KUNMING gempar. Seorang turis Amerika terdampar di sana, mengidap AIDS. Dengan 350 kota terbuka untuk turis asing, RRC mulai merasa tidak aman. Ketentuan bahwa orang asing harus lulus tes kesehatan segera diperketat kembali, awal Juli ini. Memang pihak RRC tidak buka suara tentang turis yang bernama Brent Anderson itu, yang segera diterbangkan dengan pesawat AU Amerika, keluar Daratan Cina. Andai kata dia bukan waga AS tindakan pengamanan belum tentu bisa dilakukan secepat itu. AIDS sudah "berkunjung" ke 71 negara di dunia, dan dipermasalahkan sekarang bagaimana agar virus itu tidak melanglang ke seluruh dunia. Dalam rangka itu, sejak Selasa pekan silam para ahli dan sejumlah menteri kesehatan dari 25 negara Asia-Pasifik mengikuti konperensi regional tentang AIDS di Sydney, Australia. Pertemuan yang membahas penularan virus AIDS ini dianggap perlu oleh WHO, karena negara-negara Asia-Pasifik dianggap relatif bersih, hingga tindakan pencegahan bisa dilancarkan dari kawasan ini. Memang, jumlah penderita di kawasan ini terlihat meningkat (di Australia tercatat 523 kasus, 290 orang sudah meninggal), tapi masih jauh di bawah angka penderita di kawasan AS, Afrika, dan Eropa. Pihak WHO kemudian menetapkan, perang melawan AIDS dapat dimulai dari wilayah Asia, karena epidemi AIDS belum terlihat. Dr. Jonathan Mann, Direktur Program Khusus AIDS WHO, pembicara utama dalam konperensi ini, menilai bahwa virus yang merontokkan sistem pertahanan tubuh itu belum mencengkeram wilayah Asia. Berdasarkan laporan, kasus AIDS dari semua negara di dunia melebihi 54.000 buah, tapi di Asia "baru" ditemukan 161 kasus. Diingatkan oleh Dr. Mann, meski sebagian besar Asia bebas AIDS, tak berarti mereka 100% aman dari epidemi ini. "Kalau mereka tidak bertindak tegas, mereka bagaikan duduk di atas peti bahan peledak," katanya ketus. "Kita dapat mengatasi AIDS dan jangan AIDS yang menguasai kita. Ini memang tantangan," kata Dr. Mann, di hadapan peserta konperensi yang diprakarsai WHO dan pemerintah Australia itu. Tapi ia memastikan akan terjadi lonjakan dramatis tentang jumlah penderita AIDS, pada tahun 1991, bisa mencapai 500.000 sampai 3 juta orang. Sementara belum ditemukan obatnya, WHO sepakat, satu-satunya cara untuk mencegah penyebaran AIDS adalah dengan penjelasan medis dan usaha preventif yang dikoordinasikan oleh tiap negara. WHO menyediakan bantuan dana untuk wilayah Asia-Pasifik. Tapi di Samoa Barat petugas penerangan dikhawatirkan akan menemui kesulitan, karena tidak ada kata-kata yang cocok untuk menyebutkan alat vital laki-laki, perempuan, serta anus. Kalau dipakai kata-kata populer untuk itu, bisa menyinggung perasaan, dan jika sampai seorang menteri menggunakannya, jangan harap ia terpilih lagi dalam pemilu selanjutnya. Sementara itu, WHO mengimbau agar penderita AIDS tidak disisihkan dari pergaulan, kendati opini dunia telanjur menyingkirkan mereka. Hasil poll di Israel menunjukkan 75% setuju kalau pendatang asing menjalani tes bebas AIDS. Di India akan diberlakukan UU yang mengharuskan setiap warga asing menjalani tes AIDS setiap tahun, kecuali korps diplomatik. Menghadapi Olimpiade tahun depan, Korea Selatan mempersiapkan UU yang menghukum penyebar AIDS dengan 7 tahun penjara. Tampak sekali bahwa negara-negara Asia bersikap waspada, kendati WHO sudah berkampanye bahwa penularan AIDS hanya terjadi lewat hubungan seks. Sementara itu, Dr. Jonathan Mann merasa yakin bahwa pencegahan AIDS di wilayah Asia akan berhasil baik. Paling tidak, "dapat belajar dari epidemi yang sudah meluas di AS, Afrika, dan Eropa," begitu pesannya. Yulia S. Madjid, Laporan Dewi Anggraeni (Melbourne)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini