MEL Switzer jadi jagoan justru ketika ia tidur. Menurut catatan Guinness Book of World Record, dengkurnya terhitung paling keras di dunia. Tingkat kebisingan yang ditimbulkan dengkur Mel, warga London itu, mencapai 87 desibel, yang berarti satu tingkat di atas kebisingan rata-rata kota metropolitan di Asia. Walaupun istrinya, Julie, tidak mengeluh, tidur Mel yang gegap gempita itu tentunya mengganggu masyarakat sekelllingnya - dalam radius puluhan meter. Penyakit dengkur, bagi penderitanya sendiri, hampir tak jadi masalah. Yang merasakan akibatnya terutama suami atau sang istri. Di Indonesia memang belum terdengar perceraian akibat salah satu dari pasangan pernikahan itu mendengkur. Tapi, di Amerika Serikat, misalnya, perceraian akibat dengkur sudah sering terdengar di pengadilan-pengadilan. Dengkur tampaknya selama ini lebih dirasakan sebagai penyakit sosial, walaupun penyebabnya adalah kejanggalan kedudukan organ tubuh. Ensiklopedi kesehatan mencatatnya sebagai gejala saja, sehingga pengobatannya - kalau bisa dikatakan begitu - di masa lalu tak pernah jadi masalah. Namun, dalam lima tahun terakhir ini, percobaan menghilangkan dengkur dengan operasi dirintis juga. Prinsipnya adalah dengan memperlebar tenggorokan bagian atas untuk melancarkan pernapasan. Laporan terakhir dari percobaan di Fakultas Kedokteran Universitas Stanford, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa dari 5I penderita yang dioperasi, 28 dapat dihilangkan dengkurnya. Hingga kini, persoalan menghilangkan dengkur semakin sering dibicarakan. Bahkan Mei mendatang, akan dibahas lagi pada pertemuan THT (Telinga Hidung Tenggorokan) internasional di Miami, Florida. Indonesia - yang ikut dalam pertemuan itu - kebetulan dimasukkan ke kelompok yang harus menyajikan presentasi tentang dengkur, yang akan diwakili Prof. Dr. Suparman Sardjono Pandi, kepala Bagian THT FK UI/ RSCM, Jakarta. Penyebab utama dengkur alias ngorok ketika tidur adalah tersumbatnya jalan pernapasan pada tenggorokan bagian atas. Suara timbul karena bergetarnya ujung belakang langit-langit. Bagian langit-langit ini memang lunak, hingga mudah bergetar. Di samping ltu, Juga getaran terjadi pada jaringan dinding tenggorokan dl hadapan ujung langit-langit itu - yang dikenal dengan jaringan oropharyngeal. Pembedahan yang dilakukan di Universitas Stanford, California, itu mencoba membuka hambatan pernapasan di bagian tenggorokan. Caranya, memotong ujung lunak langit-langit itu, dan membeset sedikit jaringan oropharyngeal. Maka, jalan napas bisa lebih terbuka, dan dengkur hilang. Di Indonesia operasi jenis ini belum dilakukan. Permintaan atau keluhan dari pendengkur agaknya belum ada. Mungkin juga karena tukang ngorok itu, seperti yang diutarakan Suparman Sardjono Pandi, kebanyakan pria, terutama yang berbadan gemuk. Hingga tak terlampau dipersoalkan. Lain halnya mungkin Jika yang mendengkur wanita. "Tapi, tidak berarti tidak ada wanita yang mendengkur," kata Suparman. Mengapa lebih banyak pria yang mendengkur, Suparman pun tidak menjelaskan. Sementara ini, upaya mengurangi gangguan dengkur, menurut Suparman, bisa dengan perbaikan cara tidur. Tidur telentang, menurut ahli THT itu, bisa menimbulkan dengkur pula. Penyebabnya, bagian pangkal lidah, ketika tidur telentang, jatuh ke belakang dan menutupi bagian atas tenggorokan. Maka, jalan napas pun terhambat, sehingga mengakibatkan bunyi napas yang keras. Di Amerika Serikat sudah diciptakan paling tidak 300 macam alat untuk membantu sikap tidur yang baik. Salah satu di antaranya, yang paling tradisional, adalah alat semacam beban yang terbuat dari marmar yang diikatkan pada punggung sewaktu tidur. Dengan demikian, sikap tidur mau tak mau harus miring. Walau demikian, operasi ujung langit-langit bukannya tak ada di Indonesia. "Tapi yang kami lakukan justru sebaliknya," ujar Suparman. Operasi ini Justru memperpanjang langit-langit untuk menolong para penderita sengau. Suara sengau, yang membuat bahasa yang diucapkan jadi tidak jelas, diakibatkan justru karena ujung tenggorokan yang menyalurkan udara ke hidung ketika bicara - terlampau lebar. Maka, menghilangkan sengau bisa dengan mempersempit bagian atas tenggorokan itu. Tak jelas apakah operasi mempersempit bagian atas tenggorokan itu kemudian akan menimbuikan efek dengkur. Tapi dengkur itu sendiri di Indonesia, menurut Suparman, masih sering dihubungkan dengan gejala penyakit. Hubungannya memang ada. Dengkur yang muncul dari keadaan ini umumnya reda jika penyakitnya disembuhkan. Jenis dengkur yang berawal dari penyakit cukup banyak. "Faktor faktor penyebabnya banyak sekali, dan pengobatannya bergantung pada faktor mana yang dominan," ujar Suparman. Penyakit di sekitar hidungtermasuk potensial sebagai penimbul dengkur. Misalnya tulang sekat hidung yang membengkok. Juga membesarnya dagmg penyanng pada rongga hidung. Pembesaran ini akibat sering terangsang penyakit pilek. Umumnya diderita mereka yang mengidap alergi hidung. Di samping itu, dengkur juga mun-cul pada penderita sinusitis (radang di sekitar rongga-rongga hidung). Juga penderita polip, amandel, dan pembesaran adenoid (kelenjar pada pangkal tenggorokan). Dari semua dengkur akibat penyakit itu, yang mencemaskan bila dengkur itu muncul pada anak-anak. "Ini harus diperhatikan dengan serius," ujar Suparman. Pada anak-anak hambatan yang terjadi di sekitar hidung dan bagian atas tenggorokan akan mempengaruhi kenyenyakan tidur yang akan mengakibatkan merosotnya berbagai kondisi badan. Anak-anak itu sering kali akan mengantuk pada jam-jam pelajaran sekolah. Biasanya mereka juga akan sulit memusatkan pikiran dalam menangkap pelaJaran. Gangguan pernapasan pada anak-anak biasanya mempunyai akibat berantai. "Anak-anak yang masih berada dalam taraf pertumbuhan memerlukan 2 yang cukup melalui pernapasan, baik untuk konsumsi paru-paru maupun otak," ujar Suparman. Penyakit yang menyebabkan dengkur pada anak-anak tak beda jauh dari orang dewasa. Amandel, sinusitis, pembesaran adenoid dan alergi hidung. Tapi akibatnya pada anak-anak lebih fatal. Karena itu, anak yang mendengkur sebaiknya diperiksakan ke dokter. Bukan untuk dioperasi agar hilang dengkurnya, tapi untuk membasmi penyakit penyebabnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini