleh dikonsumsi tapi kalau berlebihan bisa menyebabkan kadar gula meningkat karena tidak semuanya digunakan oleh tubuh. Kemudian, kalau berlebihan dia juga akan diubah menjadi lemak," katanya dalam diskusi daring, Senin, 22 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Buah dengan serat larut
Penderita diabetes sebaiknya memilih buah-buahan yang seratnya larut dalam air seperti jeruk, apel, jambu biji, pir, tin, dan beri-berian. Inti mengatakan pada dasarnya penderita diabetes juga mesti menerapkan pola makan seimbang dan menyesuaikan asupan makanan dengan kebutuhan tubuh sehari-hari.
"Jadi itu perlu menjadi perhatian utama untuk diabetes. Tidak hanya asupan karbohidratnya saja tapi juga lemak harus dikontrol. Bukan berarti ketika dibolehkan boleh dikonsumsi sebanyak mungkin. Jadi, kalau diabetes itu pada prinsipnya tetap total, jumlah, jenis, semuanya harus sama, harus pas dan sesuai (kebutuhan)," jelas Inti.
Inti menjelaskan kadar gula darah pasien diabetes saat puasa sebaiknya dijaga dalam kisaran 80-110 Mg/dL dan kadar gula darah dua jam setelah makan dijaga 110-160 Mg/dL. Dia mengatakan pasien diabetes tetap boleh mengonsumsi gula tetapi dalam jumlah terbatas.
"Jadi bukannya tidak boleh konsumsi gula. Pasien boleh mengonsumsi tapi hanya 5 persen dari kebutuhan energi total," tuturnya.