Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Yuliana-yuliani tidak seberuntung adi

Pristian Yuliana-Pristian Yuliani yang sukses dioperasi masih berada di RSCM. Pengembalian mereka ke orang tuanya masih terbentur soal kebersihan & infeksi. Sumbangan tak semujur bayi kembar Adi.

23 Januari 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

YULIANA-Yuliani, bagaimana kini ? Setelah operasi pemisahan 21 Oktober lalu, keduanya tumbuh sehat. Pipi kedua bayi itu kian montok, matanya hitam cerlang, kulitnya halus dan harum. Masih tinggal di ruang ber-AC, Bagian Anak RSCM, si kembar tumbuh optimal, seperti layaknya bayi normal yang dirawat baik. Rambutnya juga subur dan memanjang, termasuk rambut di bagian kepala yang dulunya menyatu. Cuma daerah di atas kuduk saja yang tidak ditumbuhi rambut, berhubung kulit di situ berasal dari kulit paha masing-masing. "Tapi bagian itu 'kan nantinya bisa ditutupi rambut puncak kepala," kata dr. Padmosantjojo, ahli bedah saraf yang memisahkan kepala Yuliana-Yuliani. Adapun tulang tambalan yang ditempelkan di bagian kepala yang dipotong, sejauh ini, juga aman. Untuk sementara, tulang itu tidak akan dicabut, karena berfungsi sebagai ,pelindung otak. Jika kelak tulang asli di sekitarnya tumbuh, dan tulang tambahan itu mengganggu atau mengganjal, barulah ia dicabut. "Syukurlah, sejauh ini tidak ada tanda-tanda yang mengganggu," ujar Padmo, yang sering menjenguk si kembar. Bagaimana dengan inteligensia? Dari sudut saraf dan perkembangan jiwa, keduanya tumbuh sesuai dengan usianya Yuliana-Yuliani tengkurap, telentang, dan giat berceloteh. "Untuk bayi-bayi seumur mereka, segi itulah yang bisa dilihat, yakni apakah sesuai dengan perkembangan mental bayi sebaya mereka," ujar Padmo. Apakah Yuliana-Yuliani bisa menjadi anak-anak yang pintar? "Belum. Kita belum bisa, misalnya, melihat apakah mereka akan jadi jenius atau tidak," kata Kepala Bagian Bedah Saraf FKUI itu lagi. Sebenarnya, kedua bayi putri pasangan Tularji dan Hartini itu sudah bisa meninggalkan RSCM sejak 3-4 pekan lalu. Tapi muncul banyak probl~ma. Misalnya masalah perubahan suasana, dari ruang bersih berAC ke ruang yang belum bisa dijamin kebersihannya. Di RSCM, keduanya terawat dengan baik, juga oleh perawat berpenutup mulut, untuk menghindarkan pencemaran kuman. "Jika di rumah, siapa bisa menjamin mereka tidak bakal kena infeksi?" tanya Padmo. Infeksi seperti radang saluran napas atau saluran cerna sejauh ini memang masih jadi pembunuh utama anak-anak di Indonesia. Sebetulnya, sudah dipikirkan jalan keluar, misalnya dengan memulangkan salah seorang dari si kembar -- sementara yang seorang lagi tetap di RSCM. Nanti, jika sudah dianggap aman, barulah yang kedua menyusul. Tapi itu pun suiit dilakukan, mengingat keterbatasan dana Tularji dan Hartini. Pristian Yuliana dan Pristian Yuliani lahir di RSU Tanjungpinang, Riau, 30 Juli 1987. Sebulan kemudian, keduanya dibawa ke ~Jakarta, untuk dioperasi. Dan operasi terlaksana berkat bantuan -- moril dan materiil -- tim dokter RSCM, beserta banyak dermawan. Operasi yang sukses itu akhirnya mengundang perhatian dan pujian dari dalam dan luar negeri. Tim dokter gembira. Juga orangtua si kembar. Berbagai pihak memberi selamat, banyak pula yang memberi angin segar untuk menyumbang bagi perawatan sesudah operasi. Tapi angin segar itu tidak semilir, rupanya. Berbeda dengan kedua Adi, yang dijamin sampai pendidikan tinggi, Yuliana-Yuliani tidak seberuntung itu. "Sumbangan spontan dari masyarakat Medan dan Kisaran itu hebat sekali. Saya terus terang kagum, mereka benar-benar mau membantu, tidak cuma ngomong," kata Padmo. Sebaliknya, dokter itu sedih melihat masyarakat Jakarta yang kurang semangat gotong-royongnya. "Padahal, di Jakarta 'kan lebih banyak orang yang hidup makmur," katanya lagi. Sejauh yang bisa disimak TEMPO, sebetulnya banyak pihak yang ingin membantu Yuliana-Yuliani. Hanya saja, belum ada pengaturan yang baik, hingga memudahkan koordinasi bagi para dermawan yang berniat suci membantu mereka. S.B.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus