Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Takotsubo atau Sindrom Patah Hati, Penyebabnya Tak Terduga

Sekitar 95 persen pasien sindrom patah hati yang mirip serangan jantung ini sembuh dalam waktu satu atau dua bulan.

27 Oktober 2017 | 13.13 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Foto ilustrasi. Dok: StockXpert

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Texas - Kematian seekor anjing Yorkshire terrier, Meha, ternyata bisa membuat pemiliknya mengalami sindrom patah hati seperti yang diderita penderita serangan jantung.

Joanie Simpson bangun pagi dengan dada dan bahu terasa sakit, dia mengira terkena serangan jantung. Setelah tes dilakukan, ternyata Simpson, mengalami apa yang disebut sindrom patah hati.

Sindrom patah hati ini dikenal dengan istilah medis takotsubo cardiomyopathy. Yaitu dimana kondisi pasien mengalami serangan ‘patah’ hati, karena ruang pemompaan utama, ventrikel kiri, melemah, dan menyebabkan rasa sakit dan sesak napas. Kondisinya reversibel dan sementara, tapi bisa mengakibatkan komplikasi serupa. Begitu disebutkan Abhijeet Dhoble, MD, seorang kardiolog di Houston’s Memorial Hermann Heart & Vascular Institute, Texas. Baca: Bukan Serangan Jantung, Tapi Sindrom Patah Hati, Apa Itu?

Kasus yang ditulis Dhoble dalam TheNew England Journal of Medicine, ini kemungkinan terjadi akibat tekanan yang bertubi-tubi.

Disebutkan bahwa Simpson berusia 62 tahun itu mengalami stres yang menumpuk. Kematian Meha merupakan salah satu dari banyak tantangan yang dimilikinya saat itu. "Suami saya sedang bersiap untuk pensiun," kenangnya. Penjualan beberapa properti tidak berjalan mulus. Anaknya berurusan dengan masalah punggung yang memburuk. Menantunya kehilangan pekerjaannya.

Kemudian Meha kecil, yang diadopsi pasangan itu saat usianya baru satu tahun, didiagnosis menderita gagal jantung kongestif.

Setiap minggu, dokter hewan perlu menguras akumulasi cairan yang terjadi. Semakin lama, kondisi anjingnya memburuk, dan Simpson memutuskan untuk melakukan euthanasia (suntik mati). Tapi ketika akan dilakukan, tiba-tiba Meha bersemangat. "Dia melompat ke pangkuanku," katanya, jadi mereka pulang ke rumah. Baca: Sumpah Pemuda 2017, Blogger: Abaikan Hater, Nguras Energi

Tapi keesokan harinya, Meha mati. Sungguh suatu peristiwa yang sangat buruk untuk diingat. Sampai setahun kemudian Simpson masih syok. Dia merasa sudah bisa mengatasi situasi itu, tapi, beberapa hari kemudian, dia terbangun dengan rasa sakit yang luar biasa.

"Hampir selalu ada stresor yang sangat berbeda. Jika Anda bertanya kepada pasien dengan hati-hati, mereka akan memberitahukannya kepada Anda."

Jeffrey Decker, MD, kepala seksi kardiologi klinis di Frederik Meijer Heart & Vascular Institute of Spectrum Health di Grand Rapids, MI, menyebutkan hal yang tak terduga bisa memicu sindrom Takotsubo ini, misalnya sebuah argumen sengit, pesta kejutan, atau bahkan berbicara di depan umum. Rasa sakit yang parah pun bisa jadi pemicu, termasuk, serangan asma, mendapatkan kabar buruk kesehatan seperti diagnosis kanker.

"Takotsubo" berarti "gurita panci" dalam bahasa Jepang. Dinamai demikian, kata Decker, karena ketika seorang dokter memperhatikan kondisi selama pengujian, bagian tertentu dari otot jantung tidak bergerak dengan baik. Bagian lain adalah karena kurangnya gerakan, membuat jantung terlihat seperti pot yang digunakan oleh nelayan Jepang saat menjebak gurita.

Sekitar 95 persen pasien sindrom patah hati sembuh dalam waktu satu atau dua bulan. "Biasanya prognosisnya cukup menguntungkan," kata Decker.  Baca juga:  4 Trik Memilih Suplemen Agar Stamina Tetap Oke

Simpson kini dalam kondisi baik. Yang menarik, dia kini memiliki pandangan baru. "Saya (dahulu) membiarkan smua masalah di pikiran saya dan menjadi bertumpuk. Padahal seharusnya saya berkata, 'Tuhan, saya menyerahkan ini kepadaMU', “ katanya. Sarannya, bahwa tekanan atau stressor itu tak bisa dihindari. Tapi jangan semuanya menjadi beban. “Jangan biarkan setiap hal kecil memperberat Anda,” katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus