Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hati-hati Mainan Bermagnet
PARA orang tua yang memiliki anak usia di bawah lima tahun pasti sudah mafhum bila si buah hati demen memasukkan mainan ke mulut. Itulah mengapa orang tua biasanya berhati-hati kalau membeli mainan untuk si kecil: selalu dicari yang aman bila masuk ke mulut. Sayangnya, kehati-hatian itu tak cukup. Selalu saja terjadi kecelakaan, sehingga anak menelan bagian kecil pada mainan itu, seperti magnet.
Peneliti dari Pusat Kesehatan Anak Rumah Sakit Cincinnati menemukan, magnet yang tertelan dapat menempel satu sama lain di dinding usus. Ini dapat mengakibatkan infeksi dalam sistem pencernaan, yang bisa menyebabkan kematian. Juga ditemukan, 16 persen dari anak yang menelan mainan bermagnet kemudian menderita autis. Sayang, orang tua sering tidak segera membawa anaknya ke dokter, segera setelah tahu si buyung menelan magnet.
Kesimpulan ini merupakan hasil analisis 128 kasus di 21 negara. "Sebagian besar magnet yang tertelan merupakan bagian dari komponen mainan, termasuk produk perusahaan ternama," kata Alan Oestreich, peneliti yang juga profesor radiologi di Rumah Sakit Anak Cincinnati, seperti dikutip di situs Everydayhealth, Rabu pekan lalu. Penelitian ini juga dipublikasikan di jurnal Pediatric Radiology.
Untuk itu, peneliti menekankan agar orang tua menaruh perhatian ekstra terhadap mainan bermagnet, karena tidak ada kewajiban pada produsen untuk memberikan peringatan bahwa mainan tersebut mengandung magnet. Pesan lainnya, agar orang tua segera membawa anaknya ke dokter bila timbul gejala seperti flu, mual, muntah, dan kram di bagian perut.
Mendengkur bakar Kalori
DARI sekian banyak keburukan pada orang yang tidur mendengkur keras, ternyata ada satu "kebaikan". Menurut penelitian terbaru Universitas California, San Francisco, orang yang ngorok membakar lebih banyak kalori selama tidur pada malam hari. Dari 212 orang responden yang diteliti, rata-rata mereka membakar 1.763 kalori ketika tidur. Itu sama dengan olahraga selama 30 menit di pusat kebugaran. "Itulah mengapa saya sering bergurau, orang dengan sleep apnea (gangguan pada jalannya udara ketika bernapas selama tidur) mendapat 'olahraga gratis' pada malam hari," kata John Stradling, ahli masalah tidur dari Rumah Sakit John Radcliffe, Oxford, Inggris.
Sayangnya, pembakaran kalori tersebut tak berakibat pada penurunan berat badan. Sebab, penderita sleep apnea menjadi lemas, kurang energi, dan mengantuk pada siang hari. Mereka pun malas berolahraga. Lebih buruk lagi, nafsu makan mereka juga cenderung meningkat. Sama saja tekor.
Obesitas Dimulai Sejak Balita
PENELITIAN tentang obesitas pada anak sudah sering dilakukan. Yang terbaru, penelitian dari lembaga pencegahan diabetes dini EarlyBird Diabetes menyimpulkan kegemukan dimulai pada usia sebelum sekolah, yaitu 4-5 tahun. Hasil penelitian yang dimuat di jurnal Pediatrics itu diperoleh dari 233 anak yang diteliti dari lahir hingga masa puber.
Ternyata berat badan anak-anak yang menjadi responden ketika lahir rata-rata sama dengan yang lahir pada era 1980. Namun mereka menjadi jauh lebih gemuk pada usia sebelum lima tahun. Sebelum anak perempuan mencapai usia sekolah, berat badan mereka sudah mencapai 90 persen lebih berat dibanding berat normal, sedangkan pada anak laki-laki sampai 70 persen.
Menurut pimpinan peneliti, Terry Wilkin, profesor dari Sekolah Medis Peninsula, Plymouth, Inggris, berat badan setelah lahir tidak dapat dijadikan tolok ukur apakah si anak akan kegemukan atau tidak. Namun berat badan mereka di usia 4-5 tahun bisa menjadi cerminan bobot di masa puber. "Kemungkinan besar kalori makanan anak sekarang jauh lebih besar dibanding konsumsi kalori anak-anak di masa lampau," kata Wilkin, seperti dikutip di situs BBC, Rabu pekan lalu.
Masih menurut Wilkin, yang harus disalahkan dalam hal ini adalah makanan di rumah. Sebab, anak-anak ini sudah menjadi kegemukan sebelum masuk sekolah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo