Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Tekan Angka Obesitas dengan Isi Piringku, Ini Pesan Wamenkes

Wamenkes menjelaskan program gizi seimbang Isi Piringku merupakan bentuk intervensi tepat dalam menekan laju pertumbuhan angka obesitas.

24 Juli 2023 | 21.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi obesitas. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Angka obesitas di Indonesia naik dari 15,3 persen pada 2013 menjadi 21,8 persen di 2018. Mayoritas angka kasus dilaporkan berasal dari daerah penyangga Jakarta, seperti Tangerang, Depok, dan Bekasi, yang dipengaruhi naiknya pendapatan masyarakat setempat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wakil Menteri Kesehatan RI, Dante Sksono Harbuwono, menjelaskan program gizi seimbang "Isi Piringku" merupakan bentuk intervensi yang tepat dalam menekan laju pertumbuhan angka obesitas di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Program Isi Piringku yang telah diterapkan di puskesmas merupakan langkah positif dalam mewujudkan gizi seimbang dan pencegahan obesitas," kata Dante dalam dialog FMB9 "Bahaya Obesitas Dini, Apa Solusinya?", Senin, 24 Juli 2023.

Program Isi Piringku memuat seputar kualitas dan komposisi makanan yang dikonsumsi, yang sebelumnya dikenal dengan istilah empat sehat lima sempurna. Secara umum, Isi Piringku menggambarkan porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring yang terdiri dari 50 persen buah dan sayur serta 50 persen sisanya karbohidrat dan protein. Kampanye Isi Piringku juga menekankan pembatasan konsumsi gula, garam, dan lemak sehari-hari. 

Pentingnya peran ibu
Dia juga menyoroti pentingnya peran ibu dalam mendidik keluarga tentang pola makan yang baik dan benar serta membantu anak-anak memilih jajanan yang sehat. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan obesitas pada anak adalah perspektif sebagian besar orang tentang bayi gemuk yang lucu serta pemberian makanan tambahan yang tidak seimbang.

"Padahal, sejak usia 0 hingga 6 bulan, anak sebaiknya hanya mendapatkan ASI eksklusif untuk memastikan asupan gizi yang tepat," ujar Dante.

Konsumsi susu formula sejak dini tanpa ASI dapat menyebabkan potensi obesitas karena kalori dalam susu formula lebih tinggi dibanding ASI. Dalam rangka mencapai tujuan pencegahan obesitas pada 2030 sebesar 3 persen, Dante mengajak pemangku kepentingan berperan aktif dan meningkatkan kesadaran bersama.

"Masih ada pekerjaan rumah dalam menangani obesitas pada anak-anak. Terlebih saat ini terdapat fenomena double burden of malnutrition, di mana stunting dan obesitas hadir bersamaan. Kedua isu ini perlu diatasi bersama," tegasnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus