Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Tips Kesehatan

18 September 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sehat Pankreas dengan Vitamin D

Rajin-rajinlah mengkonsumsi vitamin D. Bukan saja tulang jadi lebih kuat, risiko terserang kanker pankreas pun berkurang. Anjuran ini adalah hasil riset yang dipublikasikan Universitas Northwestern, Chicago, Amerika Serikat, awal pekan lalu.

Kanker pankreas merupakan satu dari lima kanker yang paling banyak menyebabkan kematian. Di Amerika Serikat, sedikitnya 32 ribu orang didiagnosis terkena kanker pankreas tahun ini. Biasanya, hanya 5 persen penderita yang bisa bertahan lebih dari lima tahun.

Tim peneliti mengamati riwayat kesehatan 46 ribu lelaki (40-75 tahun) dan 75 ribu perempuan (38-65 tahun). Sebuah data yang cukup komprehensif. Hasil analisis menyebutkan bahwa mereka yang mengkonsumsi vitamin D 400 IU (international unit) setiap hari setengah kali lebih aman dari kanker pankreas dibanding mereka yang tidak mengkonsumsi vitamin D.

Tapi salah seorang peneliti, Halcyon Skinner, mengingatkan agar konsumsi vitamin D tidak melebihi 400 IU, karena hasilnya sama saja. Lagipula, 400 IU merupakan kadar asupan maksimal yang dianjurkan.

Vitamin D sebenarnya diproduksi oleh tubuh setelah kulit terkena sengatan matahari. Bagi mereka yang kurang mendapat cahaya matahari, pasokan vitamin ini bisa didapat dengan mengkonsumsi susu beserta produk olahannya, ikan, dan telur.

Pendengkur Rawan Stroke

Waspadalah jika Anda tergolong pendengkur. Saat tertidur nyenyak, dengkuran membuat lalu-lintas pernapasan terganggu. Tak hanya itu, kelak di usia lanjut, si pendengkur berisiko lebih besar terkena stroke.

Pendengkur biasanya tidur dengan ritme napas yang cepat dan pendek. Sesekali bahkan napas terhenti selama beberapa detik. Menurut laporan Stroke: Journal of The American Heart Association, edisi pekan lalu, saat napas berhenti itulah aliran oksigen ke otak tertahan. Jika berlangsung terus-menerus, kejadian ini bisa menyebabkan gumpalan darah di otak, kondisi yang disebut stroke ischemic.

Laporan Stroke ini merupakan publikasi hasil penelitian Roberto Munoz, ahli neurologi dari Rumah Sakit Nevarra, Spanyol. Ia memimpin sekelompok peneliti yang mengamati 394 orang lanjut usia dengan rentang umur 70-100 tahun, selama enam tahun. Termasuk yang diamati adalah pola makan dan berbagai pengobatan yang dilakukan. Peneliti juga mengamati irama pernapasan dalam tidur responden. Penelitian ini diberi judul ”Proyek Tidur Vitoria”.

Pada awal pengamatan, tidak satu pun responden yang menderita stroke. Namun pada penghujung penelitian, tercatat 20 responden terkena stroke ischemic. Melalui pemeriksaan riwayat kesehatan, diketahui bahwa semua responden yang mengalami stroke tergolong pendengkur. Menurut Roberto Munoz, seorang pendengkur berisiko 2,52 kali lebih besar terkena stroke ischemic di usia lanjut. n

Panjang Umur dengan Teh Hijau

Hobi menyeruput teh hijau membikin orang Jepang lebih panjang umur. Sebuah riset yang melibatkan 40 ribu warga di negeri itu membuktikan bahwa teh hijau berkhasiat mengurangi risiko serangan jantung, yang kebanyakan menghinggapi orang berusia lanjut. Walhasil, warga senior di Jepang relatif tetap bugar.

Penelitian yang disponsori oleh Kementerian Kesehatan Jepang ini berlangsung selama 11 tahun. Riset dipimpin oleh Shinichi Kuriyama dari Universitas Tohoku, Sendai, Jepang. Di daerah ini, sekitar 80 persen warganya hobi minum teh hijau dan separuh penduduknya minum teh lebih dari tiga cangkir sehari. Warga yang menjadi relawan penelitian berusia 40 hingga 79 tahun pada saat riset dimulai, 1994.

Hasil penelitian cukup menarik. Pada warga yang minum teh hijau lebih dari lima cangkir setiap hari, tercatat tingkat kematiannya 16 persen lebih rendah dibanding mereka yang hanya minum satu cangkir setiap hari. Pada tujuh tahun pertama penelitian, tingkat kematian pada peminum teh berat dibandingkan dengan peminum teh yang ringan 26 persen lebih rendah.

Menurut Shinichi, daun teh hijau mengandung antioksidan polifenol yang membuat tubuh menjadi lebih sehat. Sebelumnya, berbagai penelitian juga menyebutkan bahwa teh hijau mengurangi risiko terkena kanker.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus