Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Warteg Sehat ala Barat

Restoran ini mengusung konsep warteg sehat yang memungkinkan pengunjung memilih sendiri komposisi makanannya.

6 Oktober 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Warteg Sehat ala Barat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jika berkunjung ke sebuah warung nasi Tegal, pelayan akan dengan sigap melayani permintaan Anda. Anda tinggal mengatakan ingin makanan apa saja atau Anda menunjuk lauk yang tersedia di etalase. Konsep menikmati makanan dengan memilih sendiri komposisinya dicoba dibawa oleh restoran bernama Fedwell ke gerai mereka di Senopati, Jakarta Selatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Fedwell yang berdiri sejak 14 April 2018 itu mengusung konsep warteg sehat. Beda dengan warteg, hidangan di sini sangat western style alias Barat, seperti rib-eye steak dan salmon steak. Namun, Operating Officer Fedwell, Dio Santoso, memastikan makanan mereka tak mengandung penyedap rasa sama sekali. Mereka ingin menghilangkan persepsi makanan sehat itu tidak enak."Kami juga ingin makanan sehat lebih mudah dijangkau masyarakat," kata Dio, Kamis dua pekan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Restoran di Jalan Senopati Nomor 82, Jakarta Selatan, itu memiliki dua pilihan jenis makanan, yaitu signature bowl yang terdiri atas delapan pilihan hidangan dan do it yourself bowl. Pada jenis makanan kedua, Anda dibebaskan memilih sendiri komposisi karbohidrat, protein, sayuran, serta sambal yang Anda inginkan. Tiap komposisi memiliki banyak sekali pilihan sehingga Anda tidak bosan mencicipi makanan di sana.

Saat datang pada dua pekan lalu, kami memesan tiga makanan. Hidangan pertama adalah The Don yang terdiri atas beras cokelat (brown rice) dengan biji kinoa yang tinggi protein di dalamnya, horenzo atau bayam Jepang, rib-eye steak, edamame, onsen egg, saus kacang, furikake, dan jagung.

Hal yang menarik perhatian saya pada sajian ini adalah kehadiran onsen egg. Makanan ini merupakan telur rebus yang bagian kuning telurnya masih mudah pecah sehingga bisa keluar seperti lava. Potongan rib-eye steak-nya juga diolah tidak begitu matang sehingga masih ada rasa juicy di dalamnya. Hanya, horenzo di dalam hidangan ini terasa asin sekali bagi lidah saya.

Makanan berikutnya adalah The Eurasian yang terdiri atas gigli pasta, salmon steak, ratatouille, tomat dan labu yang dipanggang, jamur, balsamic black pepper, dan kremes. Gigli pasta yang berwarna biru dan merah terlihat sangat menarik perhatian, lalu dipadupadankan dengan daging salmon yang segar sangat menggoyang lidah.

Terakhir, kami ingin membuat komposisi makanan ala kami sendiri. Kami memilih tabbouleh sebagai karbohidrat, herb chicken dan salmon gravlax sebagai protein, lalu charred beans, kale slaw dan wortel masala glazed sebagai sayuran. Kami juga memilih Asian chimichurri dan puffed quinoa sebagai tambahan.

Kesan kami pada hidangan ini adalah rasa manis yang benar-benar keluar dari wortel terasa begitu segar. Rasanya tidak seperti memakan wortel pada sajian makanan lain yang biasa kami coba. Charred beans-nya juga terasa gurih karena ada campuran rasa kecap asin di dalamnya, sedangkan rasa salmonnya masih tetap segar.

Dio mengungkapkan bahwa restoran itu ingin menonjolkan rasa alami dari bahan-bahan makanan yang digunakan. Senada dengan Dio, Chef Consultant Fedwell, Renatta Moelek, mengatakan mereka memperlakukan bahan makanan seperti adanya bahan makanan tersebut. Cara memasak di Fedwell adalah mengolah bahan secukupnya saja."Kami buat seminim mungkin, agar rasanya ada. Masing-masing ada rasanya," ujar Renatta.

Renatta menjelaskan tak ada makanan yang digoreng di Fedwell, mayoritas dipanggang di oven. Sebagian bahan makanannya pun diperoleh dari tanaman organik. Hal itu dilakukan agar masyarakat bisa merasakan makanan sehat yang tetap ada rasanya dan bergizi."Tapi ini bukan untuk menguruskan badan, ya," ucapnya.

Selain makanan, Fedwell menjajakan bermacam minuman, seperti kopi dan non-kopi. Minuman kopi terdiri atas espreso, cappuccino, latte, lemonade coffee, honey long black, hingga affogato. Sedangkan minuman nonkopi di antaranya charcoal soy latte dan matcha soy latte. Adapun harga makanan Rp 75-95 ribu dan minuman Rp 20-40 ribu.

Berkunjung ke Fedwell mengingatkan kami pada restoran di Mal Gandaria City bernama Gizzi. Restoran ini menjual makanan sehat ala masakan rumah. Sejumlah makanan yang dijual seperti tempe bacem, bihun goreng jagung, ayam paha bumbu woku, dan terong pete balado. Mereka beralasan makanan sehat yang dijual di pasaran selama ini identik dengan makanan Barat dan salad.

Restoran itu memiliki tiga kategori kalori yang bisa Anda cicipi, yaitu 500 kalori, 650 kalori, dan 900 kalori. Menurut pemiliknya, hal ini sudah ditimbang sesuai dengan kebutuhan harian ideal konsumsi per orang. Sampai sejauh ini, Gizzi baru membuka gerai di Gandaria City dengan harga makanan Rp 50-90 ribu. DIKO OKTARA

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus