Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Terjadi Seiring Pertambahan Usia, Apa Pemicu Penurunan Kognitif?

Penurunan kognitif adalah kehilangan kemampuan berpikir secara bertahap. Kebiasaan tak sehat dapat mempengaruhi fungsi otak dan kognitif.

10 Maret 2025 | 03.00 WIB

Ilustrasi demensia. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi demensia. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Seiring pertambahan usia, orang akan mengalami penurunan kemampuan berpikir secara bertahap. Perubahan signifikan mungkin juga menandakan masalah kesehatan lain. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pikiran adalah pusat identitas. Ketajaman berpikir, kemampuan berkomunikasi dan terhubung dengan orang lain, dan ingatan yang sudah terkumpul sepanjang hayat adalah kekayaan yang tak ternilai. Saat usia menua, Anda mungkin akan mengalami perubahan kemampuan berpikir, termasuk penurunan kognitif.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurut laman Healthline pada 4 November 2024, penurunan kognitif adalah kehilangan kemampuan berpikir secara bertahap, termasuk belajar, mengingat, menaruh perhatian, dan nalar. Pada sebagian orang, sedikit penurunan kognitif terjadi seiring usia. Tapi perubahan lebih signifikan bisa menjadi tanda gangguan kognitif. Cedera, penyakit, kebiasaan hidup bisa mempengaruhi seberapa besar dan cepat kemampuan kognitif berubah seiring waktu.

Kebiasaan Buruk Pemicu

Gaya hidup juga mempengaruhi fungsi otak. Namun, kebiasaan tertentu dalam menjalani hidup dapat mempengaruhi kesehatan otak, salah satunya penurunan kognitif. Otak beradaptasi dan belajar sepanjang hidup tetapi kesehatannya dapat memburuk dengan cepat jika terpapar gaya hidup yang buruk. Dilansir dari Hindustan Times edisi 15 Januari 2025, kebiasaan tak sehat berikut juga dapat mempengaruhi fungsi otak dan menyebabkan penurunan kognitif.

Stres
Stres berkelanjutan membanjiri otak dengan hormon kortisol, yang mengganggu daya ingat dan mengecilkan hipokampus, area yang bertanggung jawab untuk belajar dan emosi.

Kurang tidur
Tidur adalah saat otak memperbaiki diri dan mengonsolidasikan ingatan. Kurang tidur mengganggu proses ini, yang menyebabkan masalah ingatan, penurunan fungsi kognitif, dan peningkatan risiko penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer.

Merokok
Merokok membatasi aliran darah ke otak, merusak neuron, dan secara signifikan meningkatkan risiko stroke dan demensia. Gantilah rokok dengan kebiasaan yang lebih sehat seperti mengunyah permen karet bebas gula atau berolahraga.

Isolasi sosial
Manusia adalah makhluk sosial dan isolasi dapat menyebabkan kesepian, depresi, bahkan penurunan kognitif. Kurangnya interaksi membuat otak tidak mendapatkan rangsangan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kemampuan beradaptasi.

Waktu layar berlebihan
Paparan layar yang terlalu lama akan membebani otak, mengganggu siklus tidur, dan mendorong gaya hidup yang tidak banyak bergerak, dan semuanya berdampak pada kesehatan kognitif.

Konsumsi gula berlebih
Konsumsi gula yang berlebihan memicu peradangan, mengganggu regulasi insulin, dan merusak sinyal otak, yang menyebabkan masalah daya ingat dan penurunan kognitif.

Kurang bergerak
Kurang aktivitas fisik mengurangi aliran darah dan pasokan oksigen ke otak sehingga menghambat kemampuannya untuk membuat koneksi saraf baru.

Minum alkohol 
Terlalu banyak minum alkohol merusak neuron dan mengganggu komunikasi antara sel-sel otak, yang menyebabkan hilangnya ingatan dan gangguan kognitif jangka panjang.

Sering makan makanan olahan 
Menyantap makanan mengandung bahan olahan, lemak tidak sehat, dan gula menyebabkan obesitas, peradangan, dan kesehatan otak yang buruk.

Narkoba
Penggunaan narkoba untuk rekreasi sangat memengaruhi struktur dan fungsi otak, yang menyebabkan gangguan kognitif dan emosional jangka panjang.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus