Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Band Seventeen meminta masyarakat untuk tidak menyebarkan foto dari lokasi kejadian di mana mereka menjadi korban tsunami Selat Sunda pada Sabtu malam, 22 Desember 2018.
Baca juga: Tsunami Tanjung Lesung, Begini Cara Ifan Seventeen Selamat
"Kami selaku keluarga besar Seventeen Band meminta agar teman-teman tidak menyebarkan foto-foto dari lokasi. Juga untuk tidak menyebarkan isu hoax," tulis perwakilan band, dalam rilis yang diterima di Jakara, Minggu pagi.
Permintaan Seventeen itu, sejalan dengan Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho. Sutopo kerap menemukan pola hoax dengan menyebarkan video atau foto tentang bencana yang sudah terjadi namun disebarkan kembali dengan mangaitkan video atau foto tersebut merupakan kejadian dari bencana yang sedang terjadi.
Atau, kata Sutopo, pernyataan ahli yang sudah disampaikan, namun kembali dimuat dengan mengubah konteksnya seakan-akan menjadi sebuah ancaman. "Begitu dapat hoax lansung dianalisa. Biasanya segera saya buat klarifikasinya," ujarnya.
Selain menyebarkan ketakutan, menurut Sutopo, para pelaku hoax tersebut terkadang mempunyai motif kriminal. Dia mencontohkan, saat muncul isu akan terjadinya gempa susulan, lalu masyarakat diminta mengungsi. "Setelah itu rumah ditinggal kosong dan maling masuk," kata dia.
Baca juga:
Jadi Korban Tsunami, Begini Perjalanan Karier Aa Jimmy
Tsunami Tak Bikin Ifan Seventeen Lupa Ultah Istri, Tilik IG-nya
ANTARA | TAUFIQ SIDDIQ
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini