Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Tips Kesehatan

29 Mei 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Cukup Tidur Cegah Obesitas

Lupakan diet makanan dan minuman yang menjanjikan badan ramping bak gitar, bebas dari obesitas atau kegemukan. Para peneliti di Care Western University, Ohio, Amerika Serikat, menemukan cara yang lebih sederhana untuk mengontrol berat badan agar tidak melar. Dibanding harga produk makanan pelangsing yang mencekik kantong, cara baru ini sungguh hemat, yakni cukup tidur, jangan banyak begadang.

Penelitian itu melibatkan 70 ribu wanita selama lebih dari 15 tahun. Inilah penelitian dengan jumlah responden terbesar untuk menguji manfaat tidur dan upaya mengontrol berat badan dalam jangka panjang. Hasilnya dipaparkan dalam American Thoracic Society International Conference di San Diego, California, pekan lalu.

Hasil penelitian menunjukkan wanita yang tidur malamnya kurang dari lima jam sehari potensial mengalami kelebihan berat badan hingga 15 kilogram dalam 16 tahun berikutnya. Yang mengejutkan, seperti dilansir Medical News Today, kendati mereka yang kurang tidur sudah mengurangi camilan atau asupan makanan lain, tetap saja terjadi obesitas.

Risiko kegemukan bisa ditekan hingga 30 persen bagi mereka yang tidur malamnya cukup, yakni tujuh jam semalam. Rupanya tidur cukup sangat mempengaruhi kerja hormon pengatur nafsu makan. "Kurang tidur signifikan meningkatkan risiko obesitas," kata dokter Patel, ketua tim peneliti. Jadi, tidur sajalah yang cukup, ketimbang diet macam-macam.

Alkohol Picu Pneumonia

Daftar akibat buruk menenggak minuman beralkohol bertambah satu. Para peneliti Pneumonia Multidiscipline Group of Hospital Clinic de Barcelona dari Institut Clinic del Torax, Spanyol, yang dilansir jurnal Chest pekan lalu menjelaskan bahwa kebiasaan itu meningkatkan risiko terjangkit pneumonia alias radang paru.

Risiko itu bahkan tak hanya mengancam kalangan peminum alkohol aktif, tapi juga bagi mantan peminum. Setelah diselidiki, konsumsi alkohol ternyata mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Salah satu organ yang rentan terkena penyakit adalah paru-paru. Pertahanan organ vital ini gampang dijebol bakteri Pneumococcus, biang munculnya pneumonia.

Di Spanyol penyalahgunaan alkohol telah menyebabkan kematian 12 ribu orang per tahun. Penyalahgunaan terjadi jika konsumsi alkohol per hari mencapai 80 gram pada laki-laki dan 60 gram pada perempuan. Porsi itu setara dengan 2-3 gelas bir atau 3-4 cangkir anggur.

Menurut dokter Antony Torres, ketua tim peneliti, pneumonia sangat lazim ditemui Spanyol. Di Catalonia, sekadar contoh, dari setiap seribu penduduk diperkirakan ada 10 orang yang terjangkit penyakit ini.

Mengingat bahaya pneumonia, Torres memandang penting adanya vaksinasi untuk melawan Pneumococcus. "Konsumsi alkohol merupakan faktor risiko baru atau faktor yang memperburuk keadaan dalam kasus pneumonia," katanya.

Caesar Membahayakan Ibu dan Anak

Jangan tergesa-gesa memilih operasi caesar untuk melahirkan anak. Kendati dibilang aman, tindakan itu tetap mengandung risiko dibanding melahirkan secara alami. Fakta menunjukkan, operasi caesar berkait erat dengan meningkatnya risiko kematian dan kesakitan pada ibu dan bayinya.

Peringatan itu dilansir Jose Villar, ketua tim peneliti dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Bank Dunia, yang meneliti masalah kian banyaknya tindakan caesar di sejumlah negara berkembang. Penelitian dilakukan di delapan negara di Amerika Latin, yakni Argentina, Brasil, Kuba, Ekuador, Meksiko, Nikaragua, Paraguay, dan Peru.

Di negara-negara ini, pada awal 1970-an, rata-rata operasi caesar hanya sekitar lima persen. Kini, angkanya melonjak menjadi lebih dari 50 persen. Sejumlah alasan muncul di balik meningkatnya permintaan caesar. Salah satunya meniru lagak para selebritas yang lebih banyak memilih tindakan itu dibanding melahirkan secara alamiah.

Penelitian dilakukan pada 120 rumah sakit dari 24 wilayah dengan angka kelahiran 97 ribu bayi, sepertiga di antaranya melalui operasi caesar sesuai dengan permintaan. Hasilnya, seperti dilansir kantor berita AFP pekan lalu, di rumah sakit yang banyak melakukan caesar terdapat banyak bayi mati setelah lahir, atau ibu mati setelah melahirkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus