Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Tip Kesehatan

15 September 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Asbes Sebabkan Kanker Paru

ASBES memang tahan api, tapi paru manusia tak tahan terhadap debunya. Mungkin Anda sudah mafhum akan informasi ini. Namun Lembaga Kesehatan Pemerintah Amerika Serikat kembali mengemukakan bahaya asbes bagi manusia, pekan lalu. Sebab, berdasarkan serangkaian studi terbaru, diketahui bahwa bahan-bahan asbes menyebabkan sejumlah penyakit pernapasan, termasuk kanker paru dan kanker pangkal tenggorokan.

Temuan terbaru US Government's Institute of Medicine tersebut membuat Senat Amerika memerintahkan lembaga itu melakukan penelitian lebih lanjut apakah asbes juga menjadi penyebab kanker pada bagian tubuh lain. Sebab, dikhawatirkan bahan itu berhubungan dengan banyaknya penderita tumor ganas yang kebal terhadap berbagai macam terapi, terutama kanker yang menyerang bagian dada.

Bahaya asbes memang sudah banyak diketahui orang lebih dari dua dasawarsa ini. Sejak 1980-an, negara-negara Eropa melarang penggunaan asbes sebagai bahan baku pembangunan rumah atau gedung yang akan dihuni manusia. Di Jepang, orang yang meninggal karena menghirup udara tercemar asbes terus meningkat: 500 orang pada 1995 dan 878 orang pada 2003.

Serat asbes yang dapat terhirup adalah partikel berdiameter kurang dari tiga mikron (satu mikron sama dengan seperseribu milimeter) dengan panjang sekurangnya tiga kali diameternya. Asbes ini berbentuk serat mineral silika yang masuk kelompok serpentine dan amphibole serta dari mineral-mineral pembentuk batuan. Proses keracunan asbes tak terjadi seketika, tapi secara akumulatif, hingga puluhan tahun.

Angiopars Sembuhkan Kaki Busuk

PENDERITA kaki busuk karena diabetes kini tak perlu khawatir kehilangan kaki karena harus diamputasi. Pusat Riset Endokrinologi dan Metabolisme Tabriz University of Medical Sciences, Iran, menemukan obat oral yang bisa menyembuhkan penyakit tersebut. Temuan ini diterbitkan dalam edisi terbaru jurnal kesehatan universitas itu.

Luka pada kaki akibat diabetes disebabkan oleh gangguan pembuluh darah, gangguan saraf, dan infeksi. Pada gangguan pembuluh darah, kaki bisa terasa sakit, diraba terasa dingin, dan jika ada luka sukar sembuh karena aliran darah ke bagian tersebut sudah berkurang. Pemeriksaan nadi pada kaki sukar diraba, kulit pucat atau kebiru-biruan, lalu jaringannya membusuk (gangrene). Bahkan, jika tak segera diobati, itu bisa menyebabkan stroke.

Cara kerja Angiopars ini adalah membantu regenerasi pembuluh darah, sehingga bisa menyembuhkan total luka yang sudah membusuk itu. Menurut dokter ahli jantung Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Achmad Fauzi Yahya, penemuan obat ini sungguh kabar gembira bagi dunia kedokteran. Sebab, biasanya tak ada jalan keluar selain amputasi. Fauzi berharap obat ini bisa dipasarkan di Indonesia secara langsung dengan harga terjangkau bagi rakyat miskin. "Karena di Iran obat ini murah," katanya kepada Tempo pekan lalu.

Nada Dering Perbesar Payudara

PAYUDARA besar kadang menjadi impian perempuan. Nah, seorang guru spiritual, bekas anggota sekte Aum Shinrikyo Jepang, Hideto Tomabechi, mengaku menemukan nada dering (ringtone) telepon seluler yang dapat memperbesar ukuran buah dada.

Menurut Hideto, nada buatannya itu membuat tubuh dan otak bekerja serta bergerak tanpa sadar. Energi positif dalam nada dering itu, bila didengarkan selama seminggu, berhasil membuat lingkar payudara bertambah dari 34 menjadi 35 inci. Nada dering temuan Hideto dalam seminggu langsung diserbu 10 ribu pengunduh.

Hideto, menurut situs Cyberhealth, juga tengah membuat nada dering lain untuk menghentikan kebiasaan merokok, menumbuhkan kembali rambut di kepala, dan menarik perhatian lawan jenis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus