Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Si Pembunuh Nomor Tiga

11 Maret 2001 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAK semestinya penyakit diabetes mellitus diatasi dengan pengobatan sendiri secara serampangan. Diabetes, sungguh, bukan penyakit sepele. Di Amerika Serikat, penyakit ini menjadi pencabut nyawa nomor tiga. Di negara-negara industri, diabetes menjadi penyebab utama kebutaan pada pasien berusia 20-74 tahun. Dan lebih dari 50 persen penderita kencing manis harus menjalani amputasi tungkai bawah. Di Indonesia, memang belum ada angka yang jelas. Namun, diperkirakan, 4,5 persen warganya yang berusia 15 tahun ke atas mengidap kencing manis. Angka kejadiannya makin tinggi bila orang makin bertambah umurnya. Sesudah penduduk berusia 65 tahun, angka kejadian diabetes bisa melesat hingga 15-20 persen. Karena itu, Sarwono Waspadji, doktor ahli diabetes dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), memperkitakan pada tahun 2020 akan ada 7 juta penderita diabetes?pasar yang menggiurkan produsen obat modern ataupun tradisional. Kehadiran penyakit fatal ini, celakanya, sering tidak disadari. Pada waktu penyakit ini terdeteksi, biasanya sudah diikuti dengan komplikasi. Sebanyak 8,2 persen penderita mengalami komplikasi pada ginjal, 20 persen pada mata, 15 persen pada saraf, dan 13 persen pernah mengalami serangan jantung. Untuk komplikasi terakhir, orang dengan penyakit gula memang punya risiko 2-4 kali lebih sering dibandingkan dengan orang sehat. Tak aneh jika lebih dari separuh penyakit jantung arteriosklerotik diderita pasien diabetes. Dan angka kematian pada golongan ini sangat tinggi: 67 persen. Bagi penderita kencing manis, banyak kejadian fatal tercetus oleh hal-hal yang bagi yang bukan pengidap diabetes mungkin cuma soal sepele. Pada penderita diabetes, garukan luka di kulit yang semula memunculkan luka kecil pun bisa menimbulkan luka gawat. Simak saja pengalaman Nyonya Nancy (bukan nama sebenarnya), 47 tahun, yang sejak 1996 baru menyadari dirinya menderita diabetes seperti ibu kandungnya. Mula-mula, ibu dua anak ini merasakan gatal di pergelangan kakinya, yang kemudian digaruk-garuk. "Waktu itu, setelah digaruk, kulit saya luka dan terkelupas," ujarnya. Ternyata lukanya menggila. Tak hanya lukanya bertambah besar, kakinya pun membengkak hingga ke bagian betis dan terasa keras bila dipijit. Ibu yang dua anaknya lahir dengan berat empat kilogram itu sampai menjuluki kakinya seperti bak air. Komplikasi pada kaki seperti itu memang banyak dialami penderita diabetes. Sepertiga penderita diabetes yang dirawat di rumah sakit adalah yang kakinya bermasalah. Banyak pasien yang datang dengan luka di kaki akhirnya harus keluar dari rumah sakit dengan kaki yang tak lagi lengkap. Tak sedikit pula pasien yang pulang dalam keadaan tak bernyawa. Data dari beberapa pusat penelitian di Indonesia menunjukkan angka kematian akibat luka diabetic cukup tinggi: 17-32 persen. Sebelum semuanya terlambat, sebenarnya diabetes atau penyakit gula bisa dikenali sejak awal. Sedikitnya ada tiga gejala klasik yang perlu diwaspadai, yakni sering kencing, banyak minum, dan banyak makan?meski gejala terakhir ini terkadang tidak begitu menonjol. Bila gejala awal bisa dikenali secara dini, pengelolaan penyakitnya akan sangat menolong penderita. Setidaknya, gejalanya bisa dikurangi dan komplikasi bisa dicegah atau dihambat. Untuk mengurangi kadar glukosa dalam darah, biasanya dokter tak hanya memberikan obat-obatan, tapi juga menyarankan pengaturan makan atau diet dan olahraga teratur. Yang penting diingat, "Penyakit kencing manis memang tidak dapat disembuhkan, tapi dapat dikontrol dengan baik," kata Dr. Sidartawan Soegondo dari FKUI. Dwi Wiyana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus