Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Tak Hanya Bikin Hari Raya Imlek Kian Semarak, Lampion Juga Mengandung Aneka Makna

Saat Hari Raya Imlek, lampion-lampion dipasang di berbagai tempat. Selain menambah suasana menjadi semarak, ternyata lampion juga memiliki ragam makna

27 Januari 2025 | 06.43 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi lampion. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Selain warna merah dan emas, kembang api, serta turunnya hujan, Hari Raya Imlek juga identik dengan lampion. Tanglung-tanglung itu biasanya dinyalakan pada malam sebelum Imlek dan apinya dijaga tetap hidup hingga beberapa hari. Selain membuat nuansa perayaan menjadi semarak dan indah, pemasangan lampion ternyata syarat makna.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari Columbia.edu, tradisi memasang lampion berasal dari kepercayaan bahwa malam saat sebelum Imlek para dewa-dewi akan turun ke bumi. Untuk membantu melihat para dewa, rakyat Cina membuat semacam lentera. Dibuat dengan kerangka dan dibungkus kertas serta lilin di dalamnya sebagai sumber cahaya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Makna Lampion dalam Perayaan Hari Raya Imlek

Makna dan takhayul lampion Imlek sebenarnya tergantung ragam. Namun, secara garis besar, menurut Studycli.org pemasangan lampion dimaksud sebagai lambang harapan untuk masa depan yang lebih baik dan cerah. Umumnya lampion berbentuk bulat, di mana bentuknya yang melingkar melambangkan keutuhan dan kebersamaan.

Selain bulat, lentera juga dibentuk figur geometris dan bahkan tanda zodiak Cina, yang bermakna harapan terbaik untuk umur panjang dan kesehatan serta masa depan yang sejahtera. Ada pula desain Naga Cina, melambangkan kekuatan. Bentuk bunga dan kupu-kupu melambangkan kebahagiaan. Desain bambu melambangkan ketahanan, dan tanaman melambangkan pertumbuhan.

Sementara berdasarkan warna, jenis lampion terdapat tiga rupa, yakni merah, kuning dan hijau. Tapi, biasanya yang paling acap ditemui adalah yang berwarna. Hal ini karena di Tiongkok, merah melambangkan kekayaan, ketenaran, dan kemakmuran, itulah sebabnya festival, pernikahan, dan perayaan lainnya sering kali memiliki banyak dekorasi dan pakaian berwarna merah.

Adapun lentera merah melambangkan bisnis yang makmur dan kehidupan yang berkembang. Lentera ini sangat populer selama festival Tahun Baru Imlek dan Festival Lentera. Di luar negeri, lentera merah juga telah menjadi identik dengan bisnis Tiongkok, dan banyak Pecinan serta toko dan restoran milik orang Tiongkok yang menggantungnya sepanjang tahun.

Warna lain yang terkadang digunakan untuk membuat lentera adalah kuning, yang sering dikaitkan dengan keberuntungan dan kenetralan. Kuning juga melambangkan kebebasan dari urusan duniawi, dan karenanya, warna ini banyak digunakan dalam agama Buddha. Lentera kuning sering dilepaskan oleh kaum muda dan siswa, konon warna ini membawa keberuntungan di sekolah.

Adapun hijau juga merupakan warna yang cukup populer untuk lentera Cina. Dalam simbolisme Cina, hijau dikaitkan dengan kesehatan, kemakmuran, dan keharmonisan. Karena itu, lentera warna ini dapat dilepaskan untuk menarik pertumbuhan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus