Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jangan Biarkan Anak Tumbuh Sendirian
Anak tunggal cenderung lebih egoistis, sementara anak yang punya satu atau dua saudara kandung punya kepekaan sosial lebih baik. Kecenderungan itu sebetulnya sudah diketahui sejak zaman kuno. Tapi kini ada ilmuwan yang meneliti perbedaan perilaku antara anak yang tunggal dan yang bukan.
Adalah Douglas Downey, sosiolog Ohio State University, yang menggelar penelitian berskala nasional terhadap 20 ribu lebih anak sekolah dasar Amerika Serikat. Downey sampai pada kesimpulan bahwa anak yang tumbuh bersama saudara kandung memiliki beberapa kelebihan. Mereka lebih bersahabat, suka menolong, bersikap positif, dan mampu menunjukkan perasaan secara positif kepada orang lain. Sebaliknya, anak tunggal yang tumbuh tanpa saudara cenderung penyendiri. "Sikap itu bisa terbawa sampai dewasa," kata Downey dalam makalah yang dimuat Journal of Marriage and Family edisi terbaru.
Downey juga mendapati bahwa anak-anak yang bersaudara kandung punya kemampuan lebih untuk keluar dari konflik pribadi. Mereka pun sanggup membereskan konflik dengan orang yang pernah berkelahi dengan dirinya. "Makanya," Downey menganjurkan, "sebaiknya jangan biarkan anak Anda tumbuh seorang diri."
Jeruk dan Jambu, Pengikis Merkuri
Heboh kasus Teluk Buyat, Minahasa, terus berlanjut. Tidak sedikit pula orang yang merisaukan keamanan ikan yang menjadi santapan sehari-hari. Bahkan ada yang memilih puasa ikan demi keamanan.
Memang ikan teramat lezat, baik dibakar, digoreng, maupun direbus. Protein dan kandungan gizi ikan pun lumayan tinggi. Persoalan akan menjadi lain kalau tubuh si ikan ternyata juga mengusung logam berat merkuri (Hgraksa). Alih-alih sehat, justru penyakit yang didapat bila kebanyakan menyantap ikan bermerkuri.
Lalu adakah cara memilih ikan yang bebas merkuri? Sayang, pertanyaan ini mesti dijawab "tidak ada." Secara fisik, ikan bermerkuri tampak sama saja dengan kawan-kawannya yang tidak membawa raksa. Tapi tak perlu risau, apalagi sampai total puasa ikan. Anda bisa menyantap ikan kegemaran dengan tetap menerapkan jurus meminimalkan masuknya merkuri ke dalam tubuh.
Caranya? Budi Harianto, Ketua Departemen Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, menganjurkan agar Anda banyak-banyak mengkonsumsi makanan segar yang kaya vitamin C. Jeruk dan jambu klutuk merah amat dianjurkan. "Vitamin C dosis tinggi itu antioksidan yang baik," kata Budi. Antioksidan ini mengikat logam berat dan membuangnya dari tubuh.
Memang vitamin C dalam buah dan sayur tidak serta-merta melenyapkan seluruh racun merkuri dari tubuhterutama pada mereka yang tubuhnya tercemar racun kategori sedang dan berat. Namun setidaknya vitamin C membantu meningkatkan daya tahan tubuh, menekan efek racun, dan mengurangi laju penimbunan racun logam berat. Jadi, jangan lupa jeruk dan jambu klutuk setelah ikan.
Akupunktur untuk Pasca-Operasi
Terapi tusuk jarum alias akupunktur mampu mempercepat pemulihan kondisi pasien setelah operasi. Tusukan jarum difokuskan pada 26 titik yang disebut perikardiumdisebut P6yang sebagian besar berada di lengan. Temuan ini dipaparkan Anna Lee dari Hong Kong's Chinese University dan Mary Done dari New Children's Hospital, Sydney, Australia, dalam jurnal New Scientist yang terbit di Inggris.
Penelitian ini melibatkan 3.000 pasien. Mereka yang diterapi akupunktur pada titik P6 merasa cepat bugar. Sebanyak 28 persen di antara responden adalah bekas pasien operasi dan 24 persen lainnya merupakan pasien rehabilitasi narkotik. "Terapi ini merangsang saraf untuk bekerja lebih baik," kata Anna Lee. Dia menambahkan, akupunktur pada titik P6 diyakini bekerja mirip ramuan antinarkotik, yakni mengurangi sensasi kecanduan terhadap narkoba.
Sumber: AFP/HealthDay
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo