Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Kerinci - Gairah kopi sedang bersemi di Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi. Kabupaten Kerinci memang kawasan utama penghasil kopi dari Provinsi Jambi. Kedai kopi tumbuh di mana-mana. Dari dulu, minuman kopi sudah sangat melekat dalam keseharian masyarakat di Kerinci.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kopi di Kerinci dinamakan kawa, minum kawa artinya minum kopi. Bahkan dulunya ada minuman tradisional yang amat populer, minuman daun kawa atau daun kopi. Minuman ini memang terbuat dari daun kopi yang dikeringkan, lalu diseduh air panas, mirip menyeduh teh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Membuatnya juga cukup mudah, sangat tradisional. Nenek saya dulu sering membuatnya. Daun kopi robusta dipetik yang tidak terlalu tua, disusun di bilah bambu, dijemur di para-para di atas perapian kayu. Daun kopi itu akan dipanaskan (disangai) dari perapian selama berhari-hari hingga berwarna kecokelatan. Setelah bisa hancur akan diremas dan mengeluarkan wangi yang khas, saat itulah daun kawa siap diseduh menjadi minuman.
Kedai kopi Korintji Heritage berlokasi di Jalan Prof. Yakub Isman di Pondok Tinggi, di Kota Sungai Penuh, Jambi. Tempo/Febrianti
Suatu kali saat berada di Kota Sungai Penuh, saya rindu agak seduhan daun kawa. Saya pun berkeliling ke beberapa kedai kopi. Kebanyakan kedai kopi yang keren itu hanya menyajikan black coffee, cappucino, latte coffee, white coffee, cold brew hingga espresso dan kopi tubruk.
Semua kedai memang menggunakan bahan baku berupa kopi Kerinci, tapi tak daa yang menjual minuman daun kawa. Akhirnya saya ke Korintji Heritage di Jalan Prof. Yakub Isman di Pondok Tinggi, di Kota Sungai Penuh. Berharap kedai kopi yang membawa nama heritage ini menjual minuman daun kopi.
Kedai kopi itu berada di ketinggian kota. Kota Sungai Penuh dengan lampu-lampunya yang berpendar di malam hari terlihat dari terasnya. Suasana kedai kopinya temaram dan hangat dalam cahaya lampu. Menciptakan suasana santai sekaligus hangat. Bau harum kopi yang baru dipanggang dan digiling pun tercium, saat saya masuk ke kedai ini. Tempat ini dikenal dengan kopi Blue Korintji. Saya rupanya masih beruntung, Manajer Korintji Heritage Rusman Eddy mengatakan minuman kawa daun tersedia di sini.
Baca Juga:
“Itu minuman warisan dari nenek kita dulu, tentu saja kami di sini juga menyediakannya, itu harus dilestarikan,” kata Rusman Edy. Ia mengatakan, daun kawa ini diproduksi petani kopi di ladang dan dibuat masih dengan cara tradisional, dijemur di para-para di atas perapian. Sekitar 10 menit, minuman kawa daun pesanan saya disajikan dalam cangkir batok kelapa, mengepul panas, menebarkan keharumannya yang khas. Dituang dari tabung bambu yang disumpal ijuk untuk penyaring.
Penyajian daun kopi masih tradisional seperti yang biasa dilakukan masyarakat Kerinci dulu. Aroma minuman berwarna kecokelatan yang kental itu mengepul sangat wangi. Nikmatnya, diminum hangat tanpa gula.
FEBRIANTI