PADA umumnya kita berpendapat bahwa tekanan darah akan disebut
tinggi bila melebihi batas 140/90. Ternyata hal itu tidak
sepenuhnya benar, seperti yang diungkapkan oleh dr. R. Mohamad
Saleh dalam Simposium Hipertensi yang diselenggarakan oleh
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga pada tanggal 11 Juni
yang lalu. Dr. Mohamad Saleh menunjukkan bahwa batas antara
tekanan normal dan tinggi belum ada kesepakatan.
WHO sendiri pada saat ini menganjurkan batas itu pada 160/95.
sedang mereka yang bertekanan antara 140/90 hingga ke batas itu
disebut "borderline". Artinya mereka yilng sedang dalam
perbatasan.
Tetapi para pembieara dalam simposium itu sependapat bahwa
semakin tinggi tekanan, semakin besar resiko timbulnya
komplikasi.
Simposium itu sendiri mendapat sambutan yang sangat besar.
Sekitar 500 orang dokter dari Surabaya, Madura, dan daerah Jawa
Timur lainnya ikut berkumpul di Hotel Ramayana untuk mengikuti
simposium itu. Dr. Mohamad Saleh mengatakan bahwa jumlah itu
diluar dugaan, sehingga banyak peserta yang tidak sempat
kebagian naskah. Ia adalah ketua penyelenggara simposium ini.
Prof. R. Boedi Darmoyo yang datang dari Semarang lengkap dengan
anak buahnya mengungkapkan jumlah penderita hipertensi pada
beberapa pedesaan di sekitar Semarang. Prof. Boedi Darmoyo
menganggap hipertensi ini semacam gunung es. Yang bergejala
hanya sebagian kecil, sedang sebagian besar tidak pernah
dikeluhkan sehingga tidak kelihatan.
Tetapi sekali dipastikan bahwa seseorang menderita teknan darah
tinggi, pengobatannya bisa seumur hidup. Demikian kata dr.
Tjiptono Darmadji, dokter yang juga bergerak di bidang
perhotelan dan pariwisata, selain juga ahli jantung. Dan dalam
hal hubungan dengan pengobatan inilah sebenarnya Dr. Taggart
akan berbicara. Ia datang dari Inggeris. Tetapi karena panitia
menganggap bahwa topiknya akan senada dengan salah seorang
pembicara lainnya, maka acara untuk Dr. Taart dibatalkan.
Kekecewaan Dr. Taggart nampak dengan kepergiannya meninggalkan
sidang jauh sebelum simposium berakhir.
Secara sistematik simposium telah membicarakan juga pengobatan,
komplikasi, serta tindakan-tindakan pertolongan terhadap
komplikasi. Tekanan darah tinggi dalam tahun ini nampaknya
menarik minat para dokter, karena pembicaraan tentang hal itu
tidak hanya di Surabaya saja. Jakarta, Medan dan Padang juga
menyusul akan memperbincangkannya.
Minat yang besar ini juga sejalan dengan minat para pabrik obat
yang menghasilkan obat-obat anti tekanan darah tinggi.
Pertempuran antara mereka ini nampak pada obat yang disebut
"betablocker". Suatu obat anti tekanan darah tinggi yang masih
baru bagi Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini