Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rentannya Si Kurang Berat
SEMUA orang tua tentu berharap anaknya lahir dengan berat badan yang normal. Tapi, jika ternyata si kecil memiliki bobot yang kurang, Anda harus telaten merawatnya. Sebab, sebuah penelitian terbaru menyatakan bayi yang dilahirkan dengan berat kurang dari 1 kilogram akan mengalami gangguan perkembangan mental dan fisik pada usia delapan tahun.
Studi yang dimuat dalam sebuah jurnal kesehatan Amerika Serikat itu mengambil sampel 219 anak-anak yang lahir antara tahun 1992 dan 1995. Umumnya berat badannya rendah. Hasilnya, 14 persen dari mereka mengalami kecacatan, 21 persen mengidap asma, 32 persen memiliki IQ rendah, dan 47 persen mempunyai kemampuan motorik yang rendah. Peneliti lalu membandingkan dengan 176 anak yang lahir pada tahun yang sama tapi memiliki berat badan normal. Ternyata hanya sedikit yang menderita kelainan semacam itu.
Jika dirawat dengan baik, bayi yang lahir dengan berat badan tak normal tetap bisa tumbuh dengan wajar. Terbukti sejak 2000-an terjadi peningkatan daya tahan bayi kurang normal di Amerika Serikat. Dari sekitar 23 ribu bayi yang lahir di sana pada 2002 dengan berat 500-999 gram, 70 persen di antaranya dapat bertahan hidup. “Angka kematian bisa ditekan jika mereka mendapat perawatan intensif,” kata Jon Tyson dari Universitas Texas.
Putri Lebih Tahan Banting
Kendati secara fisik lebih lemah, ternyata remaja putri lebih tahan banting dibandingkan dengan remaja putra. Mereka memiliki ketahanan mental lebih baik dalam melawan stres. Itulah hasil penelitian yang dilakukan oleh sejumlah ilmuwan dari Medical College di Georgia, Amerika Serikat.
Dipublikasi baru-baru ini, penelitian tersebut dilakukan terhadap 190 remaja Afro-Amerika dan Eropa-Amerika yang berusia 16-18 tahun. Mereka yang awalnya memiliki tekanan darah normal diminta bermain video game selama 60 menit. Tiap 15 menit, tim peneliti memeriksa denyut jantung. Ternyata, mereka menunjukkan reaksi yang tak beda terhadap rangsangan permainan.
Perbedaan justru muncul dalam tekanan darah sistolik, tingkat tekanan darah tertinggi yang terbaca saat jantung berkontraksi. Perubahan tekanan darah pada remaja putri ternyata lebih kecil dibandingkan dengan pada remaja putra. ”Para gadis memiliki semacam proteksi terhadap respons tekanan darah,” kata Gaston Kapuku, salah seorang peneliti. Dengan kata lain, remaja putri lebih bisa menahan stres.
Perubahan tekanan darah remaja kulit putih juga lebih kecil dibanding kelompok remaja kulit hitam. Tapi rahasianya belum diketahui. ”Mungkin karena ada perbedaan dalam masalah hormonal,” ujar Kapuku. Yang pasti, orang yang tekanan darahnya terlalu gampang merespons ketegangan lebih berisiko terkena serangan jantung.
Merokok Membahayakan Gusi
Ternyata merokok tidak hanya berisiko mengundang kanker dan serangan jantung. Kebiasaan buruk ini juga membahayakan kesehatan gusi. Risiko terkena penyakit gusi yang kronis pada perokok enam kali lebih besar dibanding orang yang tidak merokok. Itulah kesimpulan para peneliti dari University of Newcastle, Inggris, yang dipublikasikan baru-baru ini.
Perokok cenderung mengalami sakit gusi karena kebiasaan itu merusak sistem kekebalan tubuh. Tubuh mereka kurang mampu melawan tumbuhnya bakteri yang menyebabkan gusi meradang, menyusut, dan berdarah. Kerusakan pada gusi akan membuat tulang gigi terkikis. Gigi pun gampang patah sehingga perlu dicabut.
Setelah meneliti 49 perokok, para peneliti sampai pada kesimpulan: berhenti merokok akan membuat kesehatan gusi seseorang membaik. ”Orang harus berhenti merokok jika ingin menjaga giginya sampai tua,” kata Dr. Philip Preshaw, salah seorang peneliti.
Reuters
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo