Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PEMADUAN makanan dengan minuman tertentu atau food pairing sudah cukup lazim di dunia kuliner. Yang paling populer adalah pemaduan cita rasa wine dengan berbagai macam santapan. Saat ini metode pairing juga dikenal di dunia kopi, yakni coffee pairing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Secara umum, pairing kopi adalah pemaduan dan pengharmonisan cita rasa minuman kopi dengan makanan yang mendampinginya. Misalnya keasaman atau kepahitan kopi dengan kemanisan atau kegurihan kudapan yang menyertainya. Jika dipadukan, kopi dan kudapan dapat menciptakan keseimbangan harmonis terbaik dalam setiap sajiannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pairing kopi banyak dijumpai di kedai kopi di sejumlah daerah di Tanah Air. Penulis buku Kedai Kopi di Nusantara: Otentisitas Kedai Kopi Indonesia Mendunia, Yuswohady, mengatakan tradisi padu padan kudapan dengan kopi di beberapa daerah boleh dibilang tidak sengaja dirancang. Pemaduan kopi dengan makanan tertentu berjalan tanpa disadari anggota masyarakat yang menikmatinya.
Sebuah tradisi padu padan kopi dengan penganan, menurut Yuswohady, kadang tercipta secara organik dan natural melalui tangan produsen dan konsumen. "Menurut saya, Kopi Klotok dengan identitas pisang gorengnya itu terbentuk bukan by design," kata Yuswohady, yang turut menggagas acara Indonesia Coffee Summit 2023 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Sabtu-Senin, 21-23 Oktober lalu.
Dalam rangkaian acara Indonesia Coffee Summit, digelar kompetisi pairing kopi yang diikuti 14 peserta. Setiap peserta menyajikan kudapan dari berbagai daerah yang disandingkan dengan segelas kopi tubruk.
Supriyanto, salah satu peserta asal Bogor, Jawa Barat, menghadirkan penganan khas Ternate, kasbingo, sebagai teman kopi tubruk. Kasbingo adalah kudapan berbahan dasar parutan singkong dan kelapa, gula aren, serta sedikit tambahan kayu manis.
Adapun kopi tubruk yang Supriyanto suguhkan menggunakan jenis robusta dengan nama Sentosa, khas Rumah Kopi Ranin, Bogor. "Robusta kan melekat pada masyarakat Indonesia, sementara singkong dari dulu begitu cocok dengan kopi," ujar barista di Rumah Kopi Ranin yang akrab disapa Anto ini.
Yuswohady/Dok Pribadi
Ihwal singkong, setiap daerah di Indonesia mempunyai olahan masing-masing. Anto mengatakan makanan berbahan dasar singkong sangat memungkinkan dinikmati masyarakat di Tanah Air dan dipadupadankan dengan kopi.
Penganan berbahan dasar singkong turut dihadirkan Asrin Hajar. Perempuan yang mengelola Kedai Japrek di Taman Ismail Marzuki itu membuat kudapan bernama sawut. Makanan itu berupa parutan singkong yang diolah dengan cara dikukus. Cara menikmatinya, sawut diberi tumpahan gula aren dan disandingkan dengan kopi tubruk arabika. "Bagi yang suka manis, gula aren untuk sawutnya bisa juga dituang ke kopi," ucap Asrin.
Andreas Andrianto Harjito, salah satu juri kompetisi pairing kopi itu, berpendapat bahwa hampir semua peserta secara umum mampu memadupadankan kudapan dengan kopi tubruk. “Pangan lokal berbahan dasar singkong, ubi, hingga pisang berhasil disandingkan dengan kopi tubruk sehingga mendapatkan cita rasa yang khas,” kata Andreas. “Cuma, untuk pengembangan makanannya perlu ditingkatkan lagi.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak artikel ini terbti di bawah judul "Ketika Kopi Bertemu Pendamping"