Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Sudah Memiliki 9 Cabang, Pendiri Roti Bakar Eddy Meninggal

Pendiri 'Roti Bakar Eddy' meninggal dunia. Kabar itu dikonfirmasi dari anak Eddy, Risdianti Edi Supardi (Risdy).

10 Oktober 2018 | 22.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri 'Roti Bakar Eddy' meninggal dunia. Kabar itu dikonfirmasi dari anak Eddy, Risdianti Edi Supardi (Risdy) melalui akun instagramnya @risdiantiedi. "Innalillahi wa inna ilaihi rojiun ..... Selamat jalan Bapak," tulisnya sekitar pukul 20.00 10 Oktober 2018.

Baca: Mengenal Perawatan Hospice, Pilihan untuk Meninggal yang Tenang

Roti Bakar Eddy adalah karya dari Eddy Supardi sejak tahun 1971. Seperti dilansir dari rotibakareddy.com, usaha pertamanya itu ada di kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Pada Awalnya, Eddy membuka usaha roti bakar karena saat itu belum ada yang berjualan roti bakar di kawasan itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia hanya menjajakan usaha rotinya itu di pinggir jalan. Dengan berjalannya waktu, roti Bakar buatan Eddy semakin dikenal dan populer dengan sebutan 'Roti Bakar Eddy'.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sampai saat ini Roti Bakar Eddy, sudah mempunyai sembilan cabang yang tersebar di berbagai tempat, yaitu Blok M, Tanah Abang, Ciledug, Pondok Pucung, Haji Nawi, Pondok Gede, Lenteng Agung, Margonda, dan Cibubur. Usaha Roti Bakar Eddy pun saat ini dikelola oleh anak-anak Eddy.

Roti Bakar Eddy sangat populer di kalangan muda mudi Jakarta. Tempo pernah menulis usaha Eddy pada Mei 2005. Saat itu, sudah banyak deretan mobil mentereng berjejer rapi di persimpangan Jalan Raden Patah dekat Departemen Pekerjaan Umum. Kaum muda sudah berkumpul menyebar di warung-warung tenda yang ada di sana. Kawasan yang tak jauh dari Blok M ini seakan-akan sudah disulap menjadi tempat gaul.

Baca: Aktris Serial Mohabbatein Meninggal karena DBD? Ini Pencegahannya

Semakin larut malam, mereka yang nongkrong semakin banyak hingga ratusan orang. Mereka umumnya kaum muda, bermobil, dengan dandanan trendi. Tak jarang juga para eksekutif muda, artis, bahkan pejabat ikut nimbrung, sekadar cari angin atau melepas lelah. Mereka bisa kongko-kongko di tempat ini hingga pukul 2 pagi. 

 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus