Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Asah Otak Berkat Bahasa
Mau otak tajam? Pelajari bahasa sebanyak-banyaknya. Beginilah hasil penelitian Ellen Bialystok dari Universitas York, Kanada. Studi dilakukan terhadap 104 orang yang menggunakan satu bahasa dan dwibahasa. Para responden yang dipilih dibagi dua: Mereka yang berumur 30-59 tahun serta yang usianya antara 60 dan 88 tahun.
Dua kelompok ini diuji lewat tes yang disebut Simon Task. Tujuannya menghitung waktu reaksi yang dibutuhkan bagi tugas-tugas kognitif, seperti mengenali bagian mana dari layar komputer yang memunculkan kotak berwarna. Hasilnya, orang dewasa yang memiliki kemampuan dua bahasa memiliki ingatan lebih cepat dibandingkan mereka yang berkemampuan satu bahasa. Hasil serupa diperoleh pada kelompok usia tua. Para pengguna dua bahasa memperlihatkan penurunan kemampuan otak yang lebih kecil akibat penuaan ketimbang kelompok satu bahasa. "Ini bukan bakat, tapi mempelajari bahasa baru berdampak bagus buat otak Anda," ujar Bialystok.
Melawan Kokain dengan Kokain
Jangan sekali-sekali mencoba rasa kokain. Sekali mencoba, risiko ketagihan sangat besar. Tapi, bagi yang telanjur ketagihan, ada terapi baru untuk mengatasi kecanduan: vaksin TA-CD. Inilah vaksinasi antikokain buatan Xenova, perusahaan obat berbasis di Inggris. Menurut David Oxlade, pimpinan Xenova, dari percobaan ketiga yang dilakukan di AS, hampir separuh pecandu bisa bebas kokain dalam waktu enam bulan setelah menerima terapi.
Cara kerja vaksin antikokain ini mirip vaksin biasa. Vaksinnya dibuat dengan menyertakan kokain pada sejumlah besar molekul protein. Molekul protein ini biasa digunakan sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi yang akan mengenali kokain.
Ketika kokain dari luar dimasukkan lewat darah, antibodi tercipta dan mencegah kokain menerobos dari darah ke otak. Otak pun tidak terkena perintah untuk meminta lebih banyak kokain sehingga ketagihan bisa dicegah. "Jika seseorang menggunakan vaksin, lalu sebulan kemudian mencoba memakai kokain kembali, dosisnya tak akan meningkat, juga tidak akan ketagihan," ujar Oxlade.
Temuan Xenova ini masih sebatas uji coba. Dan vaksin ini belum tentu manjur karena masih muncul perdebatan mengenai penggunaannya. Selain itu, hasil riset memperlihatkan para pecandu yang divaksin dengan TA-CD mengalami perpindahan jenis narkoba, dari kokain ke yang lainnya. "Walaupun jumlahnya kecil, tetap saja harus diperhatikan," ujar wanita juru bicara dari Drugscope.
Makan Buah Penguat Mata
Bertambahnya usia biasanya diikuti berkurangnya kemampuan penglihatan. Ini terjadi salah satunya karena degenerasi makular, penurunan fungsi makula, lapisan peka cahaya pada retina yang menyerang orang berusia 65 tahun ke atas. Degenerasi bisa terjadi karena jaringan yang memang rusak karena tua, atau akibat pertumbuhan pembuluh darah di bawah retina. Kalau dibiarkan terus, bisa berakibat kebutaan. Sayangnya, sampai sekarang penyakit ini tak bisa diobati.
Satu-satunya cara mengatasi degenerasi itu memang tak lain dari pencegahan. Caranya? Makanlah lebih dari tiga butir buah setiap hari. Buah apa saja boleh, tapi utamakan jeruk dan pi-sang karena kandungan vi-tamin C, E, betakaroten, dan sengnya yang tinggi. Itulah resep dari para peneliti di Brigham and Women's Hospital Boston, Amerika Serikat, yang dipimpin Dr. Eunyoung Cho.
Tim peneliti melakukan studi terhadap lebih dari 118 ribu orang berusia 12-18 tahun. Hasilnya, mereka yang menyantap tiga atau lebih buah dalam sehari, peluangnya terkena degenerasi makula 36 persen lebih kecil daripada mereka yang mengkonsumsi buah kurang dari satu setengah buah tiap hari.
Sumber: Reuters, BBC
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo