Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menghambat Kanker Usus Besar |
Penyakit kanker usus besar sering disebut penyakit orang kaya. Maklum, jenis kanker ini diduga berhubungan dengan diet yang kebanyakan daging yang berlemak tetapi sangat kurang makanan berserat. Nah, untuk menghambat kanker usus besar ternyata yang diperlukan adalah menu murah meriah: makanan berbahan baku kedelai atau teh hijau.
Menurut studi yang dilakukan terhadap tumor pada binatang dan sel kanker manusia, lektin dalam kedelai dan polifenol yang terkandung dalam teh hijau mampu menghambat pertumbuhan kanker usus besar. Temuan ini, menurut Reuters, akhir Mei lalu dipresentasikan dalam sebuah konferensi tahunan penyakit-penyakit pencernaan di Orlando, Amerika Serikat.
Manfaat lektin telah dibuktikan sebuah tim dari Imperial College School of Medicine di London, Inggris, yang meneliti tikus percobaan. Selama delapan minggu, dari beberapa tikus yang menderita tumor usus, sebagian diberi diet standar dan sebagian lainnya mendapat diet yang banyak mengandung lektin. Ternyata, pada tikus yang hanya mendapat makanan standar, tumornya terus berkembang. Sebaliknya, pada tikus yang mendapat diet dengan lektin yang tinggi, pertumbuhan tumornya berkurang sampai 36 persen. Pengamatan mikroskopis juga membuktikan, lektin kedelai ternyata mengikat sel-sel tumor. Sedangkan jaringan sehat di dekat sel tumor itu sama sekali tidak disentuhnya.
Daya hambat teh hijau malah lebih hebat. Studi yang dikerjakan Dr. Dharma Cauhan dan koleganya di University of California, San Diego, AS, membuktikan epigallicathecin gallate (komponen aktif dalam teh hijau) bukan hanya bisa menghambat pertumbuhan sel kanker usus besar manusia. Dalam percobaan di laboratorium, dosis moderat salah satu jenis polifenol itu bisa menghambat pertumbuhan sel kanker hingga 60 persen hanya dalam tiga hari. Dosis moderat ini setara dengan dua cangkir teh hijau setiap hari.
Bila Pencernaan Terganggu |
Pencernaan terganggu, bila sekali-sekali saja, masih bisa ditoleransi. Namun, bila sering, tentu mengganggu. Kalau Anda tak ingin mengatasinya dengan obat-obatan, mungkin Anda bisa menerapkan temuan peneliti Jerman ini. Menurut Dr. Stephan Koehler dari Dr. Wilmar Schwabe Pharmaceuticals, Karlsruhe, Jerman, paduan minyak permen (peppermint) dan minyak jintan sangat membantu meredakan gangguan pencernaan. Temuan itu disampaikan dalam konferensi tahunan tentang penyakit-penyakit pencernaan di Orlando, akhir Mei lalu.
Minyak peppermint dan jintan mengandung beberapa komponen yang bisa mengendurkan otot polos?jenis otot yang banyak terdapat di dinding alat pencernaan. Manfaat itu terlihat dalam percobaan terhadap 96 pasien yang menderita gangguan pencernaan kronis yang bukan disebabkan oleh luka (non-ulcerative). Kepada mereka diberikan campuran minyak permen dan jintan atau campuran plasebo, sehari dua kali.
Menurut Koehler, pasien yang menerima campuran minyak melaporkan bahwa tingkat ketidaknyamanan yang mereka alami menurun hingga sedikitnya 50 persen. Sebaliknya, para pengguna plasebo melaporkan gejala gangguan pencernaan yang mereka alami hanya sedikit lebih ringan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo