Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Simak 6 Mitos dan Fakta Minum Susu: Berat Badan Naik Hingga Memicu Jerawat

Ada beberapa mitos yang beredar di masyarakat tentang mengonsumsi atau minum susu.

9 Juni 2023 | 07.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi wanita melihat susu dan obat. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Minum susu merupakan sumber kalsium yang sangat baik untuk tulang dan gigi. Dalam satu gelas susu atau 250 mililiter (ml), terdapat 276 miligram (mg)kalsium. Dalam sehari, orang dewasa membutuhkan 1000-1200 mg kalsium per hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bukti memang menunjukkan bahwa susu sapi penuh dengan nutrisi penting seperti kalsium, seng, magnesium, fosfor, protein, lemak, dan banyak lagi yang membantu tubuh untuk bekerja.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, ada beberapa mitos yang beredar di masyarakat tentang susu yang membuat tak sedikit dari masyarakat berhenti untuk mengonsumsinya. Melansir dari berbagai sumber, berikut mitos dan fakta mengonsumsi susu, diantaranya:

1. Susu Menggemukkan

Mitos minum susu yang membuat gemuk ternyata tidaklah benar. Mengutip dari milk.co.uk, faktanya menurut sebuah survei besar di Inggris yang mengamati asupan makanan setiap tahunnya, susu dan krim rata-rata hanya menyumbang empat persen dari kalori dalam makanan orang dewasa, keju hanya menyediakan tiga persen kalori, dan yogurt, fromage frais serta makanan penutup susu lainnya seperti es krim hanya menyediakan satu persen kalori.  

Penelitian dari International Journal of Obesity (2004), kandungan kalsium dan protein dalam susu justru dapat membantu penurunan berat badan pada orang dewasa yang terkena obesitas. Susu membuat gemuk bila dikonsumsi melebihi kebutuhan normal. 

2. Susu Menyebabkan Kanker

Susu sering dianggap sebagai penyebab kanker tertentu seperti kanker prostat dan payudara. Dana Penelitian Kanker Dunia (WCRF) menyatakan bahwa sebenarnya, ada bukti terbatas bahwa asupan produk susu yang lebih tinggi dapat menyebabkan peningkatan risiko kanker prostat.  

Sementara itu, tidak ada indikasi produk susu meningkatkan risiko kanker payudara. Jika ada, menurut WCRF, ada beberapa bukti bahwa mengonsumsi produk susu sebenarnya dapat menurunkan kemungkinan berkembangnya kanker payudara pra- menopause, meskipun ini adalah area yang memerlukan penelitian lebih lanjut sebelum kesimpulan tegas dapat dibuat. 

3. Minum Susu Menyebabkan Batu Ginjal

Ada mitos yang menyebutkan bahwa minum susu doang menyebabkan batu ginjal. Padahal faktanya berlawanan, mengonsumsi susu tidak mengarah pada perkembangan batu ginjal, bahkan minum susu dikaitkan dengan tingkat pembentukan batu yang lebih rendah.  

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa kalsium dari makanan tidak meningkatkan risiko batu ginjal, tetapi asupan suplemen kalsium yang berlebihan dikaitkan dengan risiko pembentukan batu yang lebih tinggi. 

4. Susu hanya untuk Anak-anak

Susu tak hanya baik untuk anak-anak, melainkan juga penting bagi orang dewasa dan lansia. Anak-anak memang membutuhkan kalsium dari susu untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Namun, orang dewasa pun tetap membutuhkan kalsium. Berdasarkan angka kecukupan gizi (AKG) yang dikeluarkan oleh Permenkes RI No. 75/2013, usia dewasa membutuhkan asupan kalsium 1.000-1.200 mg/hari. 

5. Susu Membuat Seseorang Diare

Faktanya, penelitian yang dilakukan kepada kumpulan jurnal susu dan diare menemukan bahwa tidak ada korelasi antara laktosa (kandungan pada susu yang sering disebut masyarakat sebagai penyebab diare) dengan masalah pada saluran pencernaan. 

Para peneliti pun menyimpulkan bahwa diare memang sepenuhnya disebabkan oleh obat-obatan antibiotik, infeksi bakteri, virus, dan intoleransi makanan. Dokter spesialis gizi klinis, Diana F. Suganda, menegaskan bahwa susu tidak menyebabkan diare, namun mungkin konsumsi sebelumnya lah yang memicu diare itu sendiri. 

6. Susu Menyebabkan Jerawat

Melansir dari activemoo.com, ada banyak mitos umum tentang susu, namun kenyataannya susu tidak menyebabkan jerawat. Terlepas dari apa yang mungkin pernah Anda dengar, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini. Jadi jika Anda berjerawat, jangan salahkan susu, faktor lain kemungkinan besar berkontribusi pada masalah kulit Anda. 

Jerawat adalah kondisi kompleks yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor termasuk hormon, genetika, dan kebiasaan perawatan kulit. Sementara beberapa orang menemukan bahwa berhenti minum susu membantu memperbaiki kulit mereka, itu mungkin bukan satu-satunya solusi. Jika Anda berurusan dengan jerawat, bicarakan dengan dokter kulit atau penyedia layanan kesehatan lain tentang cara terbaik untuk merawat kulit Anda. 

MILK.CO.UK | ACTIVEMOO 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus