Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sensasi terbakar atau panas yang terasa pada vagina merupakan masalah sistem reproduksi wanita yang umum terjadi. Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi saluran kemih (ISK). Namun selain ISK, ada beberapa penyebab lain yang juga membuat vagina terasa terbakar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Medical News Today, berikut 5 kondisi yang menyebabkan vagina panas atau terbakar:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Iritasi
Kulit vagina dapat teriritasi oleh beberapa hal, kondisi ini disebut sebagai dermatitis kontak. Penyebabnya adalah sabun, kain, dan parfum. Gejala iritasi ini berupa gatal, kemerahan, vagina terasa terbakar dan nyeri.
2. Bacterial vaginosis
Bacterial vaginosis (BV) terjadi saat bakteri tertentu di vagina berlebihan, mengganggu keseimbangan normal. BV dapat menginfeksi vagina pada wanita usia 15 hingga 44 tahun. Kondisi ini bisa menyebabkan sensasi terbakar pada vagina dan gejala lain seperti keputihan, rasa sakit, dan gatal.
3. Infeksi ragi
Infeksi ragi pada vagina, yang disebut kandidiasis atau sariawan, dapat menyebabkan sensasi terbakar. Gejalanya melibatkan gatal, rasa sakit, ketidaknyamanan saat berhubungan seks, dan keluar cairan dari vagina. Beberapa faktor, seperti kehamilan, penggunaan kontrasepsi hormonal, diabetes, sistem imun lemah, atau penggunaan antibiotik, dapat meningkatkan risiko infeksi ini.
4. Trichomoniasis
Trikomoniasis adalah kondisi yang disebabkan oleh parasit yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Sekitar 30 persen orang dengan trikomoniasis menunjukan gejala. Gejala ini dapat mencakup sensasi terbakar di vagina, gatal, kemerahan, atau pegal, ketidaknyamanan saat buang air kecil, dan keputihan dengan berbagai warna dan bau amis.
5. Chlamydia
Chlamydia disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis dan umumnya ditularkan melalui kontak seksual dengan seseorang yang terinfeksi. Gejalanya meliputi sensasi terbakar di vagina, peningkatan keputihan, sakit saat buang air kecil dan berhubungan seks, serta pendarahan di antara periode atau saat berhubungan seks.
Dilansir dari Insider, membiarkan infeksi tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti kerusakan organ atau kelahiran prematur. Karena itu, seseorang harus menemui dokter jika:
- Belum pernah memiliki gejala sebelumnya.
- Tidak yakin apa yang menyebabkan gejalanya.
- Tidak membaik dengan perawatan over-the-counter.
- Gejala kembali atau memiliki lebih dari dua episode dalam satu tahun.
- Sedang hamil.
- Datang dengan nyeri panggul atau demam.